Mission Complete

deru senja
Chapter #8

Chapter 8

Berita terkini, pemirsa sebuah robot mutakhir ciptaan perusahaan Kafian corp dinyatakan hilang kontak sejak pagi tadi. Pihak kepolisian terus dikerahkan untuk mencari robot yang rencananya akan diluncurkan besok di depan istana presiden untuk disahkan oleh negara. Hingga saat ini belum ada informasi mengenai kehilangan robot itu bahkan pihak perusahaan juga belum memberikan keterangan lebih lanjut.

Profesor Agatha sedang duduk di ruang kerjanya sambil mendengar berita pagi ini dengan wajah yang terkejut tapi juga senang. Ia duduk di kursi kerjanya dan menyandarkan bahu, berita itu menjadi kejutan baginya siang ini. Ia tak mengira itu akan terjadi.

"Wah, belum disetel robotnya jalan sendiri? Woah." ujarnya takjub bahkan ia melebarkan bahu nya.

Ia menggantikan siaran dan rata-rata berita mengenai robot AX-5 yang dinyatakan hilang. Profesor Agatha semakin bahagia bahkan tertawa seraya menepuk tangan.

"Wah, kejutan yang luar biasa."

Brak!

"PAPA!"

Kesenangan profesor Agatha hanya saja, gebrakan pintu dan teriakan John membuat dirinya tersentak kaget, hampir saja sang profesor terjungkal ke belakang. Profesor bangun dan menatap John. Kedua aura orang marah saling beradu di sana, ketajaman mata dan kebencian keduanya sama-sama adu kehebatan dan tak ada yang mau mengalah.

"Kenapa kamu bentak Papa?!"

"Ini kerjaan papa, kan? Cukup deh, Pa. Harus berapa kali lagi aku bilang? Tinggalin teman John. Jangan ganggu mereka lagi!" Ucap John menggebu-gebu.

"Apa maksud kamu?"

"Papa ngga bisa nyangkal lagi, semua ini kerjaan ya papa kan?!"

"John!"

"Papa kan dalang dibalik hilangnya robot AX-5? Pa! Apa nggak cukup bapak bunuh mamanya Alex? Sebenarnya apa yang kau inginkan dari mereka? Jangan buat saya nyesal jadi darah daging anda!"

Sudah, contoh mengeluarkan semua unik unik yang selama ini ia simpan. Nafasnya menderu, bahunya naik turun, John tampak jengkel setengah mati. Tempo hari ia dan Papanya bertengkar hebat setelah terkuak kenyataan mengenai masa lalu Papanya. Papa dan Mama Alex yang terlibat kisah cinta yang rumit dan misi pembalasan dendam. Sejak saat itu juga kemarahan John terus meluap-luap, sedari dulu ia selalu mengalah jika dimarahi oleh Papanya.

Di mata profesor Agatha, kini putarannya sudah dewasa. Di depannya bukan lagi John yang selalu mengalah, bukan lagi John yang masih kekanak-kanakan. Kini ia menjadi John yang kuat dan mulai menikmati emosinya yang sempat tertahan. Pernah terbersit dalam hati profesor Agatha untuk menjadikan jhon orang hebat dan tak terkalahkan kedepannya, tidak seperti dirinya yang sering kalah dan dendam.

"John, bukan Papa pelakunya!"

"Udah enggak usah ngelak, Pa! Siapa lagi yang terobsesi dengan hancuran paman Kafian selain Papa?!"

"Apa alasan kamu bisa menuju Papa seperti itu? Apakah kamu ada bukti mengenai AX-5 yang berkenaan dengan Papa? Nak, Papa memang kejam, tapi papa nggak akan mengotori tangan sendiri untuk balas dendam itu!"

"Jadi maksud Papa, ada orang lain gitu yang menjadi benang merah?"

"Papa nggak bilang gitu!"

"Terus apa? Beneran Papa pelakunya berarti, kan?"

"Udah berapa kali Papa bilang, bukan Papa pelakunya!"

"Pa, John bingung!"

"Percaya sama Papa!"

"Nggak bisa, Pa!"

"Kenapa nggak bisa? Kamu ini darah daging Papa, apa susahnya percaya sama Papa sendiri?!"

"Semua bukti mengarah ke Papa!"

"Bukti apa? Tunjukin mana buktinya?"

"Pistol AU-47, pistol militer milik Australia ditemukan tertanam dekat deteksi terakhir AX-5!" John mengatur pernafasan, ia memalingkan wajahnya dari sang Papa.

"Pistol itu milik Papa, kan?" Suara melemah, nyaris berbisik.

Deg!

Jantung profesor Agatha berhenti beberapa saat, keringat dingin keluar dari pelipisnya, wajah keterkejutan itu sudah cukup menjadi jawaban bagi John.

"Dari mana kamu dapat benda itu?" Tanya profesor Agatha.

John mendecih.

Lihat selengkapnya