Terkadang, rasa kantuk menyerang. Saat aku merasa mengantuk, aku mengangguk-anggukkan kepala sambil berdendang sendiri dengan suara yang cukup keras sampai bisa terdengar tim pendaki lain. Bagiku, mendendangkan irama lagu dengan riang adalah salah satu cara untuk mengusir kantuk dan menghilangkan stres yang datang akibat lelah, sekaligus untuk menjaga suhu tubuhku agar tetap normal.
Pagi itu belum seberapa, bahkan aku bisa lebih parah kalau mendaki seorang diri. Padahal aku sedang tidak berada di bawah pengaruh alkohol, tapi aku bisa berdendang dan bernyanyi asal-asalan. "Hmm… hmm… hmmmmm… hmm...! Nanana… nana…! Lalala… lala…! Ho… ooo… oh… hooo!" Saat kami masih berjalan di area vegetasi. Pokoknya kalau tidak mengeluarkan suara-suara seperti itu, otakku bisa berasap karena kedinginan dan kelelahan. Karena itu, aku bernyanyi untuk masalah itu dan mengalihkan suasana hatiku. Mungkin seorang lelaki dewasa yang berdendang dengan kata-kata dan melodi yang ngawur bisa dibilang sangat aneh. Namun, kalau hal itu dilakukan di gunung sepi pada dini hari, sepertinya bukan masalah. Toh, bukan tindakan yang melanggar hukum.
"Hei, diamlah, kau sangat aneh." Quỳnh Trang Vinh merasa terganggu dengan senandungku, ia mengatakannya sambil tertawa.
"Tidak masalah kau menganggapku aneh, yang penting kau terhibur." Aku memiringkan kepalaku sambil menjulurkan lidah kepada Quỳnh Trang Vinh.
"Hahaha… dasar aneh!" Nguyen Lien Lie juga merasa terhibur.
"Tak kusangka kau bisa tertawa selebar itu." Hatiku bercampur aduk, aku juga merasa lucu.
Selagi suara angin dan nada-nada irama laguku silih berganti saling menghiasi pendakian pagi ini, tim pendaki lain mulai bergerak cepat dan menyusul tim kami. Namun, aku tidak tertarik balapan sampai puncak lebih dulu. Aku hanya ingin menikmati setiap langkah irama pendakianku bersama dua gadis Vietnam itu. Sebuah momen yang sangat bersejarah dalam hidupku. Sayangnya Quỳnh Trang Vinh mulai sadar bahwa aku berjalan terlalu lambat. Kemudian dia mendesakku dengan sedikit tidak sabar.
"Cepat sedikit, Rick."
"Santai saja, Miss Vietnam."