Adam, temen Rio satu kampung. Ia pernah bercerita kalau ia bisa merogo sukmo. Ilmu yang diwarisi dari kakeknya. Adam mampu keluar dari raganya masuk ke alam gaib. Dulu waktu kecil ia pernah menggunakan ilmu itu sampai ia bertemu dengan seorang kakek dan menasehatinya.
“Jangan main jauh-jauh, Dam. Nanti kamu tersesat.” Kata laki-laki tua itu menasehati. Adam yang waktu itu masih kecil akan tidak terkendali kalau menggunakan ilmu ngerogo sukmo terlalu dini.
Kata-kata itu masih terngiang di telinga Adam, setelah sepuluh tahun ia kehilangan sang kakek. Kakek meninggal begitu cepat dan tidak meninggalkan pesan apa-apa. Konon sang kakek memiliki ilmu yang diturunkan kepadanya. Ilmu yang tidak semua orang memilikinya. Merogo Sukmo, yang artinya keluar dari tubuh. Adam melakukan rogo sukmo saat ia berusia sepuluh tahun. Arwah Adam keluar dari jasatnya dan bermain-main dengan mahluk tak kasat mata. Mahluk-mahluk itu membawanya ke sebuah tempat yang sangat indah. Banyak buah-buah yang ranum dan tempat bermain.
Rio tertegun mendengar ceritanya gaibnya. Dunia ini memiliki beberapa dimensi alam. Ada alam para jin dan alam lainya.
Adam memiliki sahabat kecil bernama Robert, anak Belanda yang tewas karena ditembak di bagian kepala. Sedangkan gadis kecil berambut pirang bernama Laura. Mereka kakak beradik yang tewas mengenaskan pada tahun 1940. Hingga menjelang tengah malam, arwah Adam tidak kembali dan hal itu membuat bapak dan ibunya cemas. Adam tertidur dari pukul 12 siang dan belum terbangun hingga pukul 1 malam.
“Bagaimana ini, Pak? Adam belum bangun juga.” Kata Sariani, perempuan berusia empat puluh lima tahun. Ia tampak khawatir dan terlihat cemas. Sesekali ia meletakan telapak tangannya ke kening Adam.
“Adam memang masih tidur, Bu. Ibu jangan khawatir.” Ujar Maryoto, sang suami.
“Perasaan ibu tidak tenang. Adam pasti kenapa-napa, Pak. Tidak mungkin seorang anak tidur 12 jam. Kita harus memanggil pak ustad, Pak.”
“Mau panggil di mana tengah malam begini, Bu?”
“Pokoknya kita harus cari orang pintar.” Sariani terlihat sedih dan menangis. Ini memang tidak seperti biasanya. Adam kalau tidur selalu terbangun untuk makan. Kenapa kali ini Adam tidur sampai dua belas jam.
Akhirnya Maryoto pergi mencari orang pintar dalam ilmu gaib. Selang beberapa menit Maryoto datang bersama seorang laki-laki baya mengenakan surban. Kemudian mereka langsung masuk ke kamar dan melihat tubuh Adam yang lemas di tempat tidur.
“Tolong anak saya, Pak.” Pinta ibu, seraya memberondong laki-laki berambut sedikit beruban.
Laki-laki berjanggut yang biasa dipanggil Kyai itu manggut-manggut sambil mengelus janggutnya. Kemudian ia menghampiri tempat tidur dan mengelus rambut Adam. Laki-laki itu memejamkan matanya sambil membaca beberapa ayat.
“Anak kalian lagi bermain-main bersama temannya.” Katanya kemudian. Kata-kata itu membuat Sariani bingung. Sariani mengerutkan kening dan bergumam.
“Bermain-main?” gumamnya.
“Ya. Anak itu telah merogo sukmo.” Kata sang Kyai dengan suara berat.
“Ngerogo sukmo?” Maryoto terlihat bingung. “Maksudnya?”
“Arwah anak itu keluar dari jasad dan bermain-main di alam gaib.”
“Alam gaib?” Sariani dan Maryoto bersama terkejut.
“Ya.”