Sumber gambar: pixabay.com.
Selama 5 hari, LDK dilakukan di halaman kampus. Tapi pada hari keenam, acara baris-berbaris ini dilakukan di Lembang agar ada nuansa healingnya. Udara dingin Lembang sangat segar. Hamparan tanaman teh sungguh memanjakan mata dengan berbagai nuansa hijau.
“SATU PER SATU MASUK TRUK ATAU BIS, YA. KITA AKAN LATIHAN BARIS-BERBARIS DI LEMBANG. JANGAN SAMPAI KETINGGALAN KELOMPOK!” Ujar Kang Roni dengan lantang. Ia tampak panik seperti induk ayam yang heboh menjaga keselamatan anak-anaknya.
Dengan patuh pasukan semut hijau itu memasuki kendaraan militer diiringi tawa tertahan warga sekitar yang menonton di tepi jalan. Bahkan, beberapa pengemudinya merupakan tentara-tentara muda yang gugup menyaksikan kecentilan yang menguar dari cami-cami. Maklum darah muda. Gak bisa liat ada pria gagah sedikit, langsung tebar pesona. Siapa tahu dapat jodoh! Tak heranlah jika cami-cami duduk seanggun mungkin seolah-olah seragam LDK kedodoran yang dipakai ialah gaun putri kerajaan yang terbuat dari satin halus.
“ADUH, PAK. JANGAN NGEBUT-NGEBUT GITU DONG! BIKIN JANTUNGAN AJA! KITA BELUM MAU MATI MUDA NIH! BELUM KAWIN. MEMANGNYA BAPAK MAU TANGGUNG JAWAB JIKA AKU JADI POCONG PERAWAN?” Jerit seorang cami berambut ikal dengan suara menggoda. Teman-temannya pun langsung merespon dengan teriakan setuju yang membahana. Euforia keriangan menular ke seisi bis. Bahkan, Rani yang pendiam pun tersenyum simpul.
Keruan pengemudi tentara muda langsung menginjak rem. Terlalu gugup dengan kecentilan sang cami. Semburat merah apel menyebar di wajahnya yang sawo matang. Apakah ia tak pernah berada dalam ranah perang cinta?
“BAPAK, YANG BENAR DONG NYETIRNYA! MEMAR NIH TUBUHKU. SIAPA YANG BAKAL MIJITIN?” Canda seorang cami sembari mengusap lengan kirinya yang terantuk kaca jendela.
“PAK, MASIH SINGLE, KAN? WAJAH BAPAK YANG TERSIPU MENGHANTUI HATIKU. MUNGKINKAH INI TANDANYA BENIH-BENIH CINTA? KAPAN BAPAK AKAN DATANG KE RUMAH ORANGTUAKU?” Lamar seorang cami yang langsung disambut teriakan buhuuu dari kawan-kawannya.