(......bahagian ini menggambarkan kejadian-kejadian aneh di bawah alam sadar dalam ruangan kabin pesawat.....)
................................
Bentuk fisik dan struktur dari pesawat Airbus A320 itu kini lenyap, kesadaran seluruh penumpang yang berada dalam ruangan kabin pesawat juga lenyap. Mereka kini mulai digerogoti arwah-arwah gentayangan. Beberapa orang kerasukan memasuki alam bawah sadar mereka. Pikiran menerawang ke angkasa, seperti terlepas dari raga, lalu melayang menembus awan-awan hitam.
Jelmaan hantu-hantu putih berambut panjang seakan-akan bergentayangan dalam ruangan kabin pesawat. Puluhan pasang mata melotot menyaksikan hantu-hantu itu beterbangan tak menentu di langit-langit kabin pesawat, kemudian mereka berputar-putar menembus dinding, lalu muncul dari bawah kursi dan berubah jadi hitam.
Penampakan menyerupai tangan-tangan setan juga membahana dalam ruangan pesawat. Tangan-tangan yang kekar terlihat membentang seperti cengkaman drakula menyelimuti seluruh penumpang. Lalu puluhan jari dengan kuku-kuku api yang panjang bermunculan dari celah lampu kabin. Semakin lama kuku-kuku itu semakin panjang, kuku-kuku setan itu bersiap-siap mencakar semua penumpang dan mencabik-cabikkan isi perut mereka.
Seorang penumpang dengan mata terbelalak melihat bayangan kuku-kuku setan yang tajam, lalu mendengar suara-suara manusia pemuja roh dalam ruangan kabin pesawat. Kuku-kuku itu mencekam dadanya, orang itu dapat merasakan sakit di seluruh dada dan lehernya, panas dan perih seperti terbakar.
Kemudian....., puluhan tangan berkuku panjang berbentuk iblis gentayangan ke sana kemari, berputar-putar di atas langit-langit pesawat bersiap menyergap sesuatu, seperti drakula malam yang haus akan darah. Kuku-kuku iblis itu kembali menyergap dalam ruangan lalu mencabik-cabik seluruh tubuhnya seperti kalajengking raksasa menyantap mangsanya.
*****
Partikel-partikel asap yang berhasil menyerobot masuk ke dalam ruang pesawat masih terus terhisap, ruangan kabin penumpang berubah gelap semakin pengap, dada terasa sesak penuh asap tak mampu lagi menghisap. Seluruh penumpang mulai terkulai sekarat. Kengerian dalam ruang kabin pesawat terasa semakin menggila, mungkin tak akan ada yang selamat.
Silva...., seorang pramugari cantik yang bertugas di kabin bahagian depan pesawat tiba-tiba saja merasakan susah bernapas.
“Ya Tuhan, dadaku sesak..!” Teriak Silva.
Dada kembang kempis merasakan bau yang semakin menyengat. Mulut menganga bulat, perut mulas begitu hebat, Silva kebelet ingin muncrat. Tak ada plastik kosong dia lihat, pramugari itu terpaksa dia muncrat di lantai pesawat.
“....huaaaaaaak…….!” Silva muncrat.
“.....huaaaaaaak.........!” Dia muncrat lagi untuk yang ke dua kali.
Lega isi perut yang dirasakan oleh Silva sesaat. Mulutnya yang mungil kemudian dia sekap kuat-kuatnya dengan kedua tangannya agar jangan lagi muncrat, Silva pun tak lagi muncrat.
Namun tanpa diduga-duga pesawat itu kembali terhempas hebat. Perut Silva yang lega langsung kaget dan terasa berputar-putar, perut itu kembali mulas, mulut Silva kembali membulat, dia pun seketika kembali muncrat.
“....huaakkk...! huaaaak....! huaaaak....!” Tiga kali berturut-turut Silva muncrat, muntah semakin berserakan di lantai pesawat. Maka..., semakin parahlah bau yang menyengat dalam ruangan kabin pesawat.
Silva sama sekali tak berdaya, hidup dia rasakan semakin sengsara. Namun, dia tak ingin mati muda. Sebelum napasnya menghilang, pramugari itu menyambar masker oksigen yang ada. Masker itu langsung dia kaitkan di kepala, lalu dia lingkarkan menutupi mulut dan hidungnya.
Namun sayang...., usaha Silva agar tak mati muda sia-sia belaka. Asap hitam berbahaya terlanjur banyak dia hisap.
Gas karbon monoksida dalam kadar yang tinggi berbondong-bondong memenuhi paru-parunya. Gas yang berbahaya itu semakin mengganas merajalela. Dengan gesitnya mengikat sel-sel darah merah dalam tubuh Silva. Kadar oksigen yang didistribusikan dalam darahnya pun jadi sirna.
Pasrah tapi tak rela.
Tubuh Silva dingin mulai mati rasa. Silva merasakan maut segera akan menyergap tubuhnya. Tak sanggup lagi dia bertahan. Tak sanggup juga dia dia menatap kematian. Kedua bola matanya kemudian dia picingkan. Ogah dia membukanya, tak ingin lagi melihat sampai datangnya malaikat.
*****
Lebih dari satu menit Silva menahan napasnya, namun malaikat maut yang ditunggu-tunggu tak datang jua. Dua menit Silva memicingkan mata, dia merasa belum mati jua. Tiga menit Silva tak membuka matanya, tiba-tiba dia terperanjat merasakan suatu benda aneh melejit tepat di depannya.
Mendadak Silva membuka kedua matanya.
Sebuah bayangan hitam mirip manusia terbang dilihatnya dengan begitu saja berhasil menembus dinding-dinding pesawat. Lalu secepat kilat bayangan hitam itu sudah berdiri tepat di depannya, sontak saja Silva terperanjat.
“Ha..., ha...., hantuuuu....!” Teriak Silva terbata-bata.
Pramugari itu disergap ketakutan, dia benar-benar dapat menyaksikan kehadiran makhluk itu. Serba hitam dan menakutkan.
Mata kembali dipicingkan tak ingin melihatnya. Namun, ada bau busuk yang tiba-tiba saja menyengat hidungnya. Perut mulas seakan-akan diaduk blender. Mata terpicing tapi mulut menganga bulat nyaris membentuk huruf “O.” Silva pun muntah untuk yang kesekian kalinya. “Huaaaaakk...!” Empat kali Silva muncrat berturut-turut, bahkan yang tersisa hanya tinggal ampasnya saja. Menyaingi bau busuk bangkai yang sudah sepuluh hari terkubur dalam tanah. Maka..., semakin amburadullah aroma bau yang menyengat dalam ruang kabin pesawat.
Walaupun sebenarnya Silva ketakutan tak ingin melihat, namun bau busuk yang amat sangat mengalahkan segalanya. Silva terpaksa membuka matanya. Seketika mata terbuka, mulut Silva langsung disergap oleh sesosok makhluk serba hitam itu.
Ingin Silva menjerit sekuat-kuatnya, tapi dia tak berdaya. Sergapan tangan-tangan makhluk serba hitam itu begitu perkasa. Jauh di atas kemampuan Silva sebagai seorang wanita.
Akhirnya..., suatu kegelapan yang sempurna menutupi semuanya. Hingga membuat kesadaran Silva terpental menembus alam bawah sadarnya. Silva menggeliat dalam cengkeraman tangan-tangan hitam yang gentayangan dalam pesawat. Sebelum akhirnya, tubuh Silva serasa melejit menembus awan-awan hitam.
*****
Kesadaran Silva melayang membumbung tinggi hingga ke angkasa. Kehidupannya kini mulai berada di bawah kendali alam bawah sadarnya. Dipenuhi dengan kejadian-kejadian tak terduga yang juga tak bisa dipahaminya.
Mengejutkan, sebuah hempasan keras terasa tiba-tiba. Tubuh Silva seakan-akan terlonjak, pikirannya tersentak. Sosok makhluk serba hitam yang tadi menggerogotinya kini tak lagi tampak.
Silva merasa seolah-olah dia terjaga dari alam bawah sadarnya. Pramugari itu membisu seketika dia terjaga. Apa yang dia dapati, ternyata tubuhnya tengah berada di dalam sebuah ruang kokpit pesawat. Napas terengah-engah. Pramugari berkulit mulus nyaris tanpa cacat itu terperangah.
“Aneh.., kenapa aku tiba-tiba saja berada ada dalam kokpit...?” Silva mengusap-usap matanya.
Tak percaya dengan kejadian apa yang baru saja dia alami. Masker oksigen yang dia kenakan langsung dia lepas dari mulutnya. Silva kembali terperangah. Dilihatnya Ayu, rekannya sesama pramugari tersandar di pojok ruang kokpit, juga masih memakai masker oksigen.
“Loh.., kok dia ada di dalam ruangan kokpit jua...?” Kembali Silva mengusap-usap mata. Kali ini sampai memerah warnanya.
Pandangan Silva kemudian mengarah pada kursi pilot dan ko-pilot. Silva mendadak kaget. Kedua bola mata Silva membulat terperanjat. Pilot dan ko-pilot diperhatikannya terkulai lemas seperti orang sekarat.