Vengeance

vanilla lava
Chapter #2

2. Pelarian

Seluruh anggota keluarga Lee sudah berkumpul dimeja makan, mereka akan makan malam bersama. Ini adalah momen yang sangat langka, karena biasa hanya ada Ivy dan Maya, karena Liam, Ethan, dan Samuel sangat sibuk.

Ivy duduk diantara Samuel dan Ethan, Samuel duduk disamping kirinya, sedangkan Ethan duduk disamping kanannya.

Maya duduk berhadapan dengan Ivy, Liam duduk di ujung kanan.

"Bukankah ini momen yang langka?" Samuel tersenyum lebar," Iya" Ivy membalasnya dengan senyumannya.

Ethan menghela nafas kasar "Kalau begitu kita semua harus sering pulang saat waktu makan malam" Mata Ivy berkilauan

"Benarkah, apa kakak bisa melakukan itu?" Ivy membalik badan ke Ethan, Ethan mengangguk.

"Baiklah kalau begitu ayah juga berusaha pulang lebih awal"

"Jangan lupakan kakakmu yang satu ini!"

"Hehe..."

Makan malam mereka diisi dengan kehangatan keluarga, canda, dan tawa membuatnya lebih hangat. Walaupun Ethan terlihat seperti orang yang dingin, ia bisa sesekali tertawa lepas didepan keluarganya.

"Ayah! Besok kita berangkat jam berapa?"

"Sekitar jam 9 pagi, besok Ivy harus bangun dari pagi ya!" Perintah Liam.

Ivy memiliki gangguan tidur, ia selalu tidur larut membuatnya bangun disiang hari. Tentu saja itu membuat Ivy sangat khawaitr dengan hal itu.

***

Setelah makan malam selesai mereka semua kembali kekamar mereka, mereka sibuk dengan dunia masing-masing, seakan-akan hanya ada diri mereka sendiri.

Liam sibuk dengan pekerjaannya, Ethan mengurung dirinya, Samuel mengerjakan tugas kuliahnya, Maya berbincang dengan temannya di telfon, sedangkan Ivy, dia hanya duduk didepan meja belajarnya, dia memikirkan sesuatu.

"Hmm..." Pandangan Ivy tidak teralihkan. Sebuah kertas putih polos dan pulpen berwarna hitam berada diatas meja.

Ivy menghela nafas kasar." Apa yang harus aku bawa?" Batin Ivy.

Ivy bingung apa saja yang harus ia bawa, Ivy menghabiskan beberapa jam hingga larut hanya untuk memikirkan hal itu.

Ivy tertidur diatas kursinya, kertasnya masih kosong tidak ada satu titikpun diatas kertas itu.

***

Malam hari telah berlalu jam didinding yang terpajang didalam kamar dengan warna merah muda itu, menunjukan pukul 07.45 pagi.

Ivy yang masih tertidur terlelap, padahal posisi tidurnya tidak nyaman, apalagi diatas kursi bagaimana ia masih tidur dengan nyenyak.

Beberapa saat kemudian Ivy terbangun, ia mengusap kedua matanya dengan kedua tangannya. Ia menoleh kearah jam dindingnya itu.

Ivy terkejut seketika itu Ivy tersadar penuh, ia langsung menyiapkan baju, ia mengambil lalu memasukan bajunya kekoper dengan asal.

*Braakk bruukk

Barang barang mulai berantakan, baju yang ia tidak masukan kedalam koper berserakan dilantai dan diatas kasur.

"Akh! Kenapa aku bisa kesiangan?!" Ivy menarik narik rambutnya, tidak peduli sesakit apa rasanya.

*Ceklek

Seorang maid dengan seragamnya itu masuk kedalam kamar Ivy tanpa mengetuk pintu kamar.

" Maaf saya lancang nona Ivy, kakak dan orang tua anda sudah menunggu dibawah lebih dari 1 jam yang lalu".Berry adalah nama maid itu, ia sudah bekerja untuk keluarga Lee lebih dari 10 tahun.

Pandangan Ivy teralihkan dengan masuknya Berry " Baiklah, Bibi tolong bantu aku merapikan ini semua". Ivy menunjuk baju menggunakan jari telunjuknya. Ivy tidak akan ikut merapikan baju bajunya melainkan Berry seorang diri yang merapikan nya.

" Baiklah".

Berry sudah tahu dengan sifat orang orang yang ada dikeluarga itu.

"Bibi Berry dimana pakian berenang ku?" Terpikir dibenak Ivy.

"Ada dikamar ganti lantai dasar" Berry selesai melipat baju

Lihat selengkapnya