Pada tanggal 1 Januari, penerbit XYZ, salah satu penerbit besar tanah air mengadakan lomba menulis bertema petualangan dalam rangka merayakan 100 tahun masa baktinya mencerdaskan bangsa Indonesia. Hadiah utamanya keliling Eropa, sementara hadiah hiburannya berwisata ke Bali. Pengumumannya sudah disampaikan jauh sebelum hari H.
Memikirkan tentang lomba menulis itu membuatku amat bersemangat. Aku terlena membayangkan diriku memenangkan hadiah utamanya. Andai aku bisa keliling Eropa secara gratis pasti akan menjadi pengalaman yang luar biasa dalam hidupku. Saat asyik melamun tiba-tiba aku teringat bahwa sainganku adalah ratusan ribu orang-orang yang menyukai dunia backpacker, travelling, dan pendakian gunung.
Lalu, semangatku yang membara bagaikan kobaran api melahap apa pun di sekitarnya tanpa rasa ampun, kini perlahan menghilang diserang hujan badai.
Sudahlah, lebih baik aku fokus menulis di blog dan membuat konten Youtube saja.
Namun, tetap saja hati kecilku ingin mengikuti lomba itu. Meskipun pada akhirnya tidak juara, setidaknya aku sudah berusaha. Jadi, yang membara dalam diriku adalah semangat untuk bekerja keras dan semangat untuk menyelesaikan novelku. Itu juga termasuk sebuah kemenangan melawan rasa malas.
Suatu malam aku melamun di depan layar komputerku, memperhatikan lembar kerja microsoft word. Tenggat novel yang aku tulis sekarang adalah bulan depan. Namun, entah kenapa tanganku tidak bisa mengerjakannya, bahkan untuk mengetik pun terasa berat. Pagi dan siang itu aku nyaris tidak makan, hanya terus meminum kopi.
Aku mengerti kenapa bisa begitu.
Di sudut belakang meja, pigura tempat aku meletakkan foto-foto kenanganku bersama Quỳnh Trang Vinh, Yukiko, Natalia dan teman-teman sailing komodo yang lain terlihat dari sudut mataku. Wajah Quỳnh Trang Vinh dan Nguyen Lien Lie saat berada di puncak Dewi Anjani tampak bercahaya dan tersenyum cerah. Mereka saling bergandengan tangan, sementara tangan yang lain mengibarkan sebuah bendera kecil Vietnam. Tiba-tiba aku menyadari bahwa pelupuk mataku mulai digenangi air mata, namun tidak ada setetes pun yang keluar.