Misteri Masalembo : Crash Landing

Yaldi Mimora
Chapter #21

Part-21: Mimpi di Lorong Waktu

   Seratus empat puluh empat orang penumpang dalam pesawat termasuk awak kabin terlanjur menerobos portal misterius berbentuk pusaran badai berwarna hitam. Mereka menghilang dari masa sekarang. Terjerembab ribuan kilo meter jauhnya. Menjelajah angkasa di belahan lain kaki langit.  

    Raga penumpang terjun bebas.

    Tubuh-tubuh terpeleset ke suatu masa di masa lalu. Puluhan tahun silam, mendekati satu abad lamanya. Tak ada internet dan game online yang bisa diutak-atik saat itu. Entah kapan masanya itu. Dan di benua mana itu. 

    Seratus empat puluh empat pasang mata terbelalak dalam ruang kabin pesawat. Semuanya menerobos alam bawah sadar. Mimpi seram menyusup senyap dalam pikiran masing-masing orang. Jiwa dan raga terasa lemah tak lagi berdaya. Tubuh serasa digerogoti makhluk-makhluk berkuku panjang yang mengerikan. Lalu...., semuanya mendadak kejang-kejang. Dan....., menggeliat tegang.    

    Di manakah sebenarnya keberadaan pesawat Airbus A320 itu sekarang...? Badai apakah sebenarnya yang mereka lalui...? Semuanya menjadi misteri dan teka-teki. Tak seorang pun yang tahu, termasuk petugas pengawas lalu lintas udara. Pesawat mendadak lenyap dari pantauan radar tak tahu lagi di mana rimbanya.

*****

    Tujuh menit sudah badai misterius berlalu. Sebahagian kecil penumpang berhasil terbebas dari cengkeraman makhluk-makhluk berkuku panjang yang menggerogoti alam pikiran mereka. Namun...., kebanyakan penumpang masih membelalakkan mata. Raga terbaring kaku di kursinya, tapi jiwa mereka terbang melanglang buana. Terperangkap dalam ruang-ruang gelap yang mengerikan.

     Suara teriakan histeris beberapa orang penumpang masih terdengar dalam ruang kabin pesawat. Termasuk teriakan Ayu dan Silva, pramugari cantik lagi bahenol yang bertugas di kabin bahagian depan pesawat.

    Tubuh Ayu dan Silva terbujur kaku di kursinya. Namun jiwa mereka masih terperangkap dalam pergulatan yang menyeramkan. Ketakutan...., itulah yang kini mereka rasakan. Keduanya menyaksikan hantu pocong bertaring panjang. Tubuh mereka melejit terbang secepat kilat dalam malam nan kelam.

    Seperti orang yang kerasukan setan, Ayu dan Silva terus-terusan menjerit dalam ruangan pesawat. “...toloooong... hantuu.! ada hantuuuuu...! tolooooong...” Suara mereka terdengar bergema.    

    Devi, pramugari senior yang berada di dekat mereka kebingungan. Ayu dan Silva bersuara, namun berkali-kali dia bangunkan tak bisa-bisa. Teriakan “...toloong... hantuu.! ada hantuu...!” masih terus keluar dari mulut mereka.

    “Ya Tuhan..., dibangunkan tapi kok malah bertambah keras suara teriakannya.” Devi menepuk jidatnya.

    Sekali lagi Devi berusaha membangunkan. Kali ini dia juga menggoyang-goyang pundak mereka berdua.

    “Ayu...! Silva...!” Devi berteriak keras di samping telinga mereka.

    “Hei.., bangun Ayu, ayo bangun Silva...!” Panggil Devi dengan menepuk-nepuk pipi mereka berdua. Namun hasilnya sama saja. Bagai badak teler, Ayu dan Silva masih tak bangun-bangun juga.      

    “Ampun deh...!” Keluh Devi geleng-geleng kepala. Untuk yang kedua kalinya Devi kembali menepuk jidatnya.

    “Silva..! Ayu...! kalian itu lagi ngapain sih, apa nggak malu tuh menjerit-jerit terus didengarin oleh penumpang..!” Devi membentak. Namun usahanya masih saja tak berguna. Ayu dan Silva bahkan semakin menjerit-jerit kesetanan.

    “Capek deh...!” Gerutu Devi mengusap-usap jidatnya.

    Kesal memuncak.

    Mendadak pandangan Devi tertuju pada lemari kabinet yang berada tepat di belakang Ayu. Tanpa pikir panjang lemari itu dibukanya. Sebotol air mineral dia buka, lalu dia siramkan di kepala dan wajah mereka berdua.

     Tubuh basah kuyup. Badan menggigil kedinginan. Jeritan seketika terhenti. Ayu dan Silva langsung terjaga. Keduanya terbebas dari cengkeraman mimpi buruk mereka. Kaget dan bingung bercampur aduk. Itu yang mereka rasakan. Mata dikucek-kucek, lalu plonga-plongo tak tahu ada apa sebenarnya.

    “Hei..! sudah selesai kalian mimpinya.?” Devi langsung menyambut mereka dengan pertanyaan.

    Pandangan kabur seperti dalam kubur. Ayu dan Silva ternganga mendengar suara seseorang bertanya. Mereka berdua kembali mengucek-ngucek mata. Lalu mencari-cari asal suara. Ayu dan Silva mendadak bengong. Devi yang berdiri tepat di depan mereka dikira hantu pocong. Bola mata membulat. Mereka kembali menjerit-jerit terkencing-kencing dalam celana.

    “Hantuuuuuuu...! toloooooong ada hantu...!” Jerit Ayu dan Silva menunjuk-nunjuk pada Devi yang berdiri di depan mereka.

     Tak pelak lagi, Devi terperanjat, dia langsung meloncat. “Ya ampun, hampir copot jantung ku...!” Devi mengusap-usap dadanya.

Lihat selengkapnya