Sudah seminggu Nafira bersekolah, dan mulai pekan depan kegiatan belajar mengajar akan dimulai. Seperti anak-anak SMA pada umumnya, dia diwajibkan mengikuti salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolahnya. Tessa sudah mengingatkan Nafira bahwa hari ini adalah hari terakhir untuk mengumpulkan formulir pendaftaran eskul.
"Lo ikutan eskul apa, Fir?" tanya Tessa yang masih sibuk membuat handlettering di notebook kecilnya.
Nafira mendesah kasar. "Nggak tahu gue. Gue sebenarnya males ikut-ikutan kegiatan begini."
"Emang dulu pas SMP lo ikut eskul apa?"
"Voli." ujar Nafira. "Tapi masa gue ikut eskul itu lagi?"
"Ya gapapa kali ikut voli lagi, siapa tahu di SMA lo bisa ngewakili sekolah kita buat ikut lomba-lomba kan?"
Tessa lalu mengambil kertas formulir yang ada di meja Nafira yang sedari tadi hanya ditatap dengan pandangan kosong. "Gue isiin ya."
"Terserah lah. Palingan juga latihannya ya gitu-gitu doang," ujar Nafira.
***
Sepulang sekolah, Nafira terpaksa membatalkan rencananya untuk pergi ke rumah Tessa karena dia harus berkumpul di aula untuk pengarahan eskul voli. Tiba-tiba saja dia diundang ke dalam grup whatsapp setelah Tessa mengumpulkan lembar formulir eskulnya ke ketua kelas.
Nafira celingukan mencari siapa yang mungkin dia kenal di klub voli ini, namun nihil. Sepertinya dari kelasnya tidak ada satupun yang mengikuti klub voli. Tiba-tiba dia ingat kalau Aldo suka voli. Mungkin saja kan, dia juga mengikuti eskul ini.
Dengan semangat dia memandang satu persatu orang di dalam aula, hingga tepukan halus mendarat di pundaknya.
"Eskul voli juga kan?" tanya cowok itu. Nafira masih mengerjap-kejap kan matanya tak percaya. Kenapa... cowok ini ada disini?
Kenapa.. seorang Angkasa Mahameru ada disini?!
"I-iyaa.. Lo juga?" tanya Nafira sok akrab. Dengan susah payah dia menormalkan detak jantungnya karena terkejut. Dia pikir si Asa-Asa ini adalah seorang kutu buku yang nggak akan ikut ekstrakulikuler seperti voli.
"Iya. Kenalin.." dia menjulurkan tangannya ke arah Nafira. "Asa."
Nafira menyambut uluran tangan Asa. "Nafira."
Mereka lalu melepas genggaman tangan itu setelah Nafira menyebutkan namanya. Asa sepertinya tampak kebingungan karena dia berulang kali mengedarkan pandangannya ke kerumunan yang sedang berbincang di dekat keranjang bola.
"Nyari temen lo?" ujar Nafira.
Mereka berdua masih berdiri di tempat masing-masing. Asa lalu tersenyum ke arahnya ramah. "Iya.. kayaknya cuma gue deh dari kelas gue yang ikut voli. Sisanya anak IPS semua."
"Gue juga. Pas apes banget sih ini namanya," ujar Nafira kelepasan.
Asa mengeryit tak paham. "Apes gimana?"
Nafira mendesah pelan. "Gue sebenarnya males ikutan eskul, tapi kan wajib, yaudah asal isi aja voli soalnya dulu pernah ikut voli. Eh ternyata isinya anak IPS semua dan gak ada yang gue kenal."
"Tapi sekarang kan ada yang lo kenal."
"Siapa?"