Misteri Masalembo : Crash Landing

Yaldi Mimora
Chapter #40

Part-40: Tubuh-Tubuh Yang Terhempas

   Kini...., ketakutan menguasai segalanya, penumpang tak tahu lagi harus berbuat apa, untuk menjerit saja mereka sudah tak lagi bisa. Semuanya pasrah, masing-masing orang berpegangan erat pada tangan-tangan kursi pesawat agar tidak terloncat, kepala terasa cenat-cenut serasa ingin muncrat.

    Bukan hanya penumpang, kokpit pesawat Airbua A320 itu juga ikut tersentak kaget. Adam, seorang Perwira muda usia 27 tahun yang berhasil mengambil alih kemudi pesawat setelah kedua pilot tewas tersambar petir itu juga terhuyung ke depan. Ingrid Rose, gadis cantik asal Austria yang ikut menemani Adam dalam ruangan kokpit pesawat itu tak kalah kagetnya, sama sekali dia tak menduga bahwa pesawat itu akan kembali terhempas.

    “Adam what hell is that...? I feel this plane is slowing down.” .........Adam, ada apa sebenarnya, saya merasakan pesawat melambat....... Suara Ingrid terdengar bergetar menanyakan sesuatu pada Adam. Dia merasakan sentakan yang cukup keras di kursi ko-pilot, dan pesawat itu juga terasa melambat.

    Belum sempat lagi Adam menjawab, lampu ‘speed allert incicator’ atau display indikator kecepatan pesawat tiba-tiba menyala. Lampu itu mengindikasikan terjadinya suatu perubahan pada kecepatan pesawat. 

    “Air speed......? I wonderred..” .........kecepatan pesawat.....? kok aneh....... Ucap Adam. Kedua bola mata Perwira muda itu menyipit mengetahui angka-angka yang tertera pada indikator kecepatan pesawat berkurang secara teratur.

    Salah satu dari dua mesin pendorong ‘turbo-fan’ yang terletak di kedua sisi sayap pesawat tiba-tiba berhenti bekerja tanpa tahu sebab. Padahal level ‘fuel indicator’ atau indikator bahan bakar pesawat masih menunjukkan kapasitas lebih dari 30 persen. Pesawat itu sebenarnya masih mampu terbang paling tidak dalam satu jam lagi.

    “Yes.., the speed is drop.” ..........ya benar.., kecepatan pesawat memang melambat......... Kata Adam lagi. Suaranya terdengar datar, sebisa mungkin dia tidak menampakkan kepanikannya pada Ingrid.

    “Why...? what is wrong.” .......ada apa sebenarnya..? kenapa hal itu bisa terjadi.....? Ingrid tak bisa menyembunyikan kepanikannya.

    “One of our engine is down.!” ........salah satu dari mesin pesawat mati mendadak...... Adam berterus terang, salah satu dari mesin pesawat itu kini tak lagi bekerja, terangnya.

    Tersentak telinga Ingrid mendengarnya. “So..., there is no engine now..?” ........kalau begitu satu mesin tak ada lagi........? Tunjuk gadis itu ke arah sayap pesawat.

    “Yes, but we lost only one.” ........ya benar, tapi kita hanya kehilangan satu...... Adam mengangkat jari telunjuknya.   .      

    Kekagetan kembali terjadi.

    Mengerikan...!

    Kedua mesin pendorong pesawat kini mati mendadak.

    Kokpit pesawat kembali menyentak keras, ruangan kabin penumpang terlonjak. Ingrid langsung bungkam. Pesawat terhuyung ke bawah dengan cepat, beberapa saat kemudian pesawat itu terhempas, kali ini sangat keras terasa.

    “Now both engine is down...!” .........dan sekarang kedua mesin pesawat mati...... Adam berteriak.

    “Oh god..., we are goind to die.” ........ya Tuhan, kita semua akan mati....... Ingrid menutup wajah membayangkan detik detik menuju kematian.

    “Not yet....!” .........belum lagi........ Adam kembali berteriak. 

    Benar-benar malang. Detik-detik menuju badai misterius yang merupakan lorong waktu itu, kedua mesin pendorong pesawat menyerah kalah tanpa tahu sebab. Turbo-fan pesawat tak lagi berputar, mati total, pesawat seketika itu juga kehilangan daya dorong dari kedua sisi sayapnya. Jika pesawat itu keburu terjerembab sebelum berhasil menerobos pusat badai, maka sia-sialah semuanya. Semua penumpang yang masih selamat akan terkubur di dalam kancah perang dunia ke dua untuk selama-lamanya.

Lihat selengkapnya