Sari merasa ada yang aneh semenjak kematian Thoriq, pacarnya. Tak ada lagi teror aneh yang menyerangnya.
Teror terakhir pun terjadi beberapa waktu lalu sebelum UAS. Sari jadi heran dengan apa yang terjadi. Sari mengembuskan napas berat. "Ada yang aneh sepertinya."
Sari memutuskan untuk menemui Irwan seusai PKL. Ya, Sari PKL yang jauh dari kampus bersama temannya yang lain..
"Sampai sekarang gue juga bingung yang nabrak Thoriq sampai tewas sebenarnya siapa, " gumam Sari. "Orang yang bunuh Beno aja juga belum ketemu, loh. Udah hampir setahun kasusnya Beno, belum juga ada titik terang."
Sari merasa ketakutan jika teror yang selalu menimpanya datang lagi. Teror surat, teror telepon dan sebagainya.
Suara ketukan terdengar dari luar. Segera, gadis itu membuka pintu.
"Lira?" Sari membuka pintu lebar, lalu menyuruh Lira masuk ke dalam kos.
"Lo udah siap ke tempat PKL?" Lira memandang Sari yang belum bersiap-siap.
Sari tertawa. "Tungu, gue belum ganti baju."
Lira menggelengkan kepala dengan tingkah Sari. Jam sudah menunjukkan setengah tujuh, tapi Sari masih memakai baju tidur.
"Tapi, lo udah mandi, kan, Sar?" tanya Lira menyelidik.
Sari menaikkan sebelah alis sembari berkacak pinggang. "Ya udah, lah, gue udah mandi. Tinggal ganti baju aja."
Sari mengambil pakaian yang ada di lemari dan bergegas menuju kamar mandi.
Lira pun menunggu Sari dengan duduk di ranjang tempat tidur.
Tak berselang lama, Sari sudah siap. Gadis itu langsung mengunci kamar kos sebelum menuruni anak tangga. Kedua remaja itu langsung menuju tempat PKL menggunakan motor Lira berboncengan.
"Sar, lo masih diteror?" tanya Lira di tengah-tengah perjalanan.
"Nggak, Li. Gue juga bingung."
Lira mengetahui masalah Sari diteror karena Sari menceritakan sendiri padanya. Lira merasa kasihan pada temannya itu, apa salah Sari sampai-sampai dia diteror? Sewaktu Sari masih diteror, hampir setiap hari dia merasa ketakutan.
"Kalau gue mikirnya dia itu sengaja ngelakuin itu, Sar."
"Maksudnya?" Sari tampak bingung.
"Ya, bisa aja dia suka sama lo, gitu. Terus dia juga yang bunuh Beno sama Thoriq."
Sari mengangguk. Benar apa yang dikatakan Lira baru saja. Ya, bisa saja modus pelaku seperti apa yang diucapkan Lira.