Ini hari kedua Nafira masuk sekolah. Akibat sistem zonasi yang dia alami tahun ini, membuatnya tidak bisa memasuki sekolah favorit di kotanya. Untung saja, dia bisa diterima di salah satu sekolah yang katakanlah levelnya berada satu tingkat di bawah favorit. Meski agak sedih dan malas dengan sekolahnya, Nafira masih berusaha tetap semangat 45' untuk berangkat ke sekolah. Toh, dia bisa memulai mencari circle lain bukan? Nafira masih optimis mengandalkan kemampuan sosialisasinya yang bisa dibilang, lumayan.
"Lah, Fir, lo sekolah disini juga?"
Sebuah suara yang familier terdengar saat Nafira sedang berjalan ke kelasnya, X IPA 2. Menengok ke sumber suara, dia menemukan cowok gempal dengan kulit sawo kecoklatan tersenyum sumringah ke arahnya.
"Perasaan gue udah pernah chat di grup SMP deh kalau gue sekolah sini."
Cowok itu terkekeh, lalu tiba-tiba mengibas-ibaskan tangannya agar Nafira mendekat kepadanya. "Gue ada gosip hot buat lo."
Nafira memutar bola matanya malas. Dia hapal dengan kebiasaan cowok satu ini yang suka bikin gosip. Sekelas tiga tahun sama Gema membuat Nafira yang sebenarnya adalah orang paling tidak update berita, menjadi hapal dengan semua gosip yang sedang dibahas oleh cewek-cewek. Hal itu membantunya untuk mendapatkan banyak teman, karena dia berhasil masuk ke semua topik obrolan berkat gosip dari Gema.
"Apaan? Paling juga tuh gosip gak ada faedahnya di hidup gue."
Gema menggelengkan sambil menggoyangkan telunjuknya. "No no no. Gue yakin seribu persen lo bakal kelabakan denger gosip ini. Sini gue bisikin," ujar Gema sambil menarik tangan Nafira agar semakin mendekat.
"Aldo. Suka. Sama. Dara."
Empat kata. Hanya empat kata dan seperti kata Gema, dia kelabakan. "Gue nggak percaya, lo ada bukti nggak?" tantang Nafira.
Sambil tersenyum meremehkan, Gema mengambil ponselnya, lalu menunjukkan sebuah foto yang berhasil membuat Nafira naik darah. Foto Dara dengan Aldo.
Aldo adalah teman Nafira semasa SMP. Mereka berada di kelas yang sama di tahun pertama. Dan tidak menjadi rahasia umum kalau Nafira naksir dengan cowok putih ceking itu. Tapi entah kenapa, Aldo tak pernah menganggap serius perasaannya, karena teman-teman Nafira suka menggoda mereka berdua. Jadi, Aldo menganggap kalau perasaan Nafira itu hanyalah bualan semata.
Sebenarnya, tidak apa-apa Aldo suka sama cewek lain.Nafira bahkan paham kalau perasaannya akan bertepuk sebelah tangan karena ituadalah resiko seorang secret admirer seperti dirinya. Tapi, kalau yang disukai Aldo adalah perempuan seperti Dara, Nafira agak merasa kecewa.
Perkenalkan, Sandara Briliana. Perempuan yang seluruh sekolah tahu bahwa cewek itu playgirl tingkat dewa. Nafira yakin kalau Aldo itu akan menjadi salah satu mainan Dara saja.
"Gosip gue nggak cuma itu," kata Gema, mengalihkan atensinya dari ponsel Gema.
"Apa?" tanya Nafira jutek. Dia sudah sangat sebal karena Gema berhasil menghancurkan paginya seperti ini.
Masih berjalan bersisihan dengan Gema menuju kelas mereka, Gema berbisik, "Dara tapi nggak suka sama Aldo. Dia deketin Aldo karena dia suka sama Asa."
"Lah kok gitu. Emang Asa siapa?"
"Lo nggak kenal Asa?"
Nafira menggeleng. "Bukan anak SMP kita kan?"
"Ya meskipun bukan temen SMP kita, dia terkenal banget Fir, dari SMP Nusa Kencana."
SMP Nusa Kencana. Meskipun itu adalah sekolah swasta, tapi setahu Nafira, orang yang sekolah disana adalah anak-anak yang mendedikasikan hidupnya untuk mengikuti olimpiade. Singkatnya, SMP Nusa Kencana itu sekolahnya orang pinter.
"Terus kenapa kalau dia dari SMP Nusa Kencana?"
"Dia yang selalu menang OSN itu loh Fir, masa lo nggak kenal? Teman sparing futsalnya si Aldo, masa lo nggak tahu?"
Nafira berusaha mengingat, namun sia-sia. Dia tidak mengenal Asa. "Skip aja deh bagian 'gue nggak kenal Asa'. Lanjut, tadi lo bilang si Dara suka sama Asa? Asa kepincut sama Dara?"
Kalaupun Gema menjawab iya, Nafira tidak perlu terkejut. Nafira paham dengan daya tarik Dara. Meskipun terkenal playgirl, sikap dan tutur kata Dara sangat sopan. Dara juga sangat pintar karena sering menjawab pertanyaan guru dengan benar. Istilah playgirl yang dia sandang itu hanya karena dia selalu gonta-ganti pacar setiap tiga bulan. Alasan Dara putus, tidak pernah ada yang tahu. Berarti bisa disimpulkan kalau hubungan antara Dara dan setiap pacarnya itu diselesaikan baik-baik.
"Nah disini hebohnya. Asa itu baik ke semua cewek. Jadi ya si Dara nggak ada hubungan spescial sama Asa."
Nafira hanya bisa mengangguk paham. Akhirnya, dia sampai di kelasnya. Sebelum masuk, Nafira menarik seragam Gema kasar.
"Anjir apaan sih lo?!" omel Gema karena seragamnya sekarang menjadi tidak rapi karena ditarik oleh Nafira.
"Gue kok tiba-tiba kepo sama Asa. Ntar, ajakin gue lihat yang mana anaknya ya?"
***