Misteri Kematian Beno

winda nurdiana
Chapter #4

Cerita penjual bubur

Irwan meregangkan ototnya seusai sholat shubuh berjamaah di masjid dekat kampus. Cowok itu berjalan seorang diri, sempat tadi dia membangunkan Jamet, tapi temannya itu mengaku masih ngantuk berat.

  Irwan tak pernah memaksakan kehendak seseorang dalam mengerjakan ibadah, yang penting dia sudah mengajak. Suasana masih sangat sepi, hanya ada beberapa orang pulang dari sholat subuh, sisanya para penjual sayur yang menjual dagangan di depan rumah.

Langkah Irwan terhenti saat melihat ada penjual bubur ayam yang gerobaknya berhenti di tikungan dekat kos. Irwan pun segera menghampiri dan berniat untuk membelinya. Ya, lumayan untuk sarapan pagi, pikirnya.

"Mas, buburnya dua, ya?"

Penjual bubur itu mengangguk. "Bawa pulang atau makan sini?"

"Bawa pulang aja, Mas." Irwan lalu duduk di kursi plastik berwarna hijau yang disediakan untuk para pelanggan.

Dengan gerakan cepat, penjual bubur itu segera melayani pesanan Irwan dengan cepat. Irwan yang melihat pemandangan itu berdecak kagum.

"Master sekali, Mas, " ucap Irwan.

Penjual itu terkekeh. "Kan, udah biasa, Mas."

"Bener, sih, Mas, " jawab Irwan kembali tertawa.

Tak berselang lama, penjual berbadan ceking itu menyodorkan plastik hitam yang langsung diterima oleh Irwan.

"Total berapa, Mas?" Irwan mengambil uang yang ada di saku atas baju.

"Sepuluh ribu saja, " jawabnya.

Irwan segera memberikan satu lembar uang sepuluh ribuan yang langsung diterima penjual bubur itu.

"Makasih, " jawabnya.

"Kamu di sini merantau?"

Irwan mengangguk. "Iya, Mas."

"Masih kuliah?" tanyanya lagi.

"Iya. Kuliah di situ, " tunjuk Irwan menunjuk kampusnya yang kebetulan antara masjid dan kampus hanya berselang sebuah makam kecil. "Baru PKL ini, di kampus situ juga."

Mendengar pengakuan Irwan, penjual bubur agak bergidik ngeri. Banyak rumor yang selalu mengatakan jika arwah mahasiswa yang bunuh diri itu masih sering bergentayangan. Ada beberapa orang yang pernah dihantui, salah satunya penjual bubur itu.

"Serem, ah, " ucapnya sambil meletakkan topi warna hitam di gerobak.

Irwan menggeleng. Dia sendiri sudah tahu kenapa reaksi penjual bubur seperti itu. Ya, apalagi kalau bukan masalah rumor kematian Beno yang sampai saat ini belum terungkap.

"Teman saya nggak semenyeramkan itu, " ucap Irwan.

Lihat selengkapnya