Untuk menjelaskan mengenai dunia ini, pertama-tama, Legend of the South Sea merupakan sebuah permainan novel visual yang terinspirasi dari legenda Jawa Kuno mengenai sang penguasa Laut Selatan.
Dengan kategori otome game, game ini bukan menyajikan sisi mistis dari sang Ratu, melainkan sebuah kisah cinta. Ya, novel visual yang satu ini merupakan novel romantis yang dipenuhi cowok-cowok ganteng yang akan jatuh cinta padamu setengah mampus ketika poin kedekatan hubungan pemain dengan karakter sudah penuh dan kalian tinggal pilih mau berakhir dengan yang mana. Memiliki dialog-dialog yang bikin baper, desain karakter pria ala-ala Oppa Korea, dan latar visual serta musik yang memanjakan mata dan telinga, singkat kata game otome ini menjadi sangat digandrungi oleh banyak perempuan setahun belakangan.
Novel visual ini memiliki tokoh utama bernama Dewi Kadita, seorang putri dari suatu kerajaan yang dibuang oleh keluarganya karena konflik perebutan takhta dengan ibu tirinya. Karena mendapat teluh dari ibu tirinya, Kadita menderita penyakit kulit yang dianggap masyarakat pada zaman itu sebagai hukuman dari langit. Kadita hidup dalam pelarian hingga suatu hari ia mendengar suara dari Laut Selatan yang memanggilnya masuk.
Singkat cerita, karena kebaikan sang penguasa Laut Selatan, Kadita berhasil sembuh dan memutuskan untuk tetap tinggal di kerajaan tersebut. Dan selama masa pengabdiannya pada sang Ratu, Kadita mendapat dua buah ramalan dari seorang Tetua. Pertama, ia akan segera menemukan seseorang yang ditakdirkan untuknya. Yang kedua, tragedi akan terjadi apabila ia tidak berhati-hati dalam menggunakan kekuatan yang diberikan padanya.
Memang benar, keduanya terjadi. Suatu hari Kadita bertemu dengan Abiseka, seorang pangeran dari kerajaan manusia di dekat Laut Selatan. Ia jatuh hati dan berjanji akan membantu Abiseka memenangkan peperangan. Namun, siapa sangka setelah memenangkan peperangan tersebut Abiseka mengkhianati Kadita dan memutuskan menikah dengan putri dari kerajaan lawan perang.
Kadita yang patah hati dan kecewa pun mengamuk dan menghancurkan kedua kerajaan tersebut. Banyak korban berjatuhan. Akibat perbuatannya, Kadita terkurung di Laut Selatan. Ratusan tahun berlalu hingga peradaban manusia menjadi semakin modern. Namun, inilah yang menjadi kisah permulaan Kadita dalam novel visual.
Rara mengingat bahwa titik pertama cerita yang membawa perubahan keempat dalam hidup Kadita terjadi ketika kejadian badai yang menyerupai kejadian sekitar 500 tahun lalu terjadi. Badai yang terjadi karena salah seorang tokoh yang menjadi love interest Kadita, mengingatkannya pada pertemuan pertamanya dengan Abiseka.
Apakah plot ini sudah terjadi?
“Oi, Sistem! Gue tahu lu udah ga mau jawab gue. Tapi setidaknya kasih tahu gue, sekarang sedang ada di titik cerita mana dan apa identitas gue di sini. Nggak mungkin kan gue jadi orang entah berantah tanpa koneksi dengan tokoh mana pun.”
Tanpa mengatakan apa pun, Sistem yang bertanggung jawab atas dunia tersebut mengirimkan sebuah data dalam bentuk pesan singkat ke dalam ponselnya. Rara bahkan baru mengetahui bahwa ia membawa ponsel dalam saku.
Nama Karakter: Putri Candra Kirana
Usia: 20 Tahun
Peran: Anggota Organisasi Save Sea
Rara menyisir pesan masuk mengenai karakternya. Biodata karakter ini masih mirip dengan identitas aslinya. Organisasi Save Sea? Rara sepertinya mengingat nama itu. Itu adalah nama organisasi non-profit untuk pelestarian kehidupan laut yang dikelola oleh Badar, salah satu love interest Kadita. Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai organisasi ini. Menurut Rara alasan satu-satunya Badar memiliki latar belakang ini hanya karena penulis butuh Badar punya kaitan dengan Laut Selatan karena cuma Badar satu-satunya manusia sedangkan dua love interest lainnya merupakan kaum lelembut/mantan manusia yang sudah berada di dekat Kadita sejak awal cerita. Ini merupakan salah satu poin minus dari cerita ini bagi Rara. Latar belakang Badar terlalu tempelan dan fokus cerita terlalu terpusat pada Kadita dan patah hatinya.
Kayak dunia bakalan berhenti bergerak dan runtuh saja hanya karena patah hati.
Menurut Rara, sikap Kadita sangatlah berlebihan. Hanya karena sebuah pengkhianatan ia menghancurkan dua kerajaan. Baginya, Kadita sangat egois dan bodoh.
Padahal kan kalau mau balas dendam, bunuh aja sih Abiseka sama putri itu. Ngapain juga bunuh orang yang ga bersalah. Eh tapi kalau begitu cerita selesai dan ga ada kelanjutannya ya. Hmmm...
Alasan di balik organisasi ini tidaklah terlalu penting. Yang terpenting adalah bagaimana cara Rara agar bisa mengaitkan dirinya dengan salah satu karakter utama dan menjadi sosok terdekat Kadita. Bagaimana pun, kalau mau memperbaiki plot cerita dan menyelesaikan misi, Rara harus melakukannya dari Kadita.
Dari informasi pesan yang ia dapatkan, saat ini plot cerita baru mulai bergulir dari sebelum pertemuan Kadita dan Badar. Yang ia harus lakukan saat ini adalah mencari cara untuk bisa bertemu dengan Kadita. Memikirkan hal ini membuatnya sedikit frustrasi. Bagaimana bisa seorang manusia biasa meminta bertemu dengan seorang makhluk dari dunia lain. Bahkan dalam cerita aslinya pun orang-orang mengatakan bahwa tidak sembarang orang bisa memohon untuk bertemu dengan sang Ratu.