Miss Travel Beauty

Luca Scofish
Chapter #43

Bisikan Setan

Beberapa lama kemudian, kami tiba di pelabuhan Karimunjawa yang sangat sunyi dan minim penerangan itu. Cocok sekali jika ingin berbuat mesum di semak-semak yang dekat dengan ruang tunggu penumpang kapal, sekaligus untuk melestarikan budaya yang sudah menjadi cikal bakal kearifan lokal remaja Indonesia. Hatiku berdesir-desir ingin mempraktekkannya begitu menyadari hal tersebut.

Aku pun mengajak Yukiko berjalan ke ujung pelabuhan. Sulit sekali menebak ekspresi cewek Jepang itu karena terus berubah.

"Benar-benar sepi, Rick! Ada semak-semak lagi! Dan cewek Jepang, Bro! Ayolah! Jangan sampai kau melewatkan kesempatan emas ini! Dimulai dari sentuhan halus ke pundaknya aja, dulu! Buruan sikat!"

Entah datang dari kuburan mana, setan jahat mengatakannya dengan keras sambil memukul-mukul kepalaku dengan martil. Sepertinya garpu setan jahat saat berusaha menggoda sewaktu sailing komodo sudah tumpul. Tak kusangka dia kembali dengan senjata baru.

"Erick Tristan selalu menghormati wanita, tidak pernah melakukan perbuatan tercela!"

Malaikat baik yang selalu berpenampilan baik dan sopan mengatakannya dengan lembut.

"Benar! Aku selalu menghormati wanita, tidak pernah melakukan perbuatan tercela!"

Aku tak henti-hentinya mengingatkan diriku sendiri. Yukiko adalah seorang cewek yang berstatus sebagai turis mancanegara. Jadi jangan sampai di kolom berita utama beberapa hari ke depan terpampang judul besar dengan tulisan, 'Kasus Pelecehan Seksual Terhadap Turis Wanita Jepang Di Karimunjawa—Tersangka seorang travel blogger XXX yang bertemu dengan korban di Pulau Komodo! Lalu, bagaimana mereka bisa jalan berdua di Pulau Karimunjawa? Karena cinta bertepuk sebelah tangan? Ataukah pelecehan seksual yang terjadi secara spontan?

Kemudian, di dalam isi berita disebutkan namaku berkali-kali. Nama baik keluargaku pun bisa tercoreng. Bahkan kota kelahiranku juga terkena imbasnya. Dan yang paling terpukul tentu saja dunia pariwisata Indonesia. Kehidupan zaman sekarang ini sangatlah kompleks dan bersifat universal. Jangan suka mencari masalah bagi diri sendiri.

Akan tetapi, aku akui bahwa pikiran-pikiran kotor semacam itu selalu datang di saat sepi seperti ini. Apalagi aku ingat betul apa kata Pak Ustad, 'Kalau ada laki-laki dan perempuan berduaan di tempat sepi, yang ketiga adalah setan'.

Setan jahat selalu punya seribu satu macam tipu muslihat untuk menyugesti korbannya—hal buruk bisa terlihat baik dan hal baik bisa terlihat buruk. Apalagi udara dingin di sekitar pelabuhan karena embusan angin laut yang sangat kencang berhasil menambah runyam masalah ini. Bagaimana tidak, suara-suara embusan angin laut itu bersatu dengan bisikan-bisikan setan jahat. Mereka seenaknya saja hilir-mudik ke telingaku hingga membuat kepalaku pusing tujuh keliling. Sialnya, walaupun aku terus berusaha menolak bisikan-bisikan setan jahat itu, entah kenapa hatiku dilanda rasa welas asih ingin menyelimutkan scarf rajutku ke leher Yukiko hingga menutupi lengannya yang terbuka.

Ketika melihat lengan Yukiko yang kencang dari belakangnya, aku menarik napas dalam-dalam, tanpa sadar aku menarik scarf rajutku lalu melilitkannya ke leher Yukiko. Aku melakukannya atas dasar rasa kasihan supaya dia tidak kedinginan. Namun, ternyata aku sudah terperangkap jebakan setan jahat.

"Kau mau apa?" Yukiko berdecak, merasa ada yang tidak beres dengan gerakanku yang cukup agresif, barusan. Ia berbalik dan menatapku sinis.

Ya ampun, berniat baik malah dicurigai. Jantungku rasanya mau copot saat menyadari ekspresi Yukiko yang jijik atas tindakan tak senonohku barusan.

"Maaf." Aku berhenti sejenak untuk memperkuat kata-kataku. "Yukiko, aku hanya ingin menghangatkan tubuhmu dengan scarf ini."

"Maksudnya?" Yukiko malah semakin curiga.

"Maksudku—" Aku menggertakkan gigi dan mengulurkan scarf itu lagi, namun kata-kataku seakan terkekang di tenggorokan.

Ayolah, Rick!

"Maksudku udara di sini kan lumayan dingin, jadi kupikir lebih baik kau menggunakan scarf ini supaya tidak masuk angin." Sembari tertunduk lesu, aku menatap scarf yang ada di tanganku. Huh, aku benar-benar ketakutan jika Yukiko menganggapku mesum.

Lihat selengkapnya