Ingrid rose...., bule cantik dengan pukauan mayanya yang biru yang duduk di kursi nomor 7A barisan jendela itu baru saja terjaga dari pingsannya. Benturan di ke pala yang cukup keras membuatnya hilang kesadaran beberapa saat. Wajahnya kemudian dia arahkan keluar kaca jendela mengetahui adanya rona cahaya berwarna merah keunguan menyembur tak jauh dari pesawat. Dia terus memperhatikan. Saking seriusnya dia melihat, wajahnya yang luar biasa aduhai..., bahkan hidungnya yang mancung ikut menempel di kaca jendela..., hingga matanya pun juga tak berkedip menyaksikan.
Semburan dan rona cahaya, warna badai, beserta struktur yang membentuk badai itu sangat tak lazim menurut pengamatan sarjana astrofisika itu. Warna ungu kemerah-merahan yang terpancar dari kabut tebal itu berbentuk kerucut raksasa, sangat aneh terlihat, dan tak akan mungkin ada badai seperti itu sebelumnya yang muncul di alam nyata.
“It so ridiculous...., how it could be....,..!” .........ini sesuatu yang konyol..., bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi......... Pikir gadis itu, tak percaya dengan apa yang dia lihat.
“Oh my God..., is that really a black hole phenomenon.....? if so, it's the end for every one...!” .......ya Tuhan..., apakah itu benar-benar suatu fenomena lubang hitam.....? kalau memang benar maka kiamatlah semuanya......... Tebakan gadis sarjana astrofisika itu mengarah pada fenomena ‘black hole’ atau lubang hitam.
“But it couldn't be....! this only can be happened when a star is dying.” ..........tapi tak mungkin..., karena “black hole” atau lubang hitam hanya bisa terjadi jika sebuah bintang sekarat.............. Gumam Ingrid lagi membantah anggapannya sendiri.
Tentu saja...., hal itu sebenarnya sesuatu yang mustahil terjadi pada ketinggian 36.000 kaki di atas permukaan laut. Seperti halnya ketinggian jelajah terbang pesawat Airbus A320 itu. Ingrid...., sarjana astrofisika itu benar-benar menyadari bahwa ‘black hole’ sebenarnya hanya bisa terjadi di luar angkasa dan juga tak terlihat oleh mata biasa.
*****
Badai yang menghadang tepat di depan penerbangan XZ 1949 kali ini benar-benar tak pernah muncul di alam nyata sebelumnya. Warna ungu kemerah-merahan yang terpancar dari kabut tebal berbentuk kerucut raksasa itu menunjukkan adanya suatu fenomena misterius di sana.
Jika apa yang muncul di atas permukaan laut saat itu adalah memang benar merupakan adalah suatu fenomena black hole seperti apa yang ada dalam pikiran Ingrid, maka gaya gravitasi yang sangat besar akan mampu menyedot pesawat itu ke tengahnya. Jika pesawat Airbus A320 itu terjerembab di sana, maka tamatlah riwayat seluruh penumpang. Sesuatu hal yang mengerikan jika dibayangkan.
Ketakutan yang ada di benak Ingrid kian mencuat. Tak ada yang lebih mengerikan jika apa yang ada dalam pikirannya benar-benar akan terjadi. Adam, pemuda tampan yang dia kenal sesaat sebelum keberangkatan dan kini berhasil mengambil alih pesawat harus dia beri tahu. Ingrid akhirnya memberanikan diri bangkit dari kursi. Dia bergegas melangkah menuju ruang kokpit kemudi pesawat. Seorang pramugari sempat menegur gadis itu agar jangan masuk ke ruang kokpit.
“Hei mis, you can not go inside....!” .......nona, kamu tak boleh masuk ke sana...... Teriak seorang pramugari terdengar. Namun Ingrid tak mempedulikannya.
“But I have to, there is something wrong..., I need to inform pilot... otherwise we’ll all die...!” ........tapi aku memang ingin masuk ke dalam.. ada sesuatu yang aneh terjadi ...! aku harus memberi tahu pilot, kalau tidak semua orang yang ada dalam pesawat ini akan celaka....... Teriak Ingrid bersikeras. Dia tak menghiraukan, Ingrid terus saja melangkahkan kakinya berjalan menuju ruang kokpit.
Pintu kokpit seperti dibiarkan terbuka. Ingrid berdiri di sana berpegangan pada dinding-dinding kokpit, pandangannya mengarah keluar pesawat. Dia menyaksikan bentuk badai itu lebih jelas, mengerikan terlihat.
“It is really a nightmare.” ...........benar-benar sebuah mimpi buruk........ Ujar Ingrid menggeleng-gelengkan kepalanya.
Perhatian gadis itu kini tertuju pada Adam. Ingrid mengenali pemuda itu, mereka berdua kebetulan bertemu di ruang tunggu keberangkatan pesawat beberapa saat sebelum pesawat Airbus A320 itu tinggal landas. Walaupun perkenalan mereka hanya berlangsung beberapa saat, namun cukup membuat Ingrid terpesona. Adam dilihatnya kewalahan seorang diri di kursi pilot.
“Adam.! oh my god.!” .........Adam...! ya Tuhan......! Ingrid tiba-tiba berteriak.
Adam kaget mendengar teriakan, seketika itu juga dia menoleh ke belakang. Ingrid, gadis yang pernah bertemu dengannya di ruang tunggu keberangkatan itu dilihatnya sedang berdiri tepat di pintu kokpit pesawat.
“Ingrid, what are doing there.!” .........Ingrid, apa yang kau lakukan di sana......! Adam menegur, juga dengan berteriak.
“It doesn’t save standing there, return back to your seat please...!” .........sangat berbahaya berdiri di pintu kokpit, tolong kembali ke tempat duduk........ Teriak Adam lagi memperingatkan Ingrid agar kembali ke tempat duduknya.
“Adam, I can’t....!” ........Adam..., aku tak sanggup.......! Ingrid menggeleng-gelengkan kepalanya tak sanggup berjalan.
“That is a black hole...! you need to turn right away.” .........itu adalah sebuah black-hole.... pesawat harus berputar secepatnya........ Sorak Ingrid lagi
Adam terperanjat mendengar. “What are you talking about....???” .........apa sebenarnya yang kau maksud........? Tanya Adam, dia tak paham apa yang dikatakan oleh Ingrid.