Sejenak...., pandangan gadis cantik dengan pukauan bola matanya yang biru itu bagai menggeledah pakaian seragam militer yang dikenakan oleh Adam. Cukup lama dia memperhatikan, seakan-akan dia terpesona dengan seragam itu. Lagi pula, melihat Adam begitu ramah, Ingrid pun tak segan-segan memulai sebuah pembicaraan dengan pemuda itu.
“Sir, are you actually on duty now...?” ........tuan., apakah anda sedang dalam tugas sekarang.......? Ingrid mencoba membuka sebuah percakapan dengan Adam.
“Oh, because of this uniform.?” ........oh., karena baju seragam ini......? Adam menunjuk baju seragam yang dia kenakan.
“Yes..” ......ya...... Wanita itu menganggukkan kepala. Kedua bola matanya masih saja melekat pada pemuda itu.
“But......, officially yes.” ..... tetapi..., sebenarnya memang iya..... Adam memelankan suaranya. Sepertinya dia agak risih menjawab kalau dirinya tengah berada dalam tugas di malam pergantian tahun itu.
“Oh..... awesome, what a wonderful, you know that is a nice suit. I like that colour so much, as well the pattern of the uniform.” ........wow, luar biasa, anda tahu...., itu adalah seragam yang sangat bagus, saya tertarik dengan warnanya, coraknya juga sangat indah........ Puji wanita itu. Ternyata dia menyukai warna dan pola yang ada pada pakaian seragam yang dikenakan oleh Adam.
“I guess you are an army, am I right....?” ........saya yakin anda seorang tentara dari angkatan darat, benar kan.......? Tebak Ingrid kemudian.
“Exactly not, but I am from air force actually, a pilot.” .........bukan juga ya, tapi saya sebenarnya seorang pilot dari angkatan udara........ Adam memperjelas.
“Oh God, really…a pilot.?” ........wow, seorang pilot, sungguh.......? Gadis itu membesarkan kedua bola matanya. “In a combat duty...?” ........seorang pilot pesawat tempur.......? Sambungnya lagi penasaran.
“No, a peace keeper actually.” ........bukan.., tapi penjaga perdamaian.... Adam kembali memperjelas.
“Oh I see…” ......oh saya paham..... Senyuman wanita itu semakin mengemuka.
Sepasang bola mata Ingrid yang biru itu semakin terpesona. Dia bahkan perhatikan tanda pangkat yang ada di pundak Adam..., lalu menunjuk pada wing terjun yang tersemat di dadaa sebelah kanan. Sepertinya wanita itu sangat paham sekali dengan simbol dan atribut di kemiliteran.
“I see your rank, you are an officer, a captain, aren’t you?” ........dari tanda pangkat, sepertinya anda seorang perwira, kamu seorang kapten bukan.....? Ingrid menunjuk tanda pangkat yang terjahit di pundak kanan pemuda itu.
“Oh this rank.....?” ........oh, pangkat ini.......? Adam ikut memperhatikan.
“Yeah.” Angguk wanita itu.
“You are absolutely right....” .........ya, anda benar sekali....... Suara Adam terdengar penuh semangat.
“But you look still very young and your english is also quite good, of course because you are a pilot.” ..........tapi anda terlihat sangat muda, bahasa Ingris anda juga sangat bagus, oh tentu saja, karena anda seorang pilot....... Puji wanita itu.
“And how can you recognize this?” .........dan bagaimana anda bisa paham dengan semuanya ini.......? Adam terlihat penasaran.
“You know...., my father was in airforce before, and also a combat pilot like you, he was a Major...!” .......ayah saya bertugas di angkatan udara dulu, dia juga seorang pilot tempur sepeti anda, dia seorang Mayor......... Terang Ingrid. Tangannya dia tepuk-tepukkan di pundak menggambarkan pangkat seorang perwira.
“Ah, really, a combat pilot?” .........ah sungguh..., seorang pilot tempur.......? Adam membesarkan bola matanya.
“Yeah.” Wanita itu mengangguk.
“Is he in active service now.?” .....apakah dia masih berdinas sekarang....? Adam menanyakan lagi.
Ingrid tak langsung menjawab, sesaat dia diam membisu, sepertinya ada kesedihan yang yang terpancar dari wajahnya. Adam menangkap ada sesuatu yang mengusik pikiran gadis itu, mungkin saja ada yang salah dengan apa yang dia tanyakan tadi. Kemudian teringat oleh Adam bahwa Ingrid tadi menggunakan kata ‘was’ untuk menyebutkan orang tuanya. Mungkin saja orang tua wanita itu telah tiada.
“Sorry...., if there is something wrong with me...” .........maaf jika seandainya ada sesuatu yang salah dengan saya......... Pinta Adam, kemudian dia menundukkan kepalanya,
“It’s hard to say.” .......sangat sulit untuk dikatakan....... Hanya itu kalimat yang terucap dari mulut Ingrid kemudian.
“Again..., sorry if there is something wrong.” .......sekali lagi, saya minta maaf jika ada sesuatu yang salah.... Ujar Adam lagi, mungkin saja dia menanyakan sesuatu hal yang tak berkenan.
“Oh, it is nothing....!” ........oh tak apa-apa........ Ingrid menggelengkan kepala.
“You know, he actually was killed in combat.” .........sebenarnya dia telah tewas dalam perperangan........ Terang Ingrid menengadahkan kepala dengan memejamkan mata. Adam terdiam mendengarnya. Dugaannya ternyata benar, orang tua wanita itu telah meninggal dalam suatu pertempuran.
“I’m sorry to hear that...., but I didn’t mean to hurt your feeling...” ........aku turut bersedih mendengarnya, namun aku tak bermaksud menyinggung perasaan anda......... Adam menundukkan kepalanya pertanda dia ikut bersedih.
“Oh, that’s okay.” .........oh tak itu tak masalah.......... Gadis itu langsung menukas.
“He was killed when I was fifteen, and I miss him so much.” ........dia terbunuh di saat aku berumur lima belas tahun..., aku begitu merindukannya........ Sambung wanita itu lagi menjelaskan.
“Yes, I miss him.“ .........ya, aku begitu merindukannya........ Ingrid kembali mengulangi.
Sejenak gadis itu terdiam, lalu dia melirik arlojinya. Hari menunjukkan pukul 11:15 malam, masih ada waktu tersisa sekitar tiga puluh menit lagi dari jadwal keberangkatan pesawat dengan nomor penerbangan XZ-1949 yang tertulis pada boarding pass Ingrid. Kedua bola mata gadis itu kemudian kembali mengarah pada Adam, sepertinya dia masih ingin menghabiskan sisa waktu beberapa menit untuk berbincang-bincang dengan pemuda itu.
“And how about yours....?” ........dan bagaimana dengan orang tua anda........? Ingrid kembali memulai pembicaraannya.
“Dead already.” .........sudah meninggal........ Sahut Adam singkat.
“Mom or Pa.....?” .....ayah atau ibu.....?
“Both.” ........keduanya.... Adam masih menjawab dengan singkat. Gadis itu tersentak mendengar, dia tak menduga bahwa kedua orang tua pemuda itu ternyata juga telah tiada.
“Both of them.....?” ........keduanya........:? Ingrid kembali bertanya, kedua bola matanya menatap wajah pemuda itu dalam-dalam, seolah-olah dia tak percaya dengan apa yang dia dengar.
“Yea, both.” .......ya keduanya...... Adam menganggukkan kepala.
“Do you miss them also...?” .....apakah kamu juga merindukannya..... Gadis itu melembutkan suaranya.
“I don’t know.” .......aku tak tahu...... Adam meninggikan kedua bahunya.