Ting!
Suara detingan kaca melenting cukup keras. Seorang wanita berambut hitam panjang dengan iris mata berwarna putih metalik yang tak biasa tengah duduk di atas kursi meja bar sambil menikmati segelas minuman untuk melepaskan dahaganya.
Tangannya bergerak, memutar gelas itu tanpa menumpahkan isinya.
Sudut bibirnya ditarik ke atas. Sudah lama sejak terakhir kali dia dan saudaranya bertemu kembali.
"Licht, bagaimana keadaanmu sekarang?"
Pria berambut putih bak sebuah kertas kosong yang tengah duduk di samping wanita itu hanya tersenyum miris. Haruskah saudaranya menanyakan hal seperti itu di saat sekarang?
"Bisa ganti pertanyaannya, kakak?"
Wanita yang dipanggil dengan sebutan kakak itu hanya terkekeh pelan. Jelas sekali Licht masih patah hati walau bertahun-tahun telah berlalu.
"Oh, ayolah Licht sayang. Kita sudah hidup cukup lama hingga seharusnya bis-"
"Aku tidak sepertimu, Kak Eliza," tukasnya dengan suara yang cukup kencang.
Eliza menatap Licht selaku satu-satunya adik laki-laki yang dia punya dari balik kacamata hitam kebiruan yang bertengger di hidungnya.
Walau wajahnya terlihat kaku dan selalu diisi dengan senyuman jahat, wanita itu selalu peduli pada keluarganya melebihi apa pun.
Perlahan dia menghela napas pelan. Berargumen pun percuma. Licht pasti tetap tak bisa melupakan wanita yang telah mengisi kekosongan di hatinya itu. Mencuri separuh dari hati dan jiwanya hingga membuat sosok yang immortal sepertinya bisa bertekuk lutut.
"Kau menyedihkan, Licht."
Licht mendengus pelan. "Kau tak pantas berkata begitu padaku, kakak."
Hanya karena belum pernah merasakan cinta bukan berarti kakaknya bisa dengan mudah meremehkan hal ini. Tidak, mungkin saja ini karena Licht yang sudah termabuk oleh buaian hasrat duniawi bernama cinta itu. Konyol.
Eliza menggelengkan kepalanya pelan. Wanita itu dengan segera menghabiskan minuman yang masih terisa di gelasnya kemudian bergegas pergi.
"Manusia adalah makanan, sayang. Jangan lupakan itu."
Tak perlu berpamit atau apa pun. Eliza merasa hal itu tak perlu memgingat mereka bisa bertemu kapan saja dan dimana saja hingga muak karena umur mereka yang terlampau panjang.
ใโกใ