Namaku Aline, aku seorang karyawati yang bekerja di perusahaan ternama di Jakarta. Aku ditempatkan di divisi R&D. Bosku bernama Pak Kevin, dia memiliki watak yang baik, perhatian pada karyawannya namun tetap tegas dan berwibawa. Di bawah kepemimpinan Pak Kevin divisi ini berkembang dengan baik dan mampu menciptakan produk baru untuk perusahaan. Aku memiliki 3 orang teman sedivisi yaitu : Mona, Dita dan Erik. Mereka inilah yang selalu mendukung dan menjadi tempat curhatku disaat aku membutuhkannya. Mereka bagaikan soulmateku, tanpa mereka mungkin pikiranku sudah kacau balau karena banyaknya dateline produk baru yang harus aku selesaikan.
Aku perkenalkan ya soulmateku satu persatu dari Mona. Dia adalah anak perantau dari Semarang. Dia di Jakarta baru 3 bulan. Mona itu orangnya ramah, bawel dan ceria. Dia selalu periang di kantor, aku jarang melihat dia murung karena memikirkan suatu masalah. Lalu temanku selanjutnya adalah Dita. Dia adalah anak perantau dari Bandung yang sudah tinggal di Jakarta sejak setahun lalu. Pengalaman kerja Dita sudah banyak karena sering berpindah – pindah kerja. Dia anaknya asik dan mudah bergaul namun mudah merasa bosan dengan rutinitas yang selalu dia jalani.
Dan Erik, yah Erik. Dia orang yang paling bijak dan dewasa sekali. Erik adalah anak asli Jakarta yang sangat menyenangkan jika dijadikan tempat curhat tentang keluarga maupun masalah kantor. Erik memiliki kekasih yang sudah dikenalnya sejak SMA, bernama Siska yang saat ini berkuliah di Singapura.
Bersama dengan mereka aku memiliki banyak pengalaman yang tak terlupakan dan salah satunya adalah pengalamanku dengan hal yang tidak pernah terpikirkan akan aku alami dan aku harap cukup hanya satu kali ini saja aku mengalaminya. Aku ingat waktu itu jam di atas meja kerjaku sudah menunjukkan pukul 4 sore. Aku, Dita, Mona sedang sibuk mengerjakan project list yang diberikan oleh Pak Kevin. Kami diminta untuk menyelesaikan produk yang 3 hari lagi akan diajukan untuk proses launching. Dalam hati aku ragu apakah kami bisa menyelesaikannya kurang dari 3 hari? Tim kami tidak lengkap karena Erik yang sedang cuti beberapa hari karena urusan keluarga. Andai Erik ada, aku yakin paling lambat besok sore kami bisa menyelesaikannya. “SEMANGAT ALINE” tiba – tiba teriakan Mona dan Dita membuyarkan lamunanku. “Kita pasti bisa menyelesaikannya bertiga Aline” seru Mona. Keesokan harinya kami lanjutkan kembali pengerjaan tugas tersebut dan baru selesai pada pukul 7 malam. Tak lama terdengar Dita berteriak “Horeeee akhirnya selesai juga”. Kamipun bergegas keruangan Pak Kevin untuk menyerahkan tugas tersebut. Aku ketuk pintu ruangan Pak Kevin perlahan, Tok..Tok..Tok..“Selamat Malam Pak, kami ingin menyerahkan tugas yang Bapak berikan”.