“Terlihat,” kataku, yang saat ini mengarahkan Cawan Kaca ke gerbang merah sinabar Umah Neveu Arts III 6.
Pelindung kepala bersenter yang kami pakai, menjadi sumber cahaya pada saat itu, membuat kami bisa menyaksikan ada tulisan yang ada di gerbang. Tulisan itu tak tampak bila dilihat dengan kasat mata, namun bila kami memanfaatkan Cawan Bait Astávacas seperti kaca pembesar, kami bisa menyaksikannya. “Ya,” Ragunanzu membalasku, “Sesuai dengan yang tertulis di Cawan.”
Aku membaca tulisan rata tengah berwarna putih di gerbang, “Tahniah bila kalian telah bisa membaca tulisan ini. Salam apresiasiku kepada kalian, yang telah berjiwa kesatria menghadapiku yang seorang diri ini. Salam apresiasiku karena telah memecahkan teka-teki Cawan Petri Bait Astávacas. Selanjutnya periksalah, di bawah ini ada pertanyaan bagi kalian untuk meneruskan jalan.”
“Seorang diri, heh,” Ragunanzu mengomentari pernyataan tertulis di tabir merah. Terlihat kedua alis di bagian dekat hidung Ragunanzu tertekuk ke bawah, sementara bagian ujung kanan bibirnya tertarik ke atas. Aku paham, Ragunanzu tersentil dengan pernyataan pelaku bahwa kami hanya menghadapi satu orang saja. Bila yang ditulis pelaku memang benar, pastilah teman karibku ini akan semakin tertantang untuk berhadapan dengannya.
“Lihat, Gun. Ada tulisan lain,” kataku yang mengarahkan Cawan ke bawah.
Jika n adalah bilangan yang terlihat pada simbol alkemi Sinabar atau merkuri (II) sulfida, yang warna merahnya semerah dinding ini, berapa jumlah edge/sisi yang dapat diperoleh pada graf “Perjalanan Kuda” di kotak catur dengan sisi sebanyak n kotak?
Yang tidak tahu jawaban dari pertanyaan itu dilarang masuk ke tanah Persegi ini.
Yang tahu, bentuklah pugaba yang berupa angka jawaban di area nonagon kebelauan di bawah paragraf cangkriman ini, masing-masing dari kalian membuat pugaba untuk bagian setengah jawaban awal dan setengah jawaban akhir.
Kemudian bawa Cawan Petri dan masukkan ke kahaf kecil atas di depan Pintu Gedung berpenampang Pentagondi dalam Tabir Merah. Lalu bukalah silinder yang kemudian muncul.
“Ya tentu saja kami tahu,” kata Ragunanzu seolah-oleh sedang berbicara langsung dengan si pembuat pertanyaan. “Empat kali tigapuluhsatu kali tigapuluhdua, sama dengan....”, Ragunanzu berpikir tak sampai dua detik, “....tigaribu sembilanratus enampuluhdelapan.”
Tentu aku paham darimana angka-angka yang dikatakan Ragunanzu tersebut. Dimulai dari n yang merupakan simbol alkemi atau simbol rasyana, adalah simbol-simbol yang digunakan untuk melambangkan elemen-elemen atau senyawa-senyawa alkemi. Simbol alkemi mineral sulfida sinabar atau merkuri (II) sulfida sendiri, terlihat seperti angka 33 dengan dua coretan. Oleh karena itu, angka n sama dengan 33.
Yang dimaksud dengan graf adalah himpunan atau struktur dari obyek-obyek yang dinamakan ‘titik’, ‘simpul’, atau ‘sudut’, di mana beberapa obyek terhubung satu sama lain dengan penghubung yang dinamakan ‘garis’ atau ‘sisi’. Sedangkan permainan ‘Perjalanan Kuda’, atau yang disebut juga dengan ‘Knight’s tour’, adalah sebuah permainan yang menggunakan bidak kuda catur dengan cara melewati seluruh kotak catur yang ada tanpa melewati kotak-kotak yang ada lebih dari satu kali.
Catatan tentang pembahasan permainan ini sudah ada sejak sekitar abad sembilan, pada catatan berbahasan Sansekerta yang ditulis oleh penyair dan teoris sastra bernama Rudrata yang berjudul ‘Kavyalankara’. Kavyalankara sendiri sebenarnya merupakan karya tulis bertopik puisi-puisi, dan perjalanan kuda yang dibahas di sini menggunakan setengah ukuran papan catur normal, atau dengan kata lain papan 4x4. Pada catatan ini, permainan perjalanan kuda disebut sebagai ‘turagapadabandha’ atau ‘susunan langkah-langkah sebuah bidak kuda’ dengan ditulis sebagai silabel-silabel puitis yang terperinci.