Walaupun tak pernah dia lakukan sebelumnya, namun kinilah saatnya bagi Adam untuk menggunakan kelebihan yang ada. Kedua tangan Adam mampu mengeluarkan panas hingga ratusan derajat celcius. Keanehan itu muncul setelah tubuh pemuda itu hangus terbakar dalam kecelakaan pesawat Hercules Lockheed C-130 yang dia piloti enam bulan yang lalu di perairan segi tiga Masalembo.
Emosi tak terbendung dan mulai tersengat. Kedua tangan Adam mengepal dengan erat. Pemuda itu memusatkan pikirannya untuk mengumpulkan kekuatan. Darah merah tiba-tiba memanas dan menggelegar.
Kejutan induksi elektromagnetik listrik dan kekuatan gaib menyatu dalam tubuh Adam. Tubuh pemuda itu panas membara seolah-olah terbakar. Begitu panasnya, hingga mampu meremukkan benda apa saja yang dia pegang.
Warna kulit berubah merah. Seperti merahnya kulit Perwira muda itu di saat tubuhnya ditebas sambaran petir dalam pesawat Hercules Lockheed C-130 enam bulan yang lalu. Asap mengepul dari kedua telapak tangannya seperti terbakar. Kesepuluh jarinya menyemburkan cahaya seperti sambaran kilat.
Adam bangkit. Penumpang terperanjat melihat.
“Ya Tuhan.. lihat...!” Seluruh yang ada dalam ruangan pesawat berteriak. Puluhan pasang mata terpelotot melihat ke arah Adam.
Tak seorang pun yang menduga, tubuh pemuda yang berhasil mengambil alih kemudi pesawat itu mendadak terbakar dan berubah merah, menjadi sosok yang menyeramkan. Namun... dia tidak menakutkan. Penumpang yang berada di sekitar Adam berpindah tempat untuk menghindar. Tak ingin mereka jadi korban sasaran.
Adam mengamuk. Gerakan kedua tangannya begitu lincah. Api berkobar. Tersembur dari ujung-ujung jarinya. Seperti cahaya halilintar menyilaukan mata yang menyambar puncak gedung pencakar langit.
Sigap...., Adam langsung menyerang makhluk-makhluk iblis berkuku panjang yang mengerubunginya.
Ruangan pesawat kini disuguhi adegan pergulatan yang menegangkan. Makhluk-makhluk iblis meraung-raung kepanasan tersembur cahaya panas dari jari-jari Adam. Mereka berputar dengan tubuh terbakar. Lalu jatuh tertelentang di gang pesawat. Makhluk-makhluk itu gosong berwarna hitam seperti arang. Sebahagian dari mereka masih ada yang mampu bertahan, lalu kembali berdiri dan menyerang.
Tiga sosok makhluk iblis berkuku panjang yang masih bertahan mengamuk. Mereka kembali menyerang Adam secara bertubi-tubi. Adam dikerubungi. Pergulatan sengit terjadi. Satu lawan banyak.
Tangan kanan Adam menyentak dengan cepat ke depan. Telak menghantam bahagian dada salah satu dari mereka. Seketika itu juga dada makhluk itu hangus dan pecah. Yang lainnya roboh dengan kepala remuk terbelah.
Sesosok makhluk iblis menyerah kalah. Makhluk itu berbalik arah menjauhi Adam, kemudian dia menyerbu penumpang lainnya yang ada di ruangan kabin pesawat bahagian belakan. Nyawa beberapa orang penumpang pun kini kembali terancam.
Makhluk itu mulai mendekat. Penumpang yang melihatnya langsung menjauh. Ada yang meloncat dari kursi ke kursi berpindah tempat. Namun sayang, seorang mahasiswi yang duduk dua baris di belakan jendela darurat tak siap. Mahasiswi itu langsung diserang. Tak sempat lagi dia beranjak dan mengelak.
“Astaghfirullah...!” Teriaknya terperanjat.
Sebuah cakaran mendarat di kepala. Mahasiswi itu menjauhkan wajahnya untuk mengelak. Namun dia tak bisa beranjak. Cakaran berikutnya mengenai leher dan dada. Tak berdaya, mahasiswi itu hanya mampu menjerit dan meronta-ronta.
Penumpang yang melihat aksi heroik yang dilakukan oleh Adam tadi kini mulai bernyali. Keberanian mereka terpicu setelah mereka mengetahui sebahagian besar makhluk-makhluk iblis itu sudah terkapar di lantai pesawat.
Seorang lelaki tak jauh dari sana langsung melompat dari arah belakang. Seluruh tenaga dia kerahkan. Lelaki itu menghujamkan sebuah pukulan dan mendorong makhluk itu agar menjauh.
Terjadi serangan balik. Makhluk-makhluk iblis itu berputar arah. Lelaki yang menolong itu kini yang diserang.
Cukup berani. Lelaki itu malah tak gentar menghadapi serangan. Sebuah tas yang tergeletak di salah satu kursi penumpang disambarnya. Tas yang ternyata berisi beberapa buah buku itu dijadikannya sebagai alat pelindung dari cakaran.
Pertarungan maut satu lawan satu terjadi.
Kedua tangan makhluk itu dia tangkap. Dengan sekuat tenaga didorongnya hingga jatuh tertelentang. Tangan lelaki itu ikut tertarik oleh makhluk itu. Keseimbangan tak terjaga. Dia juga ikut jatuh tertelungkup di lantai pesat. Tepat di atas makhluk itu..
Pergulatan sengit kini terjadi di gang pesawat yang sempit. Tak banyak celah untuk mengelak di sana. Kiri kanan adalah jejeran kursi penumpang. Tenaga yang ada di kedua tagan terkuras habis saat berjibaku di lantai pesawat yang sempit.
Ke mana harus menghindar....? Sama sekali tak ada tempat. Kecuali hanya celah-celah di bawah kursi. Itu pun tak bisa dilalui.