Misteri Bait Astavacas: Petualangan Matematika & Simbol

RK Awan
Chapter #8

Ruas VIII. Operasi Matriks yang Mengakhiri Operasi Anggara

Sebuah gerakan transmutare yang mirip denganku telah terlihat: tangan kanan yang terbuka ke atas serta jari kelingking dan ibu jari yang terlipat sehingga menyisakan tiga jari bagian tengah yang tertempel rapat, bedanya yang tertempel dari tangan kiri ke tangan kanan tersebut adalah sebuah bentuk lingkaran yang terbentuk daritelunjuk dan ibu jari tangan kiri.

Dengan gerakan transmutare itulah Ragunanzu membuat pugaba. Pugaba elemen angin Ragunanzu telah tercipta-terarah menuju lubang sarang garet, untuk menjadi pancingan monster-monster itu. Sudah pasti aku melihat: karena pugaba yang Ragunanzu ciptakan, terlihat angka-angka pugaba yang muncul di sekitar tangan Ragunanzu.

Agitasi Ragunanzu berhasil. Terdengar raungan suara garet, dan tak lama kemudian terlihat segerombolan monster garet keluar dari sarangnya. Kuhitung ada empat garet yang menampakkan diri. Berjarak beberapa meter dari sarang, terlihat mereka membelah diri.

“Para bising itu muncul, dan benar mereka bisa membelah diri, ” ujar Ragunanzu. “Akan kubakar mereka,” lanjut Ragunanzu seraya menciptakan pugaba elemen api yang menuju komplotan monster garet. Aku sendiri, memang tidak mendapat tugas utama menyerang monster-monster garet, karena harus fokus menjaga perimeter dan piramida Pascal tempat kami menyerang –juga mempersiapkan diri untuk menangkap beberapa garet.

Begitu terkena api, garet-garet itu tidak langsung hangus terbakar. Beberapa dari mereka bahkan ada yang mencoba berlari lebih kencang, hingga menabrak dinding elemen grafena yang berlapis laser-ku, dan dengan sekuat tenaga mencoba memaksa menghancurkan dinding. Tidak akan, melihat mereka, kuperhitungkan dindingku masih kuat, aku membatin, dan melihat gerombolan itu..... kupikir Ragunanzu akan.....

Saat itulah Ragunanzu melancarkan serangan elemen api yang kedua. Akibat serangan kali ini, terdengar seluruh monster garet mengerang hebat sebelum terbakar gosong. Tanpa basa-basi tak menunggu waktu lama, Ragunanzu kembali bertindak, mengirim lagi pugaba elemen angin untuk memancing garet-garet lainnya.

“Hm.... aku sudah bisa mengatur distribusi viryaku menghadapi mereka.” Tepat saat Ragunanzu selesai mengucapkan satu kalimat itu, sekumpulan garet lain muncul. “Ahah!” Ragunanzu berdecak, “Nampak lagi rupa kalian.....”

Aku berkomentar, “Hei, Gun. Mereka datang dengan bergerombol, apa koefisien binomial? Dan kupikir kau sudah bisa menghitung viryamu......”, aku menebak, “.....berdasarkan matriks bukan?”

Ragunanzu tersenyum. “Tepat. Kupikir kau pun sudah tahu dari satu kali pengamatan. Melihat api yang tersisa dari serangan pertama dan keduaku tadi, aku bisa memperkirakan kekuatan mereka. Dan kekuatan garet-garet tersebut, bisa diduga mengikuti pola koefisien binomial. Empat garet yang pertama muncul yang membelah diri mereka, seperti matriks identitas. Melihat dua serangan ujicobaku, aku akan membakar mereka dua kali dengan suatu pola. Serangan selanjutnya aku akan mengatur pugabaku, dengan penghitungan matriks inverse lalu matrik identitas. ‘Perkalian’ dan ‘pengurangan’.”

Tentu saja aku paham maksud Ragunanzu. Para monster garet dengan ukuran dan kekuatan masing-masing, baik yang merupakan sumber atau hasil pembelahan diri, bisa diibaratkan elemen dalam suatu matriks. Berdasarkan hal tersebut, Ragunanzu bisa menaksir pengaturan virya yang akan ia gunakan untuk menyerang sehingga lebih efektif dan tidak boros.

Ragunanzu sendiri akan menyerang dengan dua tahap. Pertama untuk melumpuhkan para garet hasil pembelahan diri, kemudian menghabisi para garet yang membelah diri. Karena garet yang membelah diri atau merupakan hasil pembelahan tidak bisa dibedakan, kuperkirakan penghitungan virya Ragunanzu dapat membantu identifikasi: nantinya garet yang cengkut dalam serangan pertama bisa diperkirakan adalah garet hasil pembelahan diri.

Misalnya, dari pengamatanku terhadap kelompok garet gelombang pertama tadi, di mana pertama muncul garet berjumlah 4 yang lalu membelah diri menjadi 16. Kuperkirakan mereka bisa direpresentasikan dalam matriks Pascal yang bertipe simetris. Matriks Pascal sendiri adalah matriks yang terdiri dari elemen-elemen matriks dari angka-angka keofisien binomial. Selain tipe simetris, ada 2 tipe matriks Pascal lainnya, yaitu tipe pola segitiga atas dan tipe pola segitiga bawah.

Aku bisa memisalkan kekuatan kawanan garet yang muncul dan memperbanyak diri di awal tadi sebagai matriks:

Lihat selengkapnya