Misteri Caraka

Sisca Wiryawan
Chapter #12

Bab 12 Para Makhluk Mistis

Sumber gambar: pixabay.com.


Rani tertegun menatap roh halus yang sedang duduk manis di atas atap mobil sedan yang disimpan di dalam garasi rumah. Ternyata ia masih ada! Posisi duduknya sangat santai dengan kaki menjuntai hingga ke kaca depan mobil. Ia menggerak-gerakkan kedua kakinya dengan berirama.

Dengan langkah berjingkat bak kucing, Rani melewati garasi yang hanya diterangi lampu temaram tersebut. Berharap semoga si makhluk mistis tak menyadari keberadaannya. Tapi tentu saja hal tersebut mustahil.

Yudi, si roh halus tersenyum lebar. Rani pun tersenyum kecut. Yah, bagaimanapun Yudi juga merupakan bagian tak terpisahkan dari keluarga Caraka. Bahkan, Yudi melambaikan tangan kanannya dengan riang. Rupanya makhluk mistis kangen juga pada diri Rani.

“Maaf…hingga kau terjebak dalam ketakpastian,” bisik Rani.

Yudi mengangguk. Pengertian mengalir di antara dua makhluk berbeda dunia tersebut. Ada ketulusan dalam raut muka sang makhluk halus.

Rani masih mengingat kejadian tak mengenakkan 7 tahun yang lampau.  Secara tak langsung keluarga Caraka merupakan pembunuh Yudi yang masih berusia 17 tahun saat tewas.

         “Apa ya yang membuat mobil ini susah berjalan? Heran! Padahal aku sudah tancap gas,” sungut Odi. Ia menoleh dan tersenyum gugup pada Ami, sang asisten rumah tangga keluarga Caraka yang cantik dan baru berusia 18 tahun.

         Ami mengangkat bahu. Ia sama sekali buta otomotif. “Apa kau yakin bisa mengemudikan mobil ini?”

         Odi yang kesengsem pada Ami, merasa tertantang dengan kalimat yang menanyakan keahlian mengemudinya tersebut. “Tentu bisa. Aku sudah biasa menyetir.”

         Ami hanya mengerling. Pemuda ini tampaknya ingin unjuk gigi di hadapannya. Odi kembali berkutat pada mobil yang berjalan terseok-seok. Ia pun menaikkan laju kecepatan. Terdengar bunyi sesuatu barang yang terseret.

         “HEY! BERHENTI! KAU MENABRAK ORANG!” Teriak seorang pria setengah baya di tepi jalan. Tiba-tiba kerumunan orang bertambah banyak.

         Odi yang panik malah menancap gas sehingga ramai-ramai orang mengejar dan mengepungnya. Rani yang masih berusia 11 tahun saat itu, sangat takut. Teriakan orang-orang yang kalap sungguh mimpi buruk. Mengapa Kak Odi bersikeras kabur? “Kak Odi, hentikan mobilnya!”

Lihat selengkapnya