Blurb
Sejak kematian mengenaskan yang menimpa Widuri-cucunya, Mbah Minto. Mbah Minto menjadi seorang pendiam dan ia mengasingkan diri ke gubuk mungil di pinggir hutan.
Luka bakar yang membekas di tubuhnya menjadi kenang-kenangan pahit baginya. Waktu itu Mbah Minto menyelamatkan Widuri yang tengah dibakar hidup-hidup, usai di rudapaksa oleh sekelompok pemuda sekitar. Mbah Minto menghantamkan diri ke api yang masih berkobar guna menyelamatkan Widuri yang sedang dilahap api.
Jeritan Widuri menggeligis telinga Mbah Minto ia tak bisa melupakan kejadian tragis itu meskipun, ribuan purnama telah berganti.
"Aku akan membalas mereka. Dendam ini tak akan padam untukmu, Widuri!" pekik Mbah Minto seraya menggenggam tanah kuburan Widuri yang masih basah.
Setiap malam purnama akan ada suara jeritan disertai rintihan seseorang pemuda yang tengah kesakitan. Suara yang melengking dan dapat membuat orang-orang menutup telinga mereka rapat-rapat. Jika jeritan itu berhenti akan terdengar senandung dan rapalan mantra yang tak bisa dimengerti oleh bahasa manusia. Entah siapa dalang di balik kejadian ini.