Sesampainya di rumah sakit, Alin segera memasuki rumah sakit menuju ruang yang sangat ia hafal diluar kepalanya. Tentu dengan Aurel yang tangannya ia genggam erat takut dia akan kabur. Setelah adegan bujuk-membujuk, dengan terpaksa aurel mengiyakan ajakan alin. Walaupun dalam hatinya cemas, trauma menginjakkan kakinya setelah kejadian kemarin.
Membuka pintu ruangan tersebut, disambut oleh wajah Tito, kekasih Aurel, yang lesu tak ada semangat hidup. Memfokuskan pandangannya ke orang disebelah alin yang menundukkan kepalanya.
"Siapa dia?" mengangkat satu alisnya dan menunjuk orang disebelah alin.
"masa kau tak tau, dia Au- akhh" Aurel mencubit pinggang alin, menatap tajam mata alin seolah memberi sinyal 'jangan memberitaukan tentang ku, ini rahasia kita berdua.'
"Au? Au siapa?"
"A-ah maksudku Aulen, iya Aulen, dia temanku. Katanya dia cukup dekat dengan Aurel."ucap alin setelah mengerti keadaan.
"ooh, nama yang aneh." gumam tito dikalimat terakhir.