Ingatan saya kurang baik, tapi kira-kira dua tahun lalu saya melihat sebuah poster film yang di-tweet oleh seorang penulis yang juga teman saya. Gambarnya menarik: seorang laki-laki dan perempuan tidur meringkuk membentuk sebuah pola seakan melingkar bagai simbol yin dan yang. Judul film itu Another Trip to the Moon. Saya melihat nama sutradaranya: Ismail Basbeth.
Di kesempatan lain, saya menonton film Indonesia di bioskop, judulnya Mencari Hilal. Saya menyukai film itu karena bercerita tentang hubungan ayah dan anak laki-laki. Saya tidak bisa tidak tersentuh jika menyaksikan cerita yang demikian. Belakangan saya baru mencari siapa yang menyutradarai film tersebut. Saya menemukan nama yang sama: Ismail Basbeth.
Dua hal itu yang menjadi “persentuhan kreatif” antara saya dan (karya) Ismail Basbeth. Hingga suatu hari pada awal tahun 2017, Putri Nurnitasari, editor Bentang Pustaka, mengontak saya dan mengajak membuat sesuatu bersama Bosan Berisik Lab, rumah produksi yang merilis karya-karya visual Ismail Basbeth. Bahkan, sebelum tahu apa yang akan kami buat atau apa yang Putri tawarkan, sesungguhnya saya sudah bersedia.
***
Sebelum mulai menulis, kami akhirnya bertemu muka. Saya dan Ismail Basbeth. Kami mengobrol nyaris empat jam tanpa henti, hanya diselingi makan malam dan itu juga masih sembari bicara. Kami bersepakat film akan menjadi film dan novel akan menjadi novel. Keduanya adalah karya kami masing-masing. Sendiri sendiri. Meski demikian, saya tetap berpijak pada gagasan utama filmnya dan mencoba sebaik mungkin mempertahankan vibes yang muncul di adegan-adegannya.
Butuh sekitar enam bulan untuk saya menyelesaikan draf pertama novel ini. Awalnya, Putri Nurnitasari sebagai perwakilan redaksi Bentang Pustaka menawarkan tenggat waktu bulan Agustus. Segera saja saya minta kelonggaran. Menonton sedikit saja film Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran, saya sudah langsung tahu bahwa ini bukan sesuatu yang bisa dikerjakan dengan terburu-buru. Saya butuh waktu—yang cukup.
Menulis novel dari materi yang sudah jadi, dalam hal ini film panjang, memiliki tantangannya sendiri. Saya sudah pernah mengalihwahanakan lagu ke puisi dan puisi ke cerita pendek (sekali waktu pernah coba-coba bikin skenario film pendek dari cerita pendek saya sendiri, tapi belum diproduksi). Tapi, mengadaptasi film ke bentuk novel? Meski tidak memulainya dengan pengetahuan yang sama sekali blank, saya tidak bisa bilang penulisan Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran adalah proses yang mudah.