Misteri Caraka

Sisca Wiryawan
Chapter #28

Bab 28 Pindah Rumah

Sumber gambar: pixabay.com.


Hari ini keluarga Caraka pindah rumah. Rani menatap rumah mungil di atas bukit tersebut dengan perasaan janggal. Sang ayah yang bersikeras memilihnya karena harganya jauh di bawah pasaran.

         “Ma, rumahnya tua dan seram. Masa kita tinggal di rumah usang seperti ini?” bisik Rani.

         Bu Caraka mengangkat bahu. “Kau tahu sendiri karakteristik ayahmu. Sekeras karang.”

         Rani memfokuskan pandangannya ke jendela. Tapi bayangan anak kecil tersebut sudah lenyap.

         Rumah ini tak bisa dibandingkan sama sekali dengan rumah lama keluarga Caraka yang nyaman dan menawan. Dinding-dinding putihnya tak rata. Atap rumahnya bolong di berbagai tempat seperti terkena rudal. Ubin lantainya berwarna-warni. Entah apa yang dipikirkan Adi Caraka ketika memilih dan membeli rumah tua ini.

         “Ma, bukankah hasil penjualan rumah lama cukup untuk membeli rumah yang layak pakai?”

         “Mama membeli properti untuk disewakan. Sedangkan ayahmu membeli mobil baru. Tak banyak uang yang tersisa untuk membeli tempat tinggal kita.”

         Rani bergeming. Ia tak pernah bermimpi akan tinggal di rumah tua menyeramkan seperti ini. Deru air sungai di dekat rumah ini bagaikan bunyi hantaman kampak raksasa yang menimbulkan perasaan ganjil pada dirinya.

***

         “Satu…dua…tiga…empat…lima…enam…tujuh…,” ucap Rani dengan perasaan heran. Telunjuknya menunjuk panci berisi 7 telur yang sedang direbus di atas kompor gas. Ia kembali menghitung telur-telur tersebut. Hasilnya sama saja. Ia pun meninggalkan dapur. “Mama mengambil 3 telur rebus?”

         Bu Caraka menggelengkan kepala. “Tidak, Mama belum masuk ke dapur dari tadi. Mungkin diambil tikus?”

         Rani mendesah. “Mana mungkin tikus bisa mengambil telur rebus di panci. Api kompor masih menyala. Apa mungkin Papa, ya?”

         “Ia tak suka telur rebus. Jika kau tanya pun, pasti ia akan tersinggung,” ujar Bu Caraka dengan nada datar. Ia kembali menyibukkan diri dengan catatan belanjaannya. Tadi pagi Bu Caraka membeli berbagai bahan makanan untuk selamatan rumah.

         Rani pun mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Pak Caraka, pria yang berstatus sebagai ayahnya secara hukum. Ia tak ingin membangunkan harimau tidur, walaupun harimau tersebut telah renta!

Lihat selengkapnya