Kemudian, cerita kembali ke Miss Jepang.
Dengan hati-hati aku melihat raut wajah angker Miss Jepang dan hatiku bergejolak. Sebuah hasrat tiba-tiba muncul. Rasanya ingin memperkenalkan diriku padanya saat itu juga, namun timing-nya belum tepat. Tidak peduli seberapa tebal mukaku dan setinggi apa rasa percaya diriku, aku tidak mungkin sesembrono itu untuk mengajak berkenalan cewek yang menarik bagiku. Bila aku tiba-tiba duduk di sampingnya dan memperkenalkan diriku padanya di situasi dan kondisi yang ramai seperti ini, rasanya tidak sopan. Jadi, kupikir lebih baik menundanya dulu daripada aku salah langkah dan membuat Miss Jepang ilfil padaku.
Huft… aku menarik napas dalam-dalam, mencoba meringankan beban di hati. Kemudian aku memperhatikan sekeliling dan semua bangku nyaris dipenuhi peserta sailing. Ternyata ada enam garangan muda dan tiga garangan tua—kapten kapal, ABK kapal, dan pria dewasa berstatus turis asing yang duduk bersama seorang wanita seusianya.
Aku menatap lima pesaing utamaku: empat pria sekawan berstatus wisatawan lokal dan satu ABK kapal yang seumuran denganku. Sedangkan satu pria dewasa berstatus turis asing itu tidak masuk hitungan karena dia bersama seorang wanita yang kemungkinan besar adalah pacarnya. Untung saja Bos Muda dan para cecunguknya tidak ikut trip ini, bisa-bisa peta persaingan 'berburu gebetan' ini terlihat semakin rumit.
Tanpa bisa mengerti keadaanya sekarang, aku memandang Miss Vietnam dan Miss Jepang secara bergantian. Sialnya, semua cowok juga bergantian mencuri-curi pandang ke arah 'bunga petualangan' itu. Seolah beberapa sensor di mata mereka bekerja secara 'stereo'—lirik kanan-lirik kiri. Wajah mereka juga terlihat bersemu merah saat pandangannya tak sengaja bertemu dengan pandangan kedua cewek itu. Sejak kapal lepas landas dari dermaga, aku sudah merasakan tatapan mesum mereka. Aku juga merasa beberapa dari mereka berencana berkenalan dengan kedua cewek yang menjadi bunga petualangan ini.
Apa mereka jatuh hati pada pandangan pertama dengan Miss Vietnam dan Miss Jepang sampai wajah mereka bersemu malu-malu seperti itu? Entah kenapa aku merasakan firasat buruk.
Yang namanya 'garangan' memang tidak bisa berpaling dari cewek cantik. Padahal sudah menjadi fakta bahwa cewek secantik Miss Vietnam dan Miss Jepang sama sekali tidak akan melirik lelaki seperti para pesaingku itu. Entah kenapa para pesaingku itu tidak bisa menyadari kenyataan ini. Karena itu, aku menghakimi mereka yang terpekik-pekik mengagumi kecantikan Miss Vietnam dan Miss Jepang. Mereka tidak tahu apa itu kecantikan yang menguar dari hati.
Kapal terus melaju walaupun ombak lumayan besar dan mengombang-ambingkan semua yang berusaha menerobosnya. Tak peduli jika harus melibatkan serangkaian manuver yang kadang-kadang membuat perut melilit. Meskipun demikian, ketika kapal kami berusaha menerjang ombak yang beriak-riak itu, sulit rasanya untuk merasa takut. Bersandar pada bangku kulit, orang-orang mulai mengantuk, kepala mereka teranyun-anyun mengenai terpal yang menutupi sisi kapal. Salah satu ABK tampaknya sedang bermain game di smartphone-nya, sementara aku masih mencuri-curi pandang ke arah Miss Vietnam dan Miss Jepang.
Sepanjang perjalanan, mata kami dimanjakan oleh keindahan alam lewat bentangan pulau di perairan Flores ini. Seingatku ada Pulau Kelor, Pulau Kanawa, Pulau Mesa, Pulau Sebayur, dan masih banyak lagi.
Aku bersedekap dan menatap pulau-pulau itu seolah tengah membayangkan lokasi tempur.
Semakin lama, semakin banyak kapal-kapal yang terlihat membawa wisatawan berlayar menuju Taman Nasional Pulau Komodo. Kapal-kapal itu seakan-akan saling berlomba untuk menjadi yang tercepat sampai di destinasi pertama: Pulau Padar. Jaraknya sekitar 30 km dari Labuan Bajo, sebuah kampung nelayan di ujung barat Flores.
Beberapa kapal phinisi yang mencoba menyalip kapal kami sempat memprovokasi dengan memainkan musik rock lembut bertema petualangan dari sound system yang ada di dalam ruangannya. Suasana heboh di sana sampai terasa ke kabin kapal kami. Saat itu juga, tiba-tiba aku mendapatkan sebuah ide.
Dalam rangka persaingan "siapa yang lebih dulu disadari gebetannya bertingkah norak dan membuat gebetannya ilfil, dia yang lebih dulu keluar dari persaingan ini". Jadi aku memutuskan untuk mendukung para pesaingku; membantu mereka berkenalan dengan gebetannya atau bahkan membantu mereka menjadi pacarnya.
Sejujurnya aku hanya ingin terlihat seperti tokoh utama pria dalam petualangan ini. Oleh sebab itu, aku harus menjadi pusat perhatian. Demi kesuksesan misi, aku membutuhkan pemeran pembantu yang bisa menonjolkan aura seorang super star. Artinya, aku harus berkenalan dengan 'para garangan' ini dan menunjukkan itikad baik.
Awalnya aku merasa bersalah karena kurang luwes bergaul. Kemudian, setelah berhasil menenangkan hati, pikiran, dan menemukan kepercayaan diriku lagi, aku duduk di sebelah cowok berbadan gempal dan berkumis tipis dari Jakarta yang bernama Aldi. Aku tidak yakin bagaimana harus menilai cowok itu, tetapi tampangnya lebih mirip gembong narkoba berwajah cute ketimbang pekerja kantoran. Bayangkan saja, dia mengenakan kemeja putih dengan kancing terbuka sebatas dada dan kalung emas yang melingkari lehernya. Aldi pun bercerita pergi ke Labuhan Bajo bersama tiga rekan kerjanya; Adrian dari Jogja, Denis dari Semarang, dan Gilang dari Bandung. Mereka baru saja menyelesaikan proyek pengadaan komputer di sebuah pusat perbelanjaan yang baru dibangun di kota Labuhan Bajo. Ini adalah hari terakhir mereka di Pulau Flores. Dan sekarang mereka berempat duduk sejajar di bangku yang panjang dengan Aldi berada di sampingku.
Setelah basa-basi singkat itu, aku bertanya dengan nada tajam tapi tidak keras supaya cewek-cewek di depan kami tidak dapat mendengarnya, sambil mengedikkan dagu ke arah Miss Vietnam. "Ngomong-ngomong, Aldi, kau tertarik dengan cewek itu? Barusan kuperhatikan kau mencuri-curi pandang padanya."
Gesturku yang tidak sopan ini ternyata disadari oleh Miss Vietnam saat Aldi hendak menjawab pertanyaanku, seakan cewek cantik itu memiliki mata ketiga di keningnya. Untungnya Aldi yang bertemu pandang dengan Miss Vietnam langsung merespons dengan menebar senyum kepada cewek itu. Hanya saja, senyuman yang Aldi lontarkan terkesan sarkatis dan iseng yang membuat Miss Vietnam menghiraukannya. Detik itu juga Aldi langsung membeku.
"Dia ingin berkenalan tapi malu, Bro." Cowok kurus bermuka ceria di sebelah Aldi tiba-tiba menyela, dia tersenyum bersahabat padaku.