Sumber gambar: pixabay.com.
BUNUH!
BUNUH MAMAMU!
SIRAM IA DENGAN MINYAK GORENG PANAS!
KAU MEMBENCINYA, BUKAN?
Suara perempuan itu terdengar sayup-sayup di telinga Rani yang sedang menggoreng kerupuk udang. Tak urung bulu kuduknya merinding.
Rani pernah membaca artikel bahwa bisikan semacam itu merupakan gejala gangguan jiwa schizophrenia. Tapi ia tak mengalami depresi. Apalagi menderita gangguan jiwa apa pun.
KAU TAK MENDENGARKU?
BUNUH! BUNUH! BUNUH!
Uniknya, bisikan tersebut persis suara Bu Caraka, Mama-nya Rani. Hanya bisikan ini nada suaranya lebih tinggi dan terkesan bergema.
Untuk mengusir suara misterius di kedua telinganya tersebut, Rani pun bersenandung lagu Selena Gomez feat Rema “Calm Down.” Walaupun demikian, bisikan tersebut terus saja terdengar berulang kali seperti pita kaset yang rusak hingga ia selesai menggoreng. Ketika adzan Magrib berkumandang, barulah bisikan tersebut lenyap. Tak ingin berlama-lama sendirian di dapur, ia segera bersiap untuk Shalat Magrib.
***
Sejak lulus kuliah Teknik Kimia, Rani sempat bekerja selama 2 tahun sebagai supervisor di industri minuman buah instant. Industri tersebut terletak di Kabupaten Bogor. Tapi berhubung tubuhnya lemah, ia sering demam. Oleh karena itu, ia pun terpaksa berhenti bekerja dan kembali tinggal di rumah orang tuanya. Apalagi Mamanya, Bu Caraka merasa kesepian jika hanya tinggal berdua bersama Pak Caraka.
Sebenarnya, Rani lebih suka tinggal sendiri di kostan. Ia tetap merasa resah tinggal bersama ayahnya sendiri, Pak Caraka. Yah, Rani tak ingin munafik. Ia tahu bahwa ia bukan anak kandung Pak Caraka, melainkan Pak Sukma. Dan sepertinya, Pak Caraka pun mengetahuinya. Tapi mereka berdua merupakan pasangan kompak ayah dan anak yang terikat oleh status hukum dan berpura-pura bahwa semua baik-baik saja. Rani pandai menghindar sehingga ia tak bernasib semalang kakaknya, Almarhum Dimas.
Rani pun teringat kenangan terakhir bersama Pak Sukma dua tahun yang lampau. Tepat seminggu sebelum wisuda, ia mengunjungi ayah kandungnya itu di rumahnya.
Tak heran mengapa Rani merasa begitu dekat dengan pria tersebut. Hubungan darah tak akan pernah bohong.