Misteri Caraka

Sisca Wiryawan
Chapter #26

Bab 26 Ancaman


Sumber gambar: pixabay.com.


“Hallo?”


“Hallo, Rani. Ini Bu Vera. Aku ingin pesan pudding hias ulang tahun untuk Mia. Puddingnya yang 2 lapis. Ingat ya! Lapisan dasar merah muda terbuat dari agar-agar, susu segar, dan lumatan strawberry segar. Lapisan atasnya, agar-agar bening saja. Tapi pakai berbagai irisan buah segar seperti strawberry, kiwi, anggur, dan jeruk Sunkist.“


“Untuk kapan, Bu?”


“Besok. Jam 12 siang aku sendiri yang akan mengambil pudding itu ke rumahmu. Kau sanggup, kan?”


“Sanggup, Bu. Pakai lilin ultah?”


“Ya. Pakai lilin bentuk angka saja. Usia Mia 15 tahun.”


“Terimakasih sudah order.”


“Oh ya, jangan lupa vlanya. Pakai vanilla agar tak bau amis telur.”

 

Walaupun lulusan Teknik Kimia, sekarang Rani berprofesi sebagai penjual pudding hias. Fisiknya tak tahan bekerja di industri. Ia tak peduli kecaman orang sekitar yang menyayangkan hal tersebut. Yang terpenting ia memperoleh uang halal. Lagipula ilmu Teknik Kimia yang ia pelajari, masih ia manfaatkan untuk pekerjaan freelance seperti membuat konten artikel di website atau pun menerjemahkan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan proses produksi.


Berkat praktek laboratorium Teknik Kimia, jari jemari Rani begitu lincah menakar segala bahan untuk membuat pudding. Kali ini Bu Vera, konsumen setianya memesan pudding hias khusus untuk ulang tahun ke-15 anak perempuan semata wayangnya. Cantik sekali hasilnya. Walaupun membuat pudding tampaknya mudah, kenyataannya harus teliti dan sabar. Jika ceroboh, kedua lapisan akan saling bercampur.

 

Sembari menunggu temperatur pudding mencapai temperatur ruang, Rani mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat saus fla putih. Ia menuangkan susu segar ke dalam panci kesayangannya. Kemudian, menambahkan kuning telur, gula pasir, dan larutan tepung maizena. Adonan tersebut dipanaskan dengan api kecil.


Tangan Rani terus mengaduk adonan fla hingga menggumpal dan kental. Tiba-tiba sesuatu yang merangkak di samping kompor, menyita perhatiannya. Hampir saja ia melemparkan centong yang sedang digenggamnya.


Makhluk mistis yang merangkak tersebut tampak sangat tua. Kulit tubuhnya kisut seperti kulit jeruk yang mengering. Warna kulitnya putih kebiru-biruan.

Lihat selengkapnya