(Vino dan Indah menaiki tangga)
Mereka menaiki tangga yang berada di samping lemari kaca, dengan suasana yang gelap dan tidak sedikitpun cahaya yang masuk ke dalam ruangan tersebut.
Matanya meraba-raba setiap sudut untuk menemukan Saklar stop one untuk menyalahkan lampu, agar pandangan terlihat jelas, jemarinya tidak bisa meraba menemukan dan tak tau posisinya berada dimana.
Lalu tiba-tiba ruangan yang begitu gelap, menyalah tanpa ada yang menyalahkan dan mereka berdua melihat Tiara yang sedang bermain dengan boneka beruang.
(Mereka berdua mendekati Tiara dan duduk di hadapan anaknya itu)
"Kamu ngapain disini, papah sama mama nyariin kamu kemana-mana", ucap Indah dengan wajah gelisah.
(Tiara hanya menunduk dan memainkan boneka)
"Ya sayang, lagian kamu berani banget naik tangga, udah gelap lagi", tanya Vino dengan cemas.
"Tiara Pengen main di atas, soalnya dia maunya di atas", jawab Tiara sambil menoleh ke arah kiri.
"Iya, Papah tau, dia mau mainya di atas, tapi besok-besok mainya di bawah aja", ucap Vino lalu mengelus boneka yang anaknya mainkan.
"Yaudah kita turun yu", sahut Indah sambil mengajak.
"Tapi dia enggak mau ikut", ucap Tiara sambil menoleh ke arah kiri.
"Kata siapa dia enggak mau ikut, kita ajak dia ke bawah dan akan menemani kamu selalu", ucap Indah lalu mengangkat Tiara.
Mereka turun dari lantai atas, Indah sambil mengangkat Tiara yang memegang boneka beruang dan dengan kasat mata, roh Suci mengandeng tanganya Vino.
Esoknya sekitar jam 06 pagi, di halaman rumahnya Ia bersalaman dengan Suaminya yang mau berangkat kerja sambil mengantar Tiara ke sekolah barunya.
"Hati-hati di jalan ya sayang", ucap Indah matanya berbinar-binar.
"Ya, sayang makasih doanya, hari ini kamu masak pertama di rumah baru kita", ucap Vino memegang tanggan Istrinya itu.
"Akan aku buatkan makanan ke sukaan kamu", sahut Indah.
"Oh ya, kalau kamu enggak tau nanti Pak Udin yang nganter kamu belanja di daerah sini", ucap Suaminya itu.
"Ia pah, tenang aja", jawab Indah..(Lalu mereka bersalaman)
"Dadah mamah", ucap Tiara sambil melambaikan tangganya.
(Lalu mobil itu meninggalkan rumah Peninggalan Arsitektur belanda)
Pak Udin lalu lalu mengeser pagar rumah tersebut untuk mengunci, namun Istri majikanya menghampiri dua langkah mendekatinya, lalu seraya berkata.