Misteri Masalembo : Crash Landing

Yaldi Mimora
Chapter #41

Part-41: The Death Behind The Storm

  Pesawat Aibus A320 itu masih terus tersedot seperti tersedotnya kutu-kutu busuk dalam sebuah selang vacuum cleaner. Tentu saja teler kutu-kutu busuk itu dibuatnya, seperti itulah diibaratkan telernya sisa-sisa penumpang yang masih bernyawa. Bukan satu atau dua detik lamanya, tapi bermenit-menit pesawat Airbus A320 itu tersedot. Melejit kencang dalam pusaran kabut asap hitam, melayang pada kecepatan 1.300 kilometer per jam, atau setara dengan kecepatan suara.

    Detik-detik menuju pesawat tersembur dari badai hitam, kembali terjadi ledakan dahsyat di angkasa.

    “.... duaaaaaar....! buuuuuuuum....!” Pesawat Airbus A320 itu muncrat, tersembur setelah suara ledakan, keluar dari pusaran kabut asap. Badan pesawat nyaris pecah, seluruh penumpang kini terbebas dari jeratan masa lalu yang sangat itam. Bagai penerjun putus parasutnya, tubuh-tubuh penumpang terjerembab, napas terasa sesak, tak seorang pun yang sanggup berteriak.

*****

     (Tanggal 1 Januari – pukul 05:17 pagi hari)   

    Beberapa menit setelah fajar, pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan XZ 1949 itu tersembur dari badai hitam. Pesawat itu mendadak muncul di dunia nyata pada ketinggian 50.000 kaki atau setara dengan 15.240 meter di atas permukaan laut. Jauh melampaui batas maksimal ketinggian yang diizinkan untuk sejenis pesawat Airbus A320. Pesawat terjerembab tepat pada titik awal di mana pesawat itu lenyap hampir 2 jam yang lalu.       

    Jeritan penumpang masih tak terdengar. Udara pada ketinggian tersebut begitu tipis. Tak seorang pun yang mampu bangkit dari alam bawah sadarnya. Adam sendiri yang mempunyai kekuatan supranatural itu hampir saja kehilangan kesadarannya. Namun dia berusaha harus tetap terjaga, kalau tidak, usahanya yang tinggal selangkah lagi akan menjadi sia-sia. 

    Terhempas di bawah ketinggian 11.000 kaki di atas permukaan laut, pengaruh medan listrik mendadak hilang, lampu-lampu dalam pesawat tiba-tiba menyala. Indikator kecepatan pesawat bekerja, altimeter juga muncul menunjukkan angka-angka. Sistem komunikasi dan navigasi pesawat ikut-ikutan menyala.

    Menakjubkan, sistem hidrolik mendadak bekerja, mesin ‘turbo-fan’ pesawat seakan-akan ikut terjaga. Tanpa diutak-atik, kedua mesin yang terletak di sisi kedua sayap itu secara ‘auto-run’ berputar dan bersuara.          

*****

   Waktu kembali terloncat, berbalik 180 derajat, terang seketika berubah kelam, di saat itulah pesawat Airbus Airbus dengan nomor penerbangan XZ 1949 itu kembali muncul di atas lautan dalam kehidupan yang nyata.

    Asap hitam yang tadi bergumpal-gumpal dalam ruangan pesawat berangsur pudar. Gas-gas berbahaya pun mulai buyar. Induksi listrik dan makhluk-makhluk halus yang tadi menyusup dalam pikiran penumpang kini bubar. Sembilan belas orang jasad penumpang yang tewas dalam pesawat secara misterius mendadak hilang. Penumpang mendadak terjaga, terlepas dari mimpi-mimpinya yang panjang. 

     Kebingungan, lalu kucek-kucek mata, juga keheranan garuk-garuk kepala, keduanya bercampur aduk dalam benak masing-masing orang. Itulah kini yang dirasakan oleh seluruh penumpang seketika mereka terjaga. Mereka kembali mengingat-ingat gerangan apakah sebenarnya yang telah terjadi sebelumnya.

    Mata kemudian terbelalak, dikucek-kucek lagi seakan tak percaya, hingga merah mata itu warnanya. Penglihatan kabur berangsur-angsur terang. Lalu...., semua melongokkan kepala ke arah jendela. Dan...., mendadak gempar mata terpana heran, tak percaya menyaksikan semua kejadian yang baru saja terlewatkan. .

Lihat selengkapnya