Dingin dan gelap, itulah yang kini Aurel rasakan. Dia tak tau tempat asing apa ini. Bahkan cahaya pun tak ada. Namun, matanya masih dapat melihat jelas apa yang kini dihadapannya.
Sesosok yang parasnya hampir mirip manusia dengan kemeja putih rapi serta sayap putih bersih yang indah, dikelilingi kupu-kupu cantik berterbangan mengikutinya, seakan dia bunga dengan penuh madu yang cocok untuk dihinggapi.
"Seharusnya kamu mati." ucap lelaki tersebut dengan dingin.
Aurel hanya terdiam, masih memproses apa yang diucapkan lelaki asing didepannya itu.
"Sayangnya kau masih diberi kesempatan, padahal manusia biasa sepertimu tak berhak mendapatkan kesempatan emas tersebut."lanjutnya,seakan dia tau apa yang dipikirkan Aurel.