Misteri Caraka

Sisca Wiryawan
Chapter #27

Bab 27 Sayonara


Sumber gambar: pixabay.com


Menjelang Magrib Rani menatap makhluk halus yang mondar-mandir di teras rumah pertama. Makhluk mistis itu tampak begitu solid, tak ada bedanya dengan manusia. Hanya ia tampak sangat renta dengan urat saraf kebiru-biruan yang menjalar di seluruh tubuhnya yang berkulit sepucat kertas.


“Ran, kau sedang melihat apa?” tegur Kak Rio.


“Eh, Kak. Baru datang, ya?” sapa Rani sembari tersenyum ramah.


“Iya. Aku baru saja datang. Tapi Leo belum pulang juga.”


“Kak Leo biasanya pulang sekitar jam 7 malam. Nggak pegang kunci kamar kostannya?”


Kak Rio menggelengkan kepala.


“Mau minum kopi bersamaku di dapur? Dibanding bosan menunggu. Masih sejam lagi.”


“Ah, nggak apa-apa. Biar kutunggu di sini saja. Kau juga bisa melihatnya, ya?”


“Melihat apa?”


“Itu!” ujar Kak Rio sembari menunjuk makhluk berkepala botak yang sedang asyik mengendus teras rumah pertama.


Rani terkesiap. “Kak Rio juga bisa melihatnya?”


“Iya, sejak kecil aku bisa melihat roh-roh halus. Parah nih makhluk halus. Enggak mau diam. Minggu lalu juga saat aku menginap di sini, makhluk halus ini berkeliaran di halaman rumah.”


Rani bergidik. “Aku juga baru melihat penampakkannya akhir-akhir ini.”


“Oh, bukan dari dulu ada?”


“Nggak pernah lihat makhluk kelabang ini sebelumnya. Tapi nggak tahu juga ya jika selama ini ia bersembunyi.”


Kak Rio bergeming. “Ini jenis iblis. Enggak ada takutnya sama kita yang manusia. Biasanya makhluk halus itu merasa tak nyaman jika terlampau berdekatan dengan manusia.”


“Aduh, harus bagaimana? Aku dan Mama sudah membaca ayat-ayat pengusir setan. Tapi makhluk mistis ini masih juga ada.”


Kak Rio menyeringai. “Ia tampak betah di sini. Lihat! Ia menengok ke arah kita seolah-olah ikut mendengarkan.”


Wajah Rani langsung pias ketika menyadari makhluk kelabang itu sedang memperhatikan dirinya dan Kak Rio. “Kak, aku masuk ke dalam rumah dulu. Kakak juga ikut saja denganku. Seram banget.”


“Ya, masuk rumah saja, Ran. Hari sudah mulai gelap. Ini juga 5 menit lagi Leo datang. Tadi dia baru mengirim SMS.”

***

“Galuh, jika ada hantu kelabang, sebaiknya dibuat pagar bambu kuning. Kebetulan ada rumpun bambu kuning dekat pemakaman besar keluarga kita,” ujar Paman Danang. Wajahnya yang dihiasi keriput, tampak sangat serius.

Lihat selengkapnya