Miss Travel Beauty

Luca Scofish
Chapter #21

Happy Shopping

Suatu sore di Pasar Aikmel, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Setelah bus yang kutumpagi berhenti di persimpangan depan pasar, kondektur bus langsung membukakan pintu bus dengan ramahnya. Aku melempar pandangan lewat kaca, menatap lalu-lalang masyarakat Lombok yang sedang beraktifitas, lalu turun dengan hati-hati. Di luar, suasananya sangat ramai. Aku memperhatikan sebuah toko peralatan outdoorclue yang diberikan oleh cewek Vietnam itu untuk memudahkanku menemukannya. Benar saja, di teras toko itu Quỳnh Trang Vinh dan Nguyen Lien Lie sedang duduk-duduk santai sambil menyibukkan diri dengan smartphone-nya masing-masing. Aku yakin mereka sudah membeli beberapa perlengkapan pendakian gunung di toko outdoor itu.

Aku yang baru saja turun dari bus—merasa kesal karena tarifnya mahal—langsung melambaikan tangan kepada Quỳnh Trang Vinh dan Nguyen Lien Lie. Tampaknya mereka tidak pangling denganku dan sudah lama menungguku.

Sebenarnya itu merupakan perintahku: harus menungguku dan berbelanja logistik pendakian bersama.

Dengan langkah perlahan, akhirnya aku sampai di hadapan Quỳnh Trang Vinh dan Nguyen Lien Lie. Bagai anak kecil yang melakukan kesalahan, aku berdiri tegak dengan kepala menunduk dan bersiap untuk mengakui kesalahanku.

"Kau terlambat." Quỳnh Trang Vinh langsung menjatuhkan dakwaan padaku.

"Maaf, aku salah. Aku tidak akan mengulanginya lagi." Aku memohon sambil merapatkan kedua telapak tangan dan menggeseknya berulang-ulang seperti adegan dalam anime Jepang.

"Ya sudah tidak apa-apa. Lebih baik sekarang kau temani kami membeli beberapa gear pendakian gunung yang perlu kami bawa," tukasnya lembut.

"Eh, kukira kalian sudah beli sendiri." Aku menggeleng tanda kecewa karena dugaanku tadi salah, tapi malah terkesan meremehkan kemampuan duo gadis Vietnam itu.

"Mana mungkin kami tahu?" Nguyen Lien Lie berkomentar ketus.

"Ya ampun, Miss Lien Lie... kukira kau tahu segalanya." Aku tersenyum menang, merasa diriku sangat dibutuhkan.

"Bukan soal tahu segalanya atau tidak, tapi kami menunggumu untuk membantu kami menawar harga," jelas Nguyen Lien Lie dengan nada tinggi.

"...." Aku langsung terdiam membisu.

Sialan!

Ternyata ini maksud Quỳnh Trang Vinh dan Nguyen Lien Lie menungguku di depan toko outdoor. Agar aku bisa membantu mereka mendapatkan harga terbaik gear pendakian gunung.

Akhirnya, aku menurut dan menemani gadis-gadis Vietnam itu belanja gear pendakian gunung. Kaos tangan, jaket waterproof, celana waterproof, gaiter, topi rimba, trekking pole, headlamp, jas hujan praktis berbahan vinyl, matras alumunium, dan lain sebagainya.

Hari itu aku merasa gembira karena ini pertama kalinya aku menemani cewek luar negeri belanja. Tak cuma itu saja, cewek Vietnam itu juga meminta pendapatku saat memilih jaket gunung.

"Menurutmu, aku harus memakai jaket warna apa agar tampak menarik?" Saat memilah-milah jaket gunung yang tersusun rapi di rak, Quỳnh Trang Vinh menyikut perutku.

"Semuanya sama saja." Aku menjawab sekenanya.

"Aduh, jawaban macam apa itu?" Quỳnh Trang Vinh merasa kesal.

Nguyen Lien Lie yang sedang memilih legging dan celana gunung pun tak bisa menahan tawanya.

"Apa yang ini bagus?" Naluri pemilih Quỳnh Trang Vinh muncul lagi.

"Hmm…." Alisku menyatu.

Quỳnh Trang Vinh mengambilnya dan menuju ruang ganti. Setelah beberapa saat dia kembali. "Kalau yang ini?"

Lihat selengkapnya