Jam menunjukkan pukul 21.00 ketika Joy akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. Ia merenggangkan tubuhnya yang tiba-tiba jadi kaku akibat kelamaan duduk mengetik di depan komputer. Sebagai seorang penulis naskah, tentu saja sikap tekun harus dimilikinya jika ia ingin naskah yang ditulisnya cepat selesai.
"Bagaimana Joy? Apakah naskah untuk film mendatang sudah kau kerjakan?" tanya Robert yang merupakan produser di satsiun tv tempat Joy bekerja.
"Tentu saja. Aku juga telah mengirimnya pada editor. Kau tinggal menunggu hasil saja. Aku yakin kau akan menyukai naskahnya" pungkas Joy puas dengan senyum mengembang di wajahnya.
Robert mengedikkan bahu, "Kuharap demikian".
Robert pun berlalu meninggalkan Joy, sementara Joy, ia segera mengambil tas dan mengemasi barang-barangnya.
Empat puluh menit kemudian...
Joy memarkirkan audi miliknya lalu bergegas turun. Setelah mengunci pintu mobil, ia masuk ke dalam lift dan memencet angka 8 pada tombol lift apartement yang menuju ke lantai dimana kamar apartementnya berada.
Joy...
Sebuah bisikan halus namun cukup jelas membuat Joy tersentak. Ia melihat sekeliling, tapi percuma. Hanya ia yang berada dalam lift itu.
"Sepertinya ada yang memanggilku" entah kenapa tiba-tiba bulu kuduk Joy berdiri.
Ia pun berusaha menajamkan pendengarannya. Sunyi. Tidak terdengar suara apapun.
"Haha sepertinya aku terlalu capek sampai berhalusinasi begini" gelak Joy menertawakan dirinya sendiri saat ia tidak mendengar suara apapun lagi selain suara napasnya.
Beberapa saat kemudian, lift akhirnya sampai dilantai delapan. Begitu pintu lift terbuka, Joy bergegas keluar dan menuju ke kamar apartementnya yakni kamar 404.
Ia merasa sangat lelah hari ini dan ingin segera merilekskan tubuhnya sembari berendam air panas. Ketika ia hendak membuka pintu apartementnya, tiba-tiba suara bisikan itu terdengar lagi.