Misteri Masalembo : Crash Landing

Yaldi Mimora
Chapter #28

Part-28: Ditabok Bini Muda

   Ruangan kabin penumpang tampak berantakan, mirip kapal pecah. Suara hingar-bingar penumpang ketakutan membahana dalam ruang pesawat. Terdengar mulai dari bahagian depan hingga sampai ke ujung belakang pesawat.

    Niat Ingrid untuk memanggil Adam terlupakan sesaat. Terhimpit oleh situasi yang begitu menyeramkan.

    Di sela-sela suara penumpang yang ketakutan, Ingrid mendengar suara rintihan seorang ibu terhadap anaknya yang sekarat. Suara itu dia dengar dengan jelas. Namun Ingrid hanya bisa mendengar, tak mengerti dia apa arti keluhan itu. Yang jelas, dia bisa merasakan betapa paniknya penumpang itu.

    Untuk sesaat Ingrid hanya diam menatap di depan pintu kokpit pesawat. Penglihatannya tegang menyaksikan keadaan dalam ruang kabin penumpang kelas bisnis di barisan kursi paling depan tepat di hadapannya.

    Sepasang mata penumpang yang duduk di kursi barisan pertama pojok sebelah kiri dilihatnya masih terbelalak. Wajah penumpang itu menengadah ke atas. Bulatan hitam di bola matanya tersembunyi di kelopak mata, nyaris tak terlihat. Ingrid terperanjat melihat mengatupkan mulutnya.

    Bola mata Ingrid yang biru dengan cepat melejit ke sisi lain ruangan kelas bisnis itu. Penumpang yang duduk di kursi deretan nomor dua tak lagi terlihat, hanya pakaiannya saja yang tertinggal di atas kursi. Tanpa kecuali celana dalamnya yang juga ikut hilang. Mungkin saja tubuh dan celana dalam penumpang itu lenyap dalam waktu bersamaan. Ingrid pun semakin terperanjat.

    “Oh my god, dead bodies are really disappeared...?!” .......ya Tuhan... memang benar.., jasad-jasad penumpang semuanya pada menghilang....... Ujar Ingrid seketika, lalu dia menundukkan kepala.

    Teringat lagi oleh Ingrid apa yang diucapkan Devi, pramugari yang tadi masuk ke dalam ruang kokpit pesawat. Ingrid tadi hanya mendengar walau sulit baginya untuk percaya. Dan kini Ingrid memang benar-benar menyaksikannya semuanya, walaupun dia masih saja tak ingin percaya dengan apa yang dia lihat.

    Wanita itu kembali mengangkat kepalanya mencari-cari Adam. Tatapan matanya menyerobot lurus ke kabin bahagian belakang pesawat. Di sana dia menyaksikan beberapa orang penumpang yang panik berdiri di tengah-tengah gang kursi pesawat. Adam sendiri tidak terlihat di antara mereka.

    “Where is he..? I really need him...” ......di manakah gerangan dia berada......? aku butuh dia... Ingrid bergumam.

    Ingrid mempertajam penglihatannya, bola matanya kemudian berputar-putar mencari-cari di sekitar sana, namun Adam tak terlihat jua olehnya. Terpaksa juga Ingrid harus beranjak dari depan pintu kokpit pesawat.

    Selangkah demi selangkah kakinya menapak. Untuk bisa berjalan menuju ruangan kabin bahagian belakang, Ingrid harus berpegangan pada sandaran kursi-kursi menumpang yang berjejer di antara gang pesawat. Terpaksa juga dia sesekali harus berjinjit untuk mengurangi rasa sakit di kakinya.

    Langkah Ingrid akhirnya terhenti di dinding penyekat antara ruang kabin penumpang kelas bisnis dengan kelas ekonomi. Di sana Ingrid menyerah kalah. Sendi-sendi kakinya terasa remuk. Tak lagi dia sanggup untuk menggerakkannya, apalagi melangkah. Terpaksa dia harus bersandar di dinding penyekat ruangan itu. Berkali-kali Ingrid mendengus menahan sakit di kedua kakinya yang cidera.

     Sejenak Ingrid hanya bisa berdiam diri menyembunyikan rasa sakit. Dia kembali mengarahkan pandangannya ke kabin penumpang bahagian belakang. Devi, pramugari yang tadi masuk ke dalam ruang kokpit dilihatnya berdiri di ujung gang pesawat. Tiga orang penumpang terlihat berdebat sengit di samping pramugari itu. Namun Adam tak juga juga terlihat olehnya.

    Kembali Ingrid mendengus. Ingin bertanya tapi tak tahu pada siapa. Ingin melangkah lagi namun dia juga tak bisa. Dalam kebingungan, Ingrid mendengar suara seseorang bertanya kepadanya.

    “Helo bule cantik, lagi mencari siapa ya miss..?” Seorang penumpang menyuguhi kalimat itu pada Ingrid.

    Ingrid melihat siapa yang berkata. Seorang lelaki tua duduk di barisan ketiga ruang penumpang kelas ekonomi. Lelaki itu menatap genit pada Ingrid. Dia juga mengedipkan matanya seperti menggoda.

    “Alangkah cantiknya...!” Lelaki tua itu kagum geleng-geleng kepala.

    “Looking siapa miss...? looking for me ya...? katakan sajalah miss..., don’t worry..” Kembali lelaki tua itu bertanya. Separuh dengan bahasa Inggris separuh Indonesia. Lucu kedengarannya.

    “I’m looking for somebody in military uniform....” .......saya mencari seseorang yang berpakaian seragam militer...... Ingrid langsung menjawab. “Did you see him....?” ......apakah kamu melihatnya......? Sambung gadis itu lagi.

    Mulut lelaki tua itu terlihat monyong monyong tak mengerti kalimat apa yang dikatakan Ingrid. Kemudian dia bertanya lagi.

    “Looking for saya ya miss...?” Lelaki tua itu menunjuk-nunjuk dadanya. Tak lupa diikuti dengan kedipan mata.

    Ingrid menggelengkan kepala. “No...!” Jawab Ingrid singkat.

Lihat selengkapnya