Disaat Indah yang di buat tak percaya dengan kejadian yang ia alaminya, di Pintu utama di mana tepat di hadapanya, terdengar suara ketukan pintu.
Ia berdiri untuk mendekat ke arah pintu, perlahan-lahan ia berjalan dengan bergeser melihat siapa yang ada di luar sana.
Matanya yang tak sedikitpun mengedip melihat ke arah depan dengan sangat tajam, namun satu langkah di depan pintu ia mengintip di handle pintu lubang yang sangat kecil, Penglihatanya sangat samar dan bisa di bilang tak jelas, lalu di dekatkan kelopak mata ini hingga menempel ke besi handel pintu.
Tidak ada seseorang yang berdiri, apa mungkin roh jahat noni belanda itu yang meneror kembali.
Ku membalik badan sambil bersender di pintu kayu yang berukuran tinggi, nafas yang ku hirup tidak teratur.
GEPRAK!
Suara tanggan yang mendorong dengan kencang yang membuat jantung dan hatiku berdebar, tidak beberapa lama ada suara anak kecil yang mentertawakan ku seperti menahan dengan telapak tangganya.
"Indah!" sahut Vino.
Suara itu, aku mengenalnya di lanjutin kembali suara anak kecil yang mentertawakan, dia adalah Vino dan anaku Tiara.
Lalu ku coba untuk membuka pintu itu dengan handlenya, walau ku tahu tak akan bisa, karna pintu ini benar-benar terkunci dan aku tak memegangnya.
Tidak sempat ku pegang handel tersebut dengan kedua tangganku yang sudah ku bersiap-siap dengan tenaga, dari arah luar terbuka mengarah ke hadapanku.
Ku lihat ternyata, Vino yang mendorong pintu tersebut dengan tangganya sendiri tanpa kunci, tapi bicara dalam hati, kenapa dari tadi ku kuatkan dengan seluruh tenagaku, pintu itu tidak terbuka.
Kenapa sekarang dengan mudahnya ia hanya mendorong, pintu itu bisa di buka.
Apakah yang sebenarnya terjadi padaku, apakah aku gila, atau sedang di buat gila.
"Kamu dari tadi, aku teriak kenapa enggak segera di buka", sahut Vino mengamati Istrinya itu.
"Aku dari tadi menghampiri, tapi pintunya terkunci", jawab Indah sambil membela diri.
"Alah alasan kelasik, pintu ini hanya tertutup tidak terkunci", jawab Vino lalu melihat kembali handle pintu tersebut.
"Aku beneran sayang", sahut indah dengan wajah tak percaya.
Vino lalu pandanganya mengarah ke Tiara yang sedang berdiri, tepat di sampingnya.
"Sayangku Tiara, kamu lihat enggak pintunya terkunci?" tanya Tiara.
"Di dorong pah", jawab Tiara wajahnya memandang ayah dan ibunya.
"Kamu terlalu halu", jawab Vino.