Miss Travel Beauty

Luca Scofish
Chapter #20

Perjalanan Darat ke Lombok

Hari Jumat Kliwon dalam kalender Jawa, Pelabuhan Pototano, Sumbawa Barat.

Dua hari sejak aku meninggalkan Pulau Flores dan sehari setelah berkemah di Pulau Kenawa, aku kembali ke pelabuhan Pototano dengan wajah yang berseri-seri, lalu naik bus kecil jurusan Mataram, Lombok.

Dengan begitu banyak hal yang sudah kujalani dan jarak yang akan kutempuh, aku tahu besar kemungkinan aku tiba di Lombok dalam keadaan ngos-ngosan dan kelelahan.

Transportasi umum di Pulau Sumbawa sangat buruk. Armada bus yang tua, sirkulasi udara interior bus yang pengap, orang-orang yang membawa hasil bumi ke dalam bus untuk dijual di kota, dan pembicaraan telepon dengan Quỳnh Trang Vinh yang terputus sangat mengecewakanku.

"Hei, posisi kalian di mana, sekarang?" Aku menelepon Quỳnh Trang Vinh ketika bus yang aku tumpangi berada di kapal feri yang tengah berlayar menuju Pelabuhan Kayangan, Lombok.

"Kami sedang makan siang di kota Mataram." Suara Quỳnh Trang Vinh terdengar lembut, penuh kehangatan dan seksi.

"Aku akan sampai di pasar Aikmel sekitar pukul 3 sore. Kau harus naik mini bus atau taksi online menuju pasar Aikmel dari halte. Pokoknya jangan masuk terminal! Sangat berbahaya karena banyak preman dan calo." Aku mengatakannya sambil menggoyang-goyangkan ponselku, berharap mendapatkan sinyal lebih banyak.

"Iya, aku mengerti." Suara Quỳnh Trang Vinh sayup-sayup terdengar seperti penyihir yang sedang mengucapkan mantra.

Aku seperti tersihir oleh suara itu hingga terdiam sesaat. Masih terdengar obrolan santai dari seberang telepon, tapi pikiranku sudah tertuju ke Gunung Rinjani. Aku tidak ingin mengecewakan Quỳnh Trang Vinh dan Nguyen Lien Lie. Aku ingin memberi kesan yang penuh warna bagi petualangan mereka di Indonesia.

Lihat selengkapnya