...
Jam masih menunjukkan pukul setengah lima pagi, pria itu pun masih tertidur pulas di atas kasur besar yang biasa dia pakai. Di atas lantai perempuan berambut ikal panjang kecoklatan tengah terduduk dengan wajah bodohnya, untuk beberapa saat yang lalu tanpa alasan yang jelas dia melompat keluar dari dalam tubuh pria itu.
'Ini tidak mungkin? Kenapa aku bisa di sini?'
Dia hampir menjerit saat antena di atas rambutnya berbunyi kecil, Divisi Roh Atas melakukan kontak padanya langsung.
[Hallo...Hallo... Tes.. Tes... Satu..dua..ehem...anda bisa mendengarku Dewi Keberuntungan level tertinggi?]
"Jelas sekali, beritahu aku apa yang terjadi?"
[Um, jadi begini.. Pssstt... Pssstt. Pppsstt.]
Dewi Keberuntungan itu mengangguk beberapa kali, saat Divisi Roh menjelaskan beberapa hal yang tidak dia ketahui, termasuk beberapa alasan kenapa dia bisa keluar ke dunia manusia seperti ini.
"Tunggu, apa maksudnya?"
[Ya, sayang sekali begitulah ceritanya.]
Dewi Keberuntungan itu tertegun sesaat, matanya beralih pada pria yang tengah tertidur pulas di sana. Dia kenal betul pria ini, namanya Areska Brynt, anak kedua dari dua bersaudara. Dia seorang Direktur muda dengan segudang pesona, dia bahkan masuk dalam dua puluh daftar pria muda tampan dan kaya, serta termasuk dalam tiga puluh orang yang berpengaruh dalam perekonomian dunia, menjadikannya pria yang ditargetkan banyak wanita dari berbagai kalangan sosial yang ada. Jangan tanya dari mana semua keberuntungan itu dia dapatkan, bisa di bilang dari setiap kesuksesan yang pria itu miliki, perempuan di sini memiliki andil besar dalam membantunya.
"Benar-benar, aku menghabiskan dua puluh tujuh tahun hidupku untuk menjadikanmu pria paling beruntung, dan sekarang kau mencoba mengigitku. Jangan katakan aku Dewi Keberuntungan nomor satu jika aku tidak bisa membunuhmu di sini sekarang juga!"
[Anda tidak seriuskan? Ehmmm, maksud saya perlukah saya mengirim beberapa Dewa dari Unit Keselamatan untuk berjaga-jaga?]
Pria dari Divisi Roh berucap pelan, dia takut menyinggung Dewi di sana, mengingat Dewi di sana termasuk dalam jajaran Dewa-Dewi Keberuntungan tingkat tinggi, mengabaikan kondisinya yang sekarang, bagaimanapun juga dia harus sedikit berhati-hati.
"Jika bisa aku sudah membunuhnya dari tadi, tapi lihatlah, dia bahkan tidur seperti seekor babi mati. Apa dia benar-benar manusia yang kunaungi?"
[Tidak ada kesalahan, dia benar-benar Areska Brynt. Satu-satunya masalah sekarang, Anda harus cepat menyelesaikan kutukannya sebelum keadaan bertambah parah.]
Dewi Keberuntungan mengetuk-ngetuk kakinya di atas lantai. Divisi Roh benar, dia harus menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Dia Dewi Keberuntungan level tertinggi, menyelesaikan masalah ini tidak terlalu sulit bukan? Lagian dia bisa menggunakan beberapa trik kotor untuk pria ini, memberi sedikit mantra padanya untuk menuruti apa yang dia katakan. Tentu saja itu di perbolehkan, dia seorang Dewi Keberuntungan tingkat tinggi, memanipulasi pikiran manusia itu lebih mudah daripada merebut permen dari seorang bayi.
"Kau benar."
[Jika anda sudah mengerti maka kami akan pergi, anda bisa bertanya sewaktu-waktu jika ada masalah yang mendesak, atau jika anda membutuhkan- pip]
Dewi Keberuntungan mematikan panggilnya dengan cepat, dia tidak bermaksud untuk berlama-lama dalam kasus ini.
"Tidak perlu, aku akan menyelesaikan ini dengan cepat."
Dewi Keberuntungan itu mengangkat kedua tangannya di udara, cahaya merah muda menyalah terang dari ujung-ujung kukunya. Kekuatan penundukan adalah salah-satu cara yang cepat membuat semuanya menjadi lebih bisa dikendalikan. Baru saja dia hendak memanipulasi pikiran pria di sana, isi perutnya berbunyi kencang, cahaya merah muda dijari-jarinya padam seketika.
"Astaga, tenagaku habis!"
Saat dia menjadi Dewi di atas, dia tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, kenapa tubuh manusia begitu lemah.
"Aku harap dia memiliki banyak makanan untuk dimakan."
Dewi Keberuntungan itu tengah mengobrak-abrik isi di dalam lemari es, mengeluarkan beberapa kotak makanan dan kaleng-kaleng minuman di atas lantai.
"Aku tidak mengerti, bagaimana cara memakan semua ini?"
Dewi Keberuntungan menggigit kaleng minuman di sana dengan susah payah, dia sama sekali tidak mengerti bagaimana manusia memakan benda sekeras ini. Alhasil dia hanya membuka beberapa bungkus snack, membuat remah-remah keripik berjatuhan mengotori lantai. Baru saja Dewi itu mengunyah beberapa potong keripik saat bunyi pip pip kecil membuat ujung antena di rambutnya berkelip. Buru-buru dia mengambil thermometer dari lengan bajunya, melihatnya dengan panik saat angka dalam thermometernya turun drastis.
"Tidak... Tidak... Jangan turun lagi!!!"