Setelah kami melanjutkan menyusuri lorong, kami kembali berhadapan dengan sebuah pembatas. Sama seperti sebelumnya, kami bertemu dengan sekat setelah melewati jalan lurus–tangga melingkar lorong–jalan lurus koridor. Kali ini, pembatas yang menghadang kami berbahan kayu.
Pada kayu itu tergambar susunan duabelas pentagon, yang diatur dengan dua variasi warna merah gelap. Susunan tersebut terdiri dari dua kelompok, dengan masing-masing kelompok merupakan lima pentagon yang menempel dan mengelilingi sebuah pentagon. Di atas empat pentagon, terdapat masing-masing sebuah kunci kombinasi angka seperti yang ada pada kunci koper. Masing-masing kunci sama-sama berwarna kuning dengan angka-angka berwarna hitam, dan setiap kunci menyediakan dua digit angka.
Pada garis peremuan antara dua pentagon yang menjadi sambungan antar dua kelompok pentagon, terlihat sebuah lubang. Aku yang membawa kertas lontar teka-teki sebelumnya, berkata, “Ini pasti yang dimaksud dengan soket pada pertemuan dwi pentagon.”
“Ya, benamkan,” ujar Ragunanzu.
Tiga detik setelah aku membuat lontar tak tampak lagi, tiba-tiba dari langit-langit terjulur sebuah kabel dengan lampu yang tak lagi menyala. Pada kabel tersebut, terlilit sebuah gulungan kertas yang diikat dengan tali. “Kalau tidak salah, lampu ini memang dari tadi tak menyala, kan?” komentarku sambil melepaskan kertas dengan hati-hati.
“Ya, sekelebat pandang dan pengamatanku, memang dari tadi lampu itu tak bercahaya,” Ragunanzu menyatakan matanya menangkap hal yang sama dengan mataku. Begitu matanya dan mataku menyaksikan kertas yang telah aku buka, ia menuturkan, “Kertas papirus, dengan teka-teki lagi?”
Tahniah. Komplimen untuk kalian yang telah mencapai lebih dari semi-tamam jalan menuju sentral Gedung berpenampang Pentagon ini.
Sebagai tanda apresiasi, Aku mengabarkan: bahwa sejak teka-teki di Tabir memang tepat Aku menyebut Gedung berpenampang Pentagon. Karena, Kuberi tahu, Gedung ini berwujud Dodekahedron.
Maka, berhadapanlah kalian dengan perkara Dodekahedron ini:
x, y, z masing-masing adalah vertex/simpul, jumlah bidang, dan edge/sisi dari Pentagonal Dodekahedron. Atur nilai a, b, c, dan d yang tepat ke kunci-kunci berturut-turut dari kiri ke kanan, dan akan menjadi salah satu pembuka melanjutkan koridor.
Pembuka satunya, cabutlah dua pentagon yang masing-masing dikelilingi panca-pentagon lain, yang juga harus kalian tempelkan ke Pintu licin, pada punca jalan selanjutnya. Di sana, kalian akan bersua dengan angka-angka kalian.
“Dodekahedron pentagonal, bentuk dodekahedron reguler,” komentar Ragunanzu. “Dan yang kita lihat di kayu di depan kita, adalah jaring atau penampang dari bentuk geometri itu.”
Dodekahedron memang sebutan untuk polihedron dengan dua belas bidang datar. Istilah dodekahedron, berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Yunani: ‘dodeca’ yang berarti ‘dua belas’ dan ‘hedra’ yang berarti ‘basis’ atau ‘tempat’ atau ‘rupa’. Ada bermacam-macam tipe dodekahedron, misalnya: dodekahedron pentagonal, dodekahedron rhombic, dodekahedron trapezo-rhombic, dodekahedron rhombo-hexagonal, dodekahedron rhombo-square, dodekahedron triangular, dodekahedron rhombo-traingular, tetartoid atau yang disebut juga dengan dodekahedron tetragonal pentagonal, dodekahedron dengan pyritohedral atau istilah lainnya pyritohedron, juga beberapa dodekahedron yang testelasi.
Sesuai komentar Ragunanzu terhadapa teka-teki, dodekahedron pentagonal memang merupakan dodekahedron reguler. Dodekahedron reguler adalah dodekahedron yang terbentuk dari 12 pentagon-pentagon reguler. Pentagon reguler sendiri merupakan pentagon dengan sifat equiangular dan equilateral. Equiangular artinya semua sudut dalam suatu bentuk besarnya sama, sementara equiangular adalah bentuk yang memiliki panjang yang sama pada setiap sisinya.
“Di setiap latar huruf-huruf a, b, c, dan d pada teka-teki ini, masing-masing tergambar empat bentuk bangun ruang Platonik selain dodekahedron. Lalu ia menyebut ini adalah gedung berbentuk dodekahedron, bentuk yang ditulis di Timaios-nya Plato digunakan Tuhan untuk mengatur konstelasi alam semesta,“ aku memberi komentar sembari memejamkan mata menghitung jawaban.
Dodekahedron reguler, memang merupakan salah satu dari lima bangun ruang Platonik. Bangun ruang platonik merupakan sebuah polihedron cembung reguler. Bangun ruang Platonik dibangun oleh sisi bidang datar poligonal yang bersifat kongruen dan reguler, dan pada setiap titiknya bertemu bidang-bidang datar poligonal yang berjumlah sama. Kongruen artinya memiliki bidang-bidang datar penyusun bangun ruang Platonik tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Sementara bangun datar reguler, seperti yang telah disebut sebelumnya, adalah bangun datar dengan semua sudut sama besar dan semua sisinya sama panjang.
Nama bangun ruang Platonik, diambil dari nama rasayanas Plato. Plato menyebut tentang bangun-bangun ruang ini di karyanya yang berjudul ‘Timaeus’ atau ‘Timaios’. Karya ini merupakan karya Plato yang ditulis sekitar tahun 360 Sebelum Masehi. Timaios merupakan ciptaan tertulis tentang sifat-sifat manusia dan dunia fisik. Risalah zaman baheula ini ditulis dengan bentuk dialog dan dan menampilkan pembicara-pembicara yang saling berinteraksi. Pembicara dalam dialog ini adalah para Sokrates, Hermokrates, Kritias, dan Timaios dari Locri –nama terakhir merupakan nama yang menjadi judul karya ini.
Selain bangun ruang Platonik, bahasan pada buku ini misalnya tentang penciptaan manusia. Ada juga pembahasan tentang suatu pulau legendaris yang tenggelam dalam waktu satu hari satu malam bernama Atlantis. Topik tentang pulau Atlantis sendiri dibahas juga di karya Plato yang lain yang berjudul ‘Kritias’.