Ruang kokpit mendadak terusik. Suara auman yang berasal dari dalam ruang kabin penumpang menembus celah-celah dinding kokpit. Kaget..., benar-benar kaget mendengarnya. Ingrid dan Devi serempak menoleh ke belakang, sesaat kemudian mereka saling berpandangan. Mereka tak tahu suara apakah itu sebenarnya. Tapi terdengar seperti suara seekor harimau mengaum.
Pintu kokpit pesawat tiba-tiba dibuka oleh seseorang. Adam ikut menoleh ke belakang. Ingrid dan Devi juga melihat ke arah pintu. Mereka melihat Ayu, salah seorang pramugari berdiri di sana.
“Ayu..., ada apa?” Devi bertanya membesarkan matanya. Ayu tak berkata sepatah kata pun. Hanya menampakkan wajahnya yang pucat.
“Ayu...! ada apa sebenarnya, wajahmu kok pucat begitu...?” Devi mengeraskan suaranya. Ayu masih tak mampu menjawab.
“Ayu ngapain..? jangan macam-macam dong..., memangnya ada ada setan..!” Devi membentaknya. Mulut Ayu bergerak-gerak sepertinya dia ingin menjawab. Tapi tak ada suara, sepertinya dia tak mampu bicara.
“Ayu...!” Devi membentaknya lagi.
Ayu hanya menunjuk ke arah ruang kabin penumpang. Kedua kaki Ayu melemah. Tubuhnya goyang. Kemudian. “braaaaaak...! buuuum..!” Tanpa aba-aba pramugari itu terjatuh tepat di depan pintu kokpit.
Semua kaget melihat. Devi langsung bangkit dari duduknya bergegas menuju pintu kokpit. Ayu kaku tak lagi bergerak. Devi berjongkok membangunkan rekannya. Namun apa yang terjadi kemudian begitu mengejutkan.
Ada sesuatu yang aneh dirasakan oleh Devi. Dia kembali berdiri mengarahkan pandangannya ke dalam ruang kabin penumpang. Kedua bola mata Devi tak berkedip mengamati sesuatu. Seketika itu juga dia terperanjat. Tubuh Devi menggigil ketakutan. Bibir pucat pasi seperti kehabisan darah. Devi menyaksikan makhluk menyeramkan muncul dalam ruang kabin penumpang.
Dalam waktu bersamaan Adam terperenyak dalam kekosongan pikiran. Matanya tak berkedip. Kesadarannya mendadak hilang sesaat. Batinnya terlepas menembus dimensi ruang dan waktu. Indera ke enam pemuda itu menyaksikan penampakan sosok makhluk yang bukan berasal dari alam nyata. Makhluk itu bukan berwujud seperti manusia seutuhnya. Sebahagian kepalanya mirip harimau, sangat menakutkan.
“Mas Adam, lihat makhluk apa itu...!” Devi berteriak.
Adam mendengar teriakan itu. Matanya kembali berkedip. Indera keenamnya yang berkelana menembus dimensi ruang dan waktu seketika itu juga kembali merayap masuk ke dalam raganya. Seketika itu juga Adam kembali terjaga.
“Devi jangan keluar, ada bahaya, cepat kembali masuk...!” Teriak Adam. Devi terperangah mendengarnya. Tanpa membantah, Devi kembali duduk mengencangkan sabuk pengaman.
“Ingrid, also stay here...! this airplane is in automede, so don’t touch anything...!” .......Ingrid, juga tetap duduk di sini.., pesawat berjalan secara otomatis, jadi jangan sentuh apapun....... Adam juga meminta Ingrid agar gadis itu tetap duduk di kursinya.
Bergegas Adam meninggalkan kursi pilot. Namun langkahnya terhenti. Dia berdiri di balik pintu kokpit mengamati keadaan dalam ruang kabin penumpang. Cukup lama dia berdiri di balik pintu itu.
Suara auman, mirip suara harimau lapar mengaum kembali terdengar dari dalam ruangan penumpang. Adam terlihat seperti bersiap-siap. Dia mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Sepertinya akan ada pergulatan hebat dalam pesawat.
Devi menunggu-nunggu cemas apa yang akan terjadi. Gadis itu menatap tajam-tajam pada Adam. Jelas sekali ketegangan terpancar dari wajahnya yang ayu. Adam memberi isyarat agar pramugari itu tetap diam, Namun Devi tak menghiraukannya.
“Apa mas?” Devi malah bertanya.
“Sssst…, diam….!” Adam memperingatkan Devi agar tetap diam.
*****
Mengerikan...!