(1 Januari- Pukul 01:30 dini hari)
Tahun baru saja berganti. Proses boarding penumpang pesawat XZ-1949 masih belum tuntas. Tinggal belasan penumpang lagi, kebanyakan ibu-ibu yang membawa anak kecil dan orang berumur yang kalah kuat bersaing di saat memasuki pesawat. Namun ada juga sepasang muda-mudi yang terlambat karena ketiduran berduaan.
Ingrid Rose yang tadi masuk ke dalam pesawat bersama Adam lebih dahulu duduk di kursi nomor 7A di sisi jendela sebelah kiri. Adam masih melangkahkan kaki menuju kursi barisan tengah. Entah apa yang terjadi, namun.... langkah perwira itu tiba-tiba saja terhenti di tengah-tengah gang pesawat yang sempit. Ada sesuatu yang mengusik penglihatannya, seberkas cahaya putih berkedip-kedip tiba-tiba saja menyerobot masuk melalui kaca-kaca jendela pesawat. Cukup lama dia menatap, hingga menimbulkan tanda tanya yang besar bagi dirinya.
Mata batin pemuda yang mempunyai kemampuan luar biasa itu tiba-tiba saja terperangkap dalam suatu penampakan yang lain. Kali ini, begitu mengerikan apa yang dia lihat.....!
Ruangan kabin penumpang mendadak pengap dipenuhi asap hitam yang pekat. Partikel-partikel halus menembus paru-paru masing-masing orang. Wajah setiap orang seketika berubah pucat, seluruh penumpang mendadak kejang-kejang, tak lama kemudian semua yang ada di sana menggeliat dalam keadaan sekarat.
Penampakan lain kembali menyengat penglihatan Adam. Tiga orang perempuan cantik di kursi barisan tengah dilihatnya duduk mengenakan masker oksigen. Ketiga perempuan itu asyik membaca komik bergambar makhluk iblis berkuku panjang. Dengan leluasa mereka melayangkan ejekan. Penumpang lain yang menggeliat sekarat mereka jadikan bahan cemoohan. Adam murka melihat mereka. Masker oksigen perempuan-perempuan itu dia buka dengan paksa. Ejekan perempuan-perempuan itu terhenti seketika. Namun aneh...., seketika masker mereka dia lepas, seketika itu juga wajah-wajah cantik mereka berubah buruk menyeramkan.
Salah seorang dari mereka tiba-tiba menghilang dari kursinya, dengan secepat kilat dia berpindah tempat. Perempuan itu kini muncul tepat di belakang Adam dengan menampakkan wajah seramnya. Kemudian perempuan itu berkata. “Permisi mas, saya duduk di kursi 16F....!” Adam kaget mendengar suara perempuan itu, benar-benar kaget. Seketika itu juga dia terjaga dari alam bawah sadarnya.
Ternyata..., Adam mendapati dirinya masih berdiri di samping kursi nomor 16D, kursi yang akan dia duduki. Adam menoleh ke belakang, dilihatnya gadis cantik bernama Lisa mengenakan baju hello kitty dengan lekuk tubuh yang aduhai itu baru saja muncul dan kini tepat berdiri di belakangnya. Padahal gadis itu tadi lebih dahulu masuk ke dalam ruang pesawat dari pada Adam.
Adam masih ingat, gadis itu tadilah yang dilihatnya asyik marah-marah di dalam ruang tunggu keberangkatan. Seram tapi menggelikan. Lisa ternyata lagi perang sengit dengan seorang bernama ‘play boy cap kodok’ seperti yang dia sebut-sebut di handphonenya tadi. Dan orang itu tak lain adalah cowoknya sendiri.
*****
Ruangan kokpit pesawat Airbus A320-214 itu terlihat super sibuk. Proses awal sebelum pesawat ‘take-off’ sedang berlangsung saat itu. Sudah lebih dari tiga puluh menit lamanya Edwin yang duduk di kursi kopilot mengutak-atik tombol-tombol yang ada di panel instrumen pesawat, lalu mengisi beberapa lembar ‘check-list’. Sepintas lalu..., begitu rumit prosedur itu terlihat, namun sebagai standar prosedur operasi dalam penerbangan, hal itu harus dilalui sebelum pesawat diizinkan untuk tinggal landas.
Informasi awal dari auotomatic terminal information service bandara diperoleh data angin 180 derajat 0.3 knots. Visibility v.r.v. atau atau jarak pandang 7 kilometer. Cuaca yang dilaporkan cukup cerah nil–clear sky. Temperatur 28 celsius dan kondisi awan 2400 feet, baik untuk normal maupun cumulus. Sepertinya keadaan cuaca pada malam itu masih dikategorikan berawan namun masih dalam batas normal.
Jacky yang duduk di kursi sisi sebelah kiri kokpit pesawat yang bertindak sebagai pilot dalam penerbangan XZ-1949 itu juga tak kalah sibuknya. Dia harus memastikan semua sistem yang ada dalam pesawat termasuk sistem komputerisasi, komunikasi dan navigasi pesawat benar-benar dalam kondisi prima. Kalau tidak...., bisa-bisa pesawat itu melenceng arahnya dan hilang di tengah samudra.
*****
(1 Januari pukul 01.33 dini hari)
Seluruh persiapan keberangkatan sudah terselesaikan. Kru pesawat XZ-1949 diminta untuk melakukan komunikasi radio dengan delivery control bandara pada frekuensi 121.95 sebelum memperoleh ATC clearance. Setelah kru pesawat menginformasikan kepada ATC beberapa hal seperti registrasi dan tipe pesawat, total penumpang dan lainnya, maka selanjutnya proses take-off atau tinggal landas penerbangan XZ-1949 dimulai.
*****
(1 Januari pukul 01.35 dini hari)
Pesawat Green air dengan nomor penerbangan XZ-1949 itu persiapan terakhir untuk lepas landas meninggalkan apron atau lokasi parkir pesawat. Meski dini hari, namun Air traffic control masih sibuk mengatur lalu lintas pesawat yang rata-rata berdurasi 5 sampai 10 menit untuk satu pesawat yang take off dan landing saat itu.
“Ceck list completed kep.”
“Ok...., kita proceed ke tower.”
Proses push-back atau pesawat di dorong mundur ke belakang, start engine dan taxi di mana akan bergerak menuju ujung landasan pacu kini dimulai. Kemudian terjadi percakapan antara Edwin selaku ko-pilot dalam penerbangan XZ 1949 dengan gound control bandara yang ada di menara