Pada saat kami kembali ke kemah, bayang-bayang senja telah berganti menjadi kilauan temaram malam yang cerah. Yukiko bersama ABK kapal dan Kapten terlihat berjalan dari sebelah timur pantai sambil membawa cukup banyak ikan parrot, kerapu, dan kakap. Sesampainya di depan kapal, Kapten menyuruh beberapa orang membersihkan dan membuang isi perut ikan-ikan itu. Sementara yang lainnya menyiapkan rak panggang sederhana dan membuat beberapa perapian. Quỳnh Trang Vinh bergabung bersama Nguyen Lien Lie dan Lily yang sedang berkreasi membuat rak panggang dari ranting-ranting kecil. Sedangkan aku membantu para lelaki menyalakan api dengan fire stater.
Begitu perapian dan rak panggang sederhana itu siap digunakan, aku dan Natalia duduk berdua sambil membakar ikan kerapu di perapian paling timur.
"Oh iya, Natalie."
"Apa?"
"Kau pernah dengar kisah petualangan bernuansa cinta segitiga yang berbeda negara?"
"Belum."
"Ada seorang pria dewasa muda yang gemar berpetualang. Dia berasal dari negara X. Sebut saja namanya Mr. X. Suatu hari dia pergi ke Madagaskar sendirian. Di tengah perjalanan laut dengan kapal yang besar seperti Titanic, pria itu bertemu wanita super cantik dari negara Y dan wanita super dingin dari negara Z." Awalnya aku tidak ingin bercerita tapi begitu melihat Natalia yang bersahabat, cerita itu mengalir. Aku pun berkisah seolah yang kuceritakan adalah novel atau film yang pernah kubaca.
"Lalu?"
"Mr. X awalnya jatuh cinta pada Miss Y, tapi kemudian hatinya berpaling begitu melihat pesona Miss Z. Sesampainya di Madagaskar, Mr. X berniat meluluhkan hati Miss Z, tapi dicuekin mulu. Kemudian, sewaktu mereka menyusuri hutan, tiba-tiba ada seekor zebra yang hendak menyerang Miss Y, tapi untungnya Mr. X berhasil menyelamatkan nyawanya. Mereka berdua jadi dekat, deh." Aku melanjutkan ceritaku dengan penuh gairah sampai Natalia mengalihkan fokusnya dari perapian untuk menatapku.
"Jadi kau dan cewek Vietnam itu sudah jadian?" Tatapan Natalia sangat menyeramkan. Aku sadar tidak akan sanggup membalas tatapan Natalia, jadi aku memilih untuk menghindari tatapan itu dan memandang langit hitam.
"Ini cerita novel yang sudah difilmkan. Genre petualangan yang bernuansa cinta dan komedi romantis. Pokoknya seru abis!" jelasku berapi-api.
"Oh, kukira kisah cintamu." Natalia berkata dengan muram sambil memandang Quỳnh Trang Vinh dan Yukiko yang berada di perapian sebelah bersama Nguyen Lien Lie dan Lily. Mereka berempat duduk membentuk sudut persegi dan tengah mengobrol sambil membakar ikan. Hanya saja, Yukiko terlihat tidak bersemangat di tengah-tengah obrolan itu. Ia seperti seekor serigala yang hanya asal kumpul dan menjadi pendengar yang baik, tidak mau menjalin hubungan dekat dengan siapa pun. Aku mungkin satu-satunya orang di sini yang pernah mengobrol layaknya teman dekat dengannya. Terpikir akan hal itu membuatku merasa senang, aku adalah laki-laki yang berada di garda terdepan untuk mendapatkan hatinya, hehehe.
"Ya nggak mungkin, lah." Aku membantah tuduhan Natalia dengan nada tinggi. "Tapi begitu tim petualangan mereka tersesat di hutan, kisah cinta mereka bertiga semakin rumit," lanjutku.
"Kok, bisa?"
"Begini cerita detailnya. Waktu Sang Pemimpin Petualangan itu menyuruh Mr. X dan Miss Z berburu hewan di hutan untuk bertahan hidup, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka. Mr. X merasa Miss Z memendam perasaan padanya, tapi gadis itu tidak berani mengungkapkannya. Mr. X pun juga bingung karena setiap kali dia mencoba mendekati Miss Z, sikap gadis itu sering acuh tak acuh. Menurutmu, apa yang seharusnya dilakukan Mr. X?"
"Lho, kok malah bertanya padaku? Bukankah kau sudah menonton film itu sampai selesai?"
"Nah, itu dia masalahnya. Waktu itu mati listrik, jadi ceritanya menggantung. Sampai sekarang aku belum tahu endingnya." Aku mengerti bahwa Natalia sebenarnya tahu kalau sikapku tidaklah sesantai yang sedang pura-pura kuperlihatkan.
"Tunggu dulu." Cewek Jerman itu memandangku penuh tanya.
"Kenapa?"
"Bukankah tadi kau bilang pernah membaca novelnya?"
"Ah, iya." Aku merasa harus mengatakan yang sejujurnya tentang apa yang sebenarnya terjadi antara aku, Quỳnh Trang Vinh, dan Yukiko pada Natalia. Aku sudah merasa nyaman dengan cewek Jerman ini sebagai sahabat. Selain itu aku sudah tidak mampu berpura-pura. Terpaksa aku membeberkan semuanya.