Sumber gambar: pixabay.com.
Rumah kesatu merupakan rumah yang dihuni keluarga Caraka. Rumah kedua merupakan rumah untuk menerima tamu dan tempat pengajian. Oleh karena rumah ketiga merupakan rumah yang ditempati asisten rumah tangga, Mbok Parmi pun menempati rumah tersebut bersama ketiga ayam jantan kesayangannya.
“Duh, Tole, ayo tidur bersama si Mbok.”
“Mbok gak takut kena tahi ayam? Belum lagi baunya…Masa tidur bersama?” tanyaku heran.
“Ayam Mbok ini pintar. Mereka buang kotoran dulu sebelum masuk ruang tidur Mbok,” ujar Mbok Parmi penuh rasa bangga.
Rani pun tersenyum kecut melihat Mbok Parmi yang berdiri tegak memimpin barisan 3 ayam jantan hitam. Satu. Dua. Tiga. Inilah pasukan ayam hitam! Siap menegakkan perdamaian dunia perayaman.
Rumah ketiga berada di area halaman belakang sehingga kurang memperoleh sinar matahari. Rumah tersebut dijual dalam keadaan setengah jadi sehingga harganya murah. Tapi, lantainya berwarna hitam legam. Alasan penjual rumahnya supaya lantai tetap kelihatan bersih. Untungnya, keramik kamar mandi berwarna putih. Tak terbayangkan jika semua bagian rumah berwarna hitam!
“TOLONG! TOLONG, BUKAKAN PINTU!” jerit Bi Irma.
Sudah tidak heran jika kerabat Bu Caraka yang bertamu ke rumah, seringkali dikunci di kamar mandi hingga berjam-jam. Rekor tercepat setengah jam, sedangkan rekor terlama ialah 3 jam. Anehnya, tak pernah ada yang sadar jika ada kerabat yang terkunci. Suara jeritan dan gedoran pintu seperti teredam.
Kerabat yang baru keluar dari kamar mandi yang terkunci, pasti terisak. Dan baru tersenyum kembali setelah minum kopi susu yang kental dan manis, serta pisang goreng yang panas. Ibaratnya, recovery energi setelah dikurung hantu kamar mandi yang usil.
Menurut tetangga yang mengetahui riwayat area ini, area rumah ketiga tersebut merupakan bekas penjagalan seorang jawara desa. Dan juga pernah dilakukan pesugihan togel. Mitos tersebut tidak diketahui kebenarannya. Tapi, yang jelas hantu kamar mandi sudah memakan banyak korban. Semua yang dijaili ialah para tamu. Mungkin hantu tersebut ingin berkata, “Welcome to the ghost world!” Oleh karena itu, Rani sangat kagum dengan Mbok Parmi yang tak gentar untuk tidur di rumah ketiga seorang diri.
“Nggak takut Mbok tidur di sana? Kan bisa tidur di ruang tidur belakang rumah kesatu. Lebih nyaman kan dekat dengan kita. Jika ada apa-apa, tinggal teriak. Apalagi Mbok sudah tua,” usul Rani.
“Ah, enak di sana, Neng Rani. Ruang tidur Mbok luas dan nyaman. Air sumurnya juga lancar dan bersih.”
“Yang penting Tole (ayam) bebas ya, Mbok?” Goda Rani sembari memutar-mutar bola matanya.