Hati ini berdebar tak karuan sepanjang perjalanan menuju puskesmas. Kuhitung jumlah kendaraan saat berpapasan di jalan. Pikiran kacau. Huft... menghembuskan napas dengan kasar sedikit menghilangkan kegugupan. Padahal desiran angin pagi tidak dapat melenyapkan kecemasan. Hari ini pertama masuk kerja di Puskesmas Enggal Waras sebagai tenaga kontrak. Saat masuk sudah disambut seorang ibu kurus setinggi 150 cm memakai seragam keki.
"Mau apa mbak? Kalo mau daftar ambil antrian dulu." sedikit ketus. Celana jins hitam, atasan batik dengan memakai sepatu kets yang kupakai tidak menyiratkan seorang karyawan kontrak baru.
"Saya karyawan baru, Bu. Mau bertemu dengan kepala puskesmas. Ruangannya di mana, bu?" tanyaku sebisa mungkin sopan.
"Oh, mana SK-nya? Pak kapus datangnya agak siang." langsung menyerobot kertas yang baru saja kukeluarkan dari tas. Dia membaca secara teliti kemudian mengajak masuk ke ruangan entah dimana. Baru kutau ruangan ini milik kepala TU dan bendahara. Ibu tadi keluar membawa SK tanpa meminta persetujuanku.
"Kamu ingat ibu tadi yang antar kamu kesini?" Bu Maryam memulai pembicaraan setelah memperkenalkan diri. "Bukannya saya mau gosip, cuma minta kamu hati-hati. Kamu kalo kemana-mana jangan lupa bawa barang berharga. Jangan ditinggal sebentar walopun di meja kerjamu sendiri."
Aku cuma mangut-mangut dan membatin. 'Apa benar dia seperti itu?'
Aku berusaha meyakinkan apa yang diucapkannya tidak benar, "Memang kenapa bu?"
"Nanti kamu pasti tau banyak dari cerita temen yang lain. Kamu tenaga BOK baru ya ?" Bu Maryam mengalihkan pembicaraan.
"Iya bu. Mohon bimbingannya. Saya baru pertama kali kerja sejak lulus. Belum ada pengalaman sama sekali." jawabku jujur.
"Tanya saja sama Pak Joko, dia yang lebih banyak tau tentang kegiatan berhubungan BOK." sekilas melirik teman sebelahnya. Beliau masih sibuk ngetik di laptop. Badan sedikit gendut, kepala agak botak. Kulirik sekilas Bu maryam tampak sama, sama botaknya.
"Namamu siapa tadi?" Joko menyahut.
"Maya, Pak. Kalo promkes kegiatannya seperti apa pak di sini?" kupikir tidak ada salahnya aku harus tau banyak sekarang.
"Panggil mas aja gak pa-pa, May. Kita santai aja. Di sini jangan terlalu kaku yang penting ingat adab aja. Nanti Aku jelasin dikit-dikit karena yang tau pasti itu senior kamu."
"Bu Maya?"
"Iya pak. Jenengan pak dokter?" sedikit gugup bertanya, semoga kalimatku tidak salah.
"Bukan. Saya Katu di sini. Pak Kapus tidak rawuh hari ini. Mbak bisa pulang atau mau kenalan dulu sama karyawan? Saya panggil mbak ndak pa-pa kan? Kelihatan masih muda." Beliau terlihat berwibawa tapi santai sampai aku terpesona. Haduh. ingat May dia udah beristri.
"Maaf pak, sebenarnya saya mau ijin hari ini sampai besok karna wisuda. Sejujurnya saya baru lulus. Mohon bimbingannya." entah ini keberuntunganku atau apa. Dinas kesehatan membuka lowongan kerja sebagai petugas promosi kesehatan yang penempatannya di setiap puskesmas. Dari sekian yang mendaftar dan lolos seleksi hanya aku di Kabupaten Grobogan lulusan jurusan promosi kesehatan.
Kepala TU menjelaskan aturan memakai seragam dan orientasi selama bekerja. Walaupun aku nantinya bekerja lebih banyak bertemu dengan masyarakat, aku juga harus tau cara memberikan pelayanan di ruang pelayanan. Sewaktu-waktu ada yang ijin aku bisa menggantikan posisinya. Tentunya bukan memberikan resep, tapi melayani di pendaftaran, atau administrasi lainnya. Segera aku pamit pulang, depan ruang tunggu sudah ada yang marah-marah. Seorang bapak tinggi perkiraan 170 cm dan berperawakan besar memakai kaos hitam dan seorang ibu kurus memakai kerudung dengan menggendong balita diperkirakan usia 1-2 tahun.