Kulit jidat Rosma terlihat semakin berkerut-kerut bagai gelombang laut. Memang, tak ada terlihat sesuatu yang aneh di sana, atau juga penumpang yang membawa anak kecil dalam pesawat. Namun Rosma benar-benar mendengar suara-suara tangisan itu. Tapi anehnya juga..., kenapa hanya dia yang bisa mendengarnya.
“Aneh ya Dan, kok hanya aku saja yang bisa dengar suara-suara itu.?”
“Mungkin karena bosan kali sudah kelamaan di dalam pesawat.”
“Ya....., mungkin saja sih.”
“Ya sudah, tak lama lagi kan pesawat akan transit di Makasar.”
“Aku tahu Dan, tapi itu kan masih satu jam lagi, tapi ngomong-ngomong beneran nih kamu nggak ngerasain ada sesuatu yang aneh dalam pesawat ini.?”
“Nggak ada tuh, semua biasa-biasa saja, sudah kamu merem aja dulu, mana tahu bisa tenang.”
“Tapi perasaan aku sebenarnya mengatakan memang ada sesuatu yang tak beres dalam pesawat ini Dan.”
“Ah, nggak ada itu, kamu saja yang dasarnya memang sudah penakut.!” Sindir Danu, kemudian dia langsung duduk menghempaskan badannya di kursi pesawat. Kedua lobang telinganya kembali di sumbat dengan headset.
“Aku mau tidur sebentar, awas...., jangan kamu ganggu lagi aku Ros, duduk saja yang manis di sana, kalau bisa sumbat tuh kedua lobang kuping dengan jari telunjuk biar kamu adem..!” Celoteh Danu sembari mengolok-olok.
“Jangan tidur Dan, nanti kamu di usik setann, bisa ngompol dalam celana kamu.!” Rosma masih mengganggu.
“Biarin....., masa bodoh.!” Danu tetap memejamkan mata.
“Lihat tuh.., ada nenek-nenek bertaring panjang di belakangmu Dan....!”
“Nggak ada tuh...., dasar kamu saja yang memang sudah penakut......!” Sindir Danu, dia bahkan mencibirkan lidahnya ke arah Rosma.
*****
Semakin senyap suasana dalam ruangan kabin pesawat itu kini terasa. Danu memejamkan mata, dia mulai tertidur. Namun Rosma tak bisa tenang, pikirannya semakin amburadul. Tiba-tiba saja teringat kembali oleh Rosma akan kursi misterius nomor ‘13’ yang begitu saja muncul dalam pesawat. Danu pun kembali dia usik.
“Dan, Danu...., bangun Dan.!” Panggil Rosma. Danu tak bergerak, mungkin saja di benar-benar sudah terlelap dalam mimpinya.