“Misteri dibalik misteri.” Begitulah diibaratkan misteri yang menimpa pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan XZ-1949 itu.
Lepas dari badai misterius, mereka tidaklah terbebas, maut bahkan semakin mengintai. Sederetan kejadian aneh tak masuk akal masih terus menerus menggerogoti seisi ruangan pesawat. Badai misterius yang baru saja terjadi di luar pesawat seakan-akan menimbulkan misteri baru yang kini bersemayam dalam ruang pesawat.
Waktu seolah-olah jatuh terpeleset, lalu terjerembab jauh ke suatu masa di masa lalu, entah di mana kini mereka berada. Seluruh penumpang merasakan adanya suatu keganjilan dalam pesawat. Ingin bertanya, tetapi tak tahu pada siapa. Seakan-akan semuanya tersimpan dalam sebuah kotak besi yang terkunci rapat.
Yang tak kalah menyeramkan, setelah roh beberapa orang penumpang terlepas dari raganya, raga-raga mereka juga ikut terlepas digerogoti makhluk makhluk kasat mata yang buas. Tubuh-tubuh itu remuk menjadi santapan makhluk makhluk gentayangan. Mereka habis dikunyah-kunyah hingga tak lagi bersisa.
Tiga belas orang tubuh penumpang dalam ruang pesawat mendadak lenyap. Termasuk jasad pilot dan ko-pilot, entah ke mana mereka perginya. Arwah-arwah gentayangan itu semakin meraja-lela dalam ruang pesawat. Memunculkan teror baru yang lebih mengerikan bagi penumpang yang selamat.
Kemelut lain juga menghantui. Instrumen kontrol dan sistem navigasi dalam ruang kokpit pesawat masih saja ‘ngadat’ tak menunjukkan angka-angka, pesawat Airbus A320 itu kini sepenuhnya terbang buta.
Di mana keberadaan bandara sama sekali tak bisa di kira. Layar radar “...t.c.a.s...” masih tak berfungsi, benar-benar bersih tak terpantau apa apa. Komunikasi radio juga tak bekerja. Panggilan darurat “mayday... mayday” yang telah berkali-kali dilakukan olah Adam hanyalah sia-sia.
******
Ingrid Rose yang ikut menemani Adam dalam ruangan kokpit pesawat baru saja terjaga dari alam bawah sadarnya. Mulutnya membungkam seketika dia terjaga, kedua bibirnya yang mungil terkatup erat oleh kekaguman akan keindahan alam semesta. Sepasang bola matanya yang biru yang kerap membuat para lelaki terpukau itu kini kelayapan merayap keluar kaca jendela, menjelajahi bentangan langit biru yang begitu luas seolah-olah tak berujung. Lekuk-lekuk awan putih yang menghiasi beberapa bahagian warna biru itu juga tak luput dari pandangannya.
“Oh my God...!” Gumam gadis itu dalam hati mengetahui ada sesuatu yang tak logika di sana.
“How it can be...? I can’t believe it...!” ........bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi........? aku tak percaya dengan semuanya ini..... Pikirnya lagi, bagaimana mungkin malam berganti siang hanya dalam sekejap.
Ingrid kemudian mengusap mata dan wajahnya, pikiran gadis itu diselubungi oleh suatu keganjilan dengan apa semua yang dia lihat. Sepertinya..., ada misteri lain yang tersembunyi dibalik semua keindahan itu.
“There must be something wrong...!” .........ada sesuatu yang tak beres........ Ujarnya lagi, menduga-duga ada sesuatu yang aneh. Tapi dia tak tahu apa itu.
“And.... that storm, where are they now...?” .........dan badai itu.., ke mana menghilangnya........ Sambung gadis itu lagi bertanya-tanya tentang badai yang tiba-tiba menghilang.
Dalam kebingungan, Ingrid mengarahkan wajahnya pada Adam, Perwira muda usia 27 tahun yang berhasil mengambil alih kemudi pesawat.
“Adam, I just wondered...., you see that..., it is noon already, and how it can be happened...?” .........Adam, aku merasa heran.., lihat..., hari sekarang tiba-tiba saja sudah siang.., bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi......... Tanya Ingrid, dia mengarahkan tangannya pada hamparan langit biru di depan pesawat.
Sulit sebenarnya bagi Adam untuk bisa menjawab pertanyaan gadis itu. Dia hanya menggeleng-geleng kecil, lalu alat komunikasi radio headset pilotplantronic yang terpasang di kedua telinganya dia lepas. Adam kemudian memperlihatkan sebuah senyuman pada Ingrid, hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menutupi kekhawatirannya.
Tak puas dengan senyuman, Ingrid kembali menyela. “We’ve just passing a severe thunderstorm in the dark, it was a few minutes ago, and now.. all gone..., there must be something wrong happened.” .......pesawat baru saja melewati badai yang dahsyat dalam malam, dan kini tiba-tiba saja menghilang....., pasti ada sesuatu yang tak beres... Ujar gadis itu lagi mengangkat kedua telapak tangannya mengarah ke atas. Tentu saja...., sesuatu yang mengherankan bagi Ingrid jika badai dan hitamnya malam tiba-tiba lenyap begitu saja dalam sekejap.
“Yes Ingrid, it’s no more storm.” .... benar Ingrid.., tak ada lagi badai... Balas Adam, masih menghamparkan senyumannya pada gadis itu.
“It is noon already..., how wonderful is it..., you see that..., the blue sky, it looks beatiful, I like that so much.” Adam mengarahkan pandangannya pada hamparan lautan dan langit biru, mencoba mengatakan sesuatu hal yang lain. .......badai telah hilang, dan hari yang indah telah datang....... ucap pemuda itu.
Ingrid diam mendengar. Dari jawaban Adam dia paham pemuda itu hanya mencoba mengalihkan pertanyaannya. Mungkin saja bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu. “It’s might be not a right to ask.” ....mungkin bukan waktu yang tepat untuk bertanya... Pikir Ingrid.
Adam juga begitu. Tak ingin dia membahas fenomena alam apa sebenarnya yang sedang terjadi. Karena semua orang pasti akan terus bertanya-tanya tentang hal itu. Dan..., tak seorang pun yang tahu apa jawabannya.