Misteri Masalembo : Crash Landing

Yaldi Mimora
Chapter #12

Part-12: Rantai Cumulonimbus

   Siska, salah seorang mahasiswi ilmu kelautan yang ikut dalam rombongan di pesawat itu melirik jam yang ada di handphonenya. Pukul tiga pagi tinggal beberapa menit lagi, namun penerbangan terasa lama olehnya, dan juga sangat membosankan. Beberapa kali Siska merasakan pesawat itu hanya berputar-putar saja di atas lautan, seperti sebuah pesawat yang kehilangan arah di alam luas. Hal itu tentu saja membuat dirinya merasa cemas.     

    “Sudah lebih dari satu jam pesawat mengudara, tapi rasanya kok masih berputar-putar di atas lautan saja ya, ada apa sebenarnya ini...? jangan-jangan ada masalah pada sistem navigasinya lagi, wah bisa berabe nih....!” Pertanyaan konyol itu tiba-tiba saja mencuat dalam benak Siska.

    “Rissa....., seingat aku penerbangan ke Makassar paling lama kan cuma dua jam, tapi sampai sekarang kok rasanya pesawat ini masih berputar-putar saja, kapan sampainya kalau begini begini terus...?” Celoteh Siska pada Rissa yang duduk di sampingnya.

    “Yaaa...., es putar.” Sahut Rissa, suaranya terdengar seperti sedang mengigau.

    “Haaaah. es putar....?” Kulit jidat Siska berkerut mendengarnya. Siska melirik ke arah Rissa, Mata Rissa terpejam, tapi mulutnya menganga, lidahnya bahkan terjulur keluar, lucu kelihatannya.

     “Ngigau nih kayaknya orang, dibilangin pesawatnya berputar-putar tapi jawabnya es putar.” Celoteh Siska lagi.

    “Ris, Rissa....!” Panggil Siska membangunkannya.

    “Rissa bangun dong.!” Sekali lagi Siska memanggil, namun kedua bola mata Rissa masih terpejam.

    “Hoi, bangun..!” Teriak Siska lagi tepat di telinga Rissa.

    “Haah., sudah landing Sis....?” Rissa tersentak kaget, langsung mengigau, dikiranya pesawat sudah mendarat.

    “Belum Ris, aku penasaran saja...., lihat nih sudah hampir jam tiga pagi tapi pesawatnya masih berputar-putar saja dari tadi.” Siska memperlihatkan jam yang ada di handphonenya.

     “Iya benar ya Sis, kok lama begini ya ?”      

     “Nah itu yang aku gusarkan Ris, sedari tadi aku perhatikan kita hanya berputar-putar di atas lautan, pasti ada apa-apanya.”

    “Ada apa-apanya bagaimana maksud kamu Sis......?”

    “Jangan-jangan......, kita tersesat di atas laut masalembo, kamu ingatkan berita di TV sebelum keberangkatan tadi....? dua buah pesawat hilang sekaligus.”

   “Hussssss.....! ngomong apa kamu ini Sis, jangan memikirkan hal yang aneh-aneh dulu, kita tunggu saja pemberitahuan dari pilot atau pramugari nanti.”

    “Bukan masalah pikiran yang aneh-aneh Rissa, tapi….” Kalimat Siska terhenti sesaat, pendengarannya terusik oleh suara-suara penumpang di barisan kursi belakang, tak jauh dari kursi mereka. Siska menoleh ke arah sana, dia begitu serius memperhatikan. 

   “Ada apa Siska....?” Rissa penasaran.

    “Sepertinya ada yang lagi serius tuh....!” Tunjuk Siska ke arah belakang.

    Rissa ikut menoleh ke sana, terlihat olehnya seorang pramugari sedang bercakap-cakap dengan salah seorang penumpang berseragam tentara. Dari bahasa tubuhnya, penumpang itu sepertinya menanyakan sesuatu pada pramugari.

    “Kayaknya memang ada yang tak beres, lihat saja tuh wajah pramugarinya tampak masam, menurut kamu mereka itu lagi ngomongin apa ya Sis.” Rissa semakin penasaran. 

    “Kurang tahu juga ya Ris...., tapi sepertinya tentara itu juga menanyakan kenapa pesawat dari tadi hanya berputar-putar saja di atas lautan.”

    “Mungkin saja ya Sis, lihat tuh penumpang lain juga pada heran melihat mereka.” Tunjuk Rissa ke arah penumpang yang duduk di dekat mereka.

    Tak ada yang tahu apa sebenarnya yang terjadi, tapi yang jelas wajah pramugari itu terlihat tegang. Begitu mereka selesai berbicara, pramugari itu bergegas berjalan menuju ruangan kokpit kemudi pesawat. Pintu kokpit itu dibukanya, seorang pilot terlihat sedang menunggunya di dalam.

    “Lihat kan Ris....., wajah pramugarinya saja tegang begitu, pasti ada apa-apanya.”

    “Sudahlah Sis, kita tunggu saja apa pemberitahuan dari pilot nanti.”

    “Tapi aku takut Ris.”

    “Sebenarnya nggak perlu takut, sebaiknya kita berdo’a saja dan serahkan semuanya pada Yang Kuasa, Dia yang menentukan hidup dan mati kita Sis.”

    “Tapi Rissa..” Suara Siska terputus.

    “Tapi kenapa Siska...?”

    “Aku sudah sebulan lebih nggak pernah Sholat Subuh Ris, habis aku bangunnya telat melulu.” Aku Siska, mahasiswi yang mengenakan kerudung dan baju warna biru muda itu tak lagi pernah menyembah Yang Kuasa di pagi hari.

    Rissa terdiam mendengarnya. Dia sendiri juga sama, bahkan hampir setiap hari Rissa tak pernah sujud menyembah kepada Nya.

    “Ya Allah, ampunilah hambamu yang lalai ini ya Allah.” Jerit Rissa dalam hati mengenang dosa-dosanya yang tak berhingga..

Lihat selengkapnya