Waktu terus berjalan. Jarum jam berputar hingga dua kali keliling lingkaran. Malam pun sudah lama terlewatkan. Siang kini kembali datang. Langit biru terbentang luas tanpa awan. Matahari kembali bersinar terang. Panas yang terasa begitu garang. Ingrid setelah sehari semalam terkatung-katung di tengah-tengah lautan kini kembali siuman.
Hawa panas dia rasakan menimpa seluruh anggota badannya. Mata terasa perih bagai terkena noda. Ingrid perlahan terjaga. Cahaya kuning kemerah-merahan dia rasakan menempel di balik kedua kelopak mata. Gadis itu kemudian mencoba membuka kedua matanya, namun apa daya dia tak bisa.
Untuk sejenak, gadis itu berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang ada. Beberapa saat kemudian, dia coba menggerakkan kedua tangannya, namun juga masih tak bisa. Seluruh tubuh terasa kaku bagai mati rasa. Jangankan mengangkat tangan, untuk menggerakkan kelopak matanya saja dia masih tak berdaya. Ingrid akhirnya menyerah kalah kembali tak ingat apa-apa.
Ada sesuatu yang mengganggu pendengaran gadis itu kemudian hingga membuat dirinya kembali terjaga. Ingrid merasakan ada suara gemuruh yang menyentuh gendang telinganya. Suara gemuruh itu benar-benar nyata didengarnya. Dia hanya bisa mendengar, namun dia tak tahu pasti suara apakah itu sebenarnya.
Semakin lama, suara gemuruh yang yang terdengar semakin kencang terasa. Kemudian diikuti dengan hembusan angin yang menerpa seluruh anggota badannya. Hembusan itu juga semakin lama semakin kencang dirasakannya. Perlahan, dicobanya lagi untuk membuka kedua kelopak matanya, namun masih berat terasa, seperti ada sesuatu yang menghimpitnya. Hanya sesaat gadis itu mampu membukanya. Kemudian kedua matanya kembali terpejam tak berdaya.
Dalam ketidakberdayaannya, gadis itu masih mencoba untuk kembali bangkit. Semakin lama keingintahuannya juga semakin menguat. Untuk yang ke sekian kalinya, Ingrid kembali membuka kedua kelopak mata. Kali ini dia bisa, pelan tapi pasti, kelopak mata gadis itu semakin terbuka. Untuk beberapa saat dia masih bisa melihat alam nyata. Namun sayang...., sinar matahari yang berada tepat di atas kepala begitu menyilaukan mata. Perih dia rasakan begitu menyiksa, penglihatannya pun tak bisa bertahan lama.
“Where I am....?” ......di manakah aku...... Pikir Ingrid. Pertanyaan itu semakin memunculkan kekuatan dalam dirinya
Untuk yang ke sekian kalinya Ingrid mencoba melihat. Kali ini dia paksakan menahan kedua kelopak matanya agar tetap terbuka, lama kelamaan terlihat semakin jelas. Dia memandang ke sana kemari, tak satu pun yang terlihat olehnya, selain warna biru membentang luas seperti tak berujung.
“Surrounded by the sea...? how come...?” .........aku sekarang sedang berada di tengah-tengah lautan....? bagaimana ini bisa terjadi......?” Gumam gadis itu bertanya-tanya.
Ingatan Ingrid langsung membayangkan kecelakaan pesawat yang baru saja dia alami. Pesawat itu hancur, dia ingat itu. Dia sendiri tenggelam hingga ke dasar lautan, dia juga masih ingat dengan kejadian itu. Begitu mengerikannya peristiwa itu hingga sulit baginya jika dia harus kembali membayangkannya.
Kini...., Ingrid menyadari di mana keberadaan dirinya yang sebenarnya. Terapung-apung di tengah-tengah lautan yang luas dengan sebuah pelampung. Tak seorang pun yang menemaninya, juga tak terlihat siapa-siapa di sana.
Gadis itu kemudian berusaha mencari-cari asal suara gemuruh yang tadi dia dengar. Wajahnya kemudian menengadah ke atas. Di sela-sela silau cahaya matahari siang, Ingrid menyaksikan kehadiran baling-baling raksasa berputar-putar di angkasa. Dari sanalah ternyata asal bunyi gemuruh yang didengar oleh Ingrid tadi. Baling-baling raksasa itu perlahan turun mendekat ke arahnya. Semakin lama semakin jelas terlihat oleh Ingrid
“What is that, a chopper...., rescue team...?” ......benda apakah itu, sebuah helikopter...., regu penyelamat.......?
Gadis itu kini sepenuhnya terjaga. Semangat yang tadi menghilang kini kembali tiba. Ingrid seketika itu juga bangkit dari ketidakberdayaannya. Dia paham, benda itu adalah sebuah Helikopter tim penyelamat yang berhasil menemukan dirinya. Ingrid kemudian melambai-lambaikan tangannya dengan senyuman lega.
“Thanks god... thanks Adam.., thanks for everything... you had keep your promise to save me.., you are my hero..” .......terima kasih Tuhan, terima kasih Adam..., terima kasih atas segalanya..., kamu telah menepati janjimu untuk menyelamatkan aku.., kamu adalah pahlawanku.......